Mengenal Berbagai Macam dan Jenis Sapi Perah dan Ciri-ciri Bibit Sapi Yang Bagus
Banyak sekali jenis sapi perah di dunia dan beberapa diantaranya tergolong jenis sapi susu unggul yang mempunyai produksi susu sangat tinggi selama masa laktasinya. Sapi perah memang sudah usang menjadi ternak andalan penghasil susu yang menguntungkan, baik dipelihara secara perjuangan tani perorangan maupun dalam skala besar berupa perusahaan komersial.Saat ini di Malang sudah ada sebuah peternakan sapi perah yang sangat besar dengan ribuan ekor sapi perah yang siap berproduksi ribuan liter susu setiap hari. Dan konon hingga ketika ini kita masih kekurangan susu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga sebagian masih harus diimpor.
Kebutuhan susu sapi yang sangat tinggi ialah peluang yang harus dimanfaatkan oleh peternak sapi. Mereka bisa melaksanakan diversivikasi perjuangan dengan dua jenis sapi yaitu sapi potong dan sapi perah. Usaha sapi potong untuk pemenuhan hasil dalam jangka panjang bisa 3 - 6 bulan sebelum sapi gemuk dan siap dijual. Sementara perjuangan sapi perah bisa menjadi penghasilan harian dari hasil menjual susunya.
Susu ialah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia, salah satunya manusia. Susu secara alami mengandung nutrisi penting, menyerupai majemuk vitamin, protein, kalsium, magnesium, fosfor, dan zinc, pendapat lain menambahkan bahwa susu mengandung mineral dan lemak. Kandungan air di dalam susu sangat tinggi, yaitu sekitar 87,5%, dengan kandungan gula susu (laktosa) sekitar 5%, protein sekitar 3,5%, dan lemak sekitar 3-4%. Susu juga merupakan sumber kalsium, fosfor, dan vitamin A yang sangat baik.Untuk memulai perjuangan peternakan sapi perah, lebih baik bila kita mengenal dan mengetahui ihwal jenis-jenis sapi perah, keunggulan masing-masing dan ciri-cirinya semoga kita bisa menentukan jenis sapi apa yang cocok untuk dipelihara sesuai dengan kondisi lingkungan dan iklimnya.
Berikut ini beberapa jenis sapi perah yang sudah usang dipelihara dan dibudidayakan oleh peternak sapi susu di aneka macam belahan dunia.
Sapi susu atau sapi perah adalah sapi yang di kembangkan secara khusus sebab kemampuannya menghasilkan susu dalam jumlah besar. Sapi susu atau sapi perah ialah varietas dari spesies Bos Taurus.Dalam sejarahnya , sapi penghasil susu dan sapi pedaging tidak mempunyai perbedaan mencolok, dengan induk yang sama sanggup dipakai untuk menghasilkan sapi yang menghasilkan susu (sapi betina) maupun daging (umumnya sapi jantan). Saat ini, pengembang biakan sapi lebih terspesialisasi dengan seleksi buatan untuk mendapat sapi varietas khusus yang bisa menghasilkan susu dalam jumlah besar.
Jenis-jenis Sapi Perah dari Daerah Beriklim Panas / Tropis
Add caption |
Add caption |
Sapi sanggup hidup hingga usia 20 tahun, namun sapi yang dibesarkan untuk diperah jarang sekali dipertahankan hingga usia tersebut, sebab ketika sapi perah tidak produktif, akan disembelih. Pada tahun 2009, setidaknya 19% stok daging yang disuplai oleh Amerika Serikat berasal dari sapi susu yang tidak produktif. Selain sebab tidak lagi produktif, sapi susu yang sudah renta rentan terhadap penyakit seperti mastitis yang sanggup mempengaruhi kualitas susu yang dihasilkan.Red Sindhi. Bangsa sapi Red Sindhi berasal dari tempat distrik Karachi, Hyderabad dan Kohistan. Sapi Red Sindhi berwarna merah renta dan tubuhnya lebih kecil bila dibandingkan dengan sapi Sahiwal, sapi betina cukup umur rata-rata bobot badannya 300-350 kg, sedangkan jantannya 450-500 kg. produksi susu Red Sindhi rata-rata 2000 kg/tahun, tetapi ada yang mencapai produksi susu 3000 kg/tahu dengan kadar lemaknya sekitar 4,9% (Blakely,1991).
Add caption |
Gir. Bangsa sapi Gir berasal dari tempat semenanjung Kathiawar akrab Bombay di India Barat dengan curah hujan 20-25 inchi atau 50,8-63,5 cm. Daerah ini terletak antara 20°5’ - 22°6’ LU. Pada ekspresi dominan panas temperature udara mencapai 98°F (36,7°C) dan ekspresi dominan hirau taacuh temperatu udara hingga 60°F (15,5°C) (Prihadi,1997).
Warna sapi Gir pada umumnya putih dengan sedikit bercak-bercak coklat atau hitam, tetapi ada juga yang kuning kemerahan. Sapi ini tahan untuk bekerja baik di sawah maupun di tegal. Ukuran bobot sapi betina cukup umur sekitar 400 kg, sedangkan sapi jantan cukup umur sekitar 600 kg. produksi susu rata-rata 2000 liter/tahun dengan kadar lemak 4,5-5% (Blakely,1991).
Jenis-jenis sapi perah tempat Beriklim Dingin / Subtropis
Ayrshire. Bangsa sapi Ayrshire dikembangkan di tempat Ayr, yaitu di tempat serpihan barat Skotlandia. Wilayah tersebut hirau taacuh dan lembab, padang rumput relative tidak banyak tersedia. Dengan demikian maka ternak terseleksi secara alamiah akan ketahanan dan kesanggupannya untuk merumput (Blakely,1991).
Add caption |
Brown Swiss. Bangsa sapi Brown Swiss banyak dikembangkan dilereng-lereng pegunungan di Swiss. Sapi ini merumput di kaki-kaki gunung pada ketika ekspresi dominan semi hingga lereng yang paling tinggi ketika ekspresi dominan panas. Keadaan alam menyerupai itu melahirkan hewan-hewan yang tangguh akan kemampuan merumput yang bagus. Ukuran badannya yang besar serta lemak badannya yang berwarna putih menjadikannya sapi yang disukai untuk produksi daging (Blakely,1991).
Add caption |
Add caption |
Jersey. Sapi Jersey dikembangkan di pulau Jersey di Inggris yang terletak hanya sekitar 22 mil dari pulau Guernsey. Seperti halnya pulau Guernsey, pulau Jersey juga mempunyai padang rumput yang manis sehingga seleksi ke arah kemampuan merumput tidak menjadi perhatian pokok. Pulau itu hasil utamanya ialah mentega, dengan demikian sapi Jersey dikembangkan untuk tujuan produksi lemak susu yang banyak, sifat yang hingga kini pun masih menjadi perhatian. Dalam masa perkembangan bangsa ini, hanya sapi-sapi yang manis sajalah yang tetap dipelihara sehingga sapi Jersey ini masih populer sebab keseragamannya (Blakely,1991).
Add caption |
Add caption |
Sapi yang berwarna hitam dan putih (ada juga Holstein yang berwarna merah dan putih) sangat menonjol sebab banyaknya jumlah produksi susu namun kadar lemaknya rendah. Sifat menyerupai ini nampaknya lebih cocok dengan kondisi pemasaran pada ketika sekarang. Ukuran badan, kecepatan pertumbuhan serta karkasnya yang manis menimbulkan sapi ini sangat disukai pula untuk tujuan produksi daging serta pedet untuk dipotong. Standar bobot tubuh sapi betina cukup umur 1250 pound, pada umumnya sapi tersebut mencapai bobot 1300-1600 pound. Standar bobot tubuh pejantan 1800 pound dan pada umumnya sapi pejantan tersebut mencapai diatas 1 ton. Produksi susu bias mencapai 126874 pound dalam satu masa laktasi, tetapi kadar lemak susunya relative rendah, yaitu antara 3,5%-3,7%. Warna lemaknya kuning dengan butiran-butiran (globuli) lemaknya kecil, sehingga baik untuk dikonsumsi susu segar (Blakely,1991).
Sapi susu sanggup digembalakan oleh petani maupun dipelihara di dalam sangkar secara komersial, dalam usaha peternak susu. Ukuran peternakan dan jumlah sapi susu sanggup bervariasi tergantung luas kepemilikan lahan dan struktur sosial. Di Selandia Baru, jumlah kepemilikan sapi susu rata-rata 375 ekor per peternak. Di Australia, jumlah kepemilikan sapi susu rata-rata ialah 220 ekor per peternak. Di Inggris, terdapat dua juta ekor sapi susu dengan rata-rata kepemilikan 100 ekor. Di Amerika Serikat, jumlah kepemilikan sapi bervariasi antara selusin hingga 15000 ekor. Sedangkan di Indonesia kepemilikan sapi susu rata-rata hanya 4 ekor per peternak.
Jenis sapi perah yang berkembang di Indonesia
Bangsa sapi perah di Indonesia sanggup dikatakan tidak ada. Sapi perah di Indonesia berasal dari sapi impor dan hasil dari persilangan sapi impor dengan sapi local. Pada tahun 1955 di Indonesia terdapat sekitar 200000 ekor sapi perah dan hamper seluruhnya merupakan sapi FH dan keturunannya (Prihadi,1997).
Produksi susu sapi FH di Indonesia tidak setinggi di tempat asalnya. Hal ini banyak dipengaruhi oleh factor antara lain iklim, kualitas pakan, seleksi yang kurang ketat, administrasi dan mungkin juga sapi yang dikirim ke Indonesia kualitas genetiknya tidak sebaik yang diternakkan dinegeri asalnya. Sapi FH murni yang ada di Indonesia rata-rata produksi susunya sekitar 10 liter per hari dengan calving interval 12-15 bulan dan usang laktasi kurang lebih 10 bulan atau produksi susu rata-rata 2500-3000 liter per laktasi (Prihadi,1997).
Hasil persilangan antara sapi lokal dengan sapi FH sering disebut sapi PFH (Peranakan Friesian Holstein). Sapi ini banyak dipelihara rakyat terutama di tempat Boyolali, Solo, Ungaran, Semarang, dan Jogjakarta. Juga sanggup dijumpai didaerah Pujon, Batu, Malang,dan sekitarnya. Warna sapi PFH menyerupai sapi FH tetapi sering dijumpai warna yang menyimpang contohnya warna bulu kipas ekor hitam, kuku berwarna hitam dan bentuk tubuhnya masih menunjukkan bentuk sapi local, kadang kala masih terlihat adanya gumba yang meninggi (Prihadi,1997).
Sapi perah di Indonesia berasal dari Ras Sapi ( Fries Holland/Fresian Holstein). Sapi ini berasal dari negeri belanda yang dimasukan ke Indonesia pada zaman penjajahan belanda dulu. Warna sapi ini pada umumnya belang hitam putih. Setelah Indonesia merdeka, keturunan sapi ini menyebar ke seluruh pulau jawa. Pada pembangunan jangka panjang tahap pertama yang lalu, sapi-sapi FH tersebut dimasukan kembali ke Indonesia dari sapi-sapi yang telah dikembang biakan di Australia, selandia gres dan Amerika.
Untuk memulai beternak sapi perlu menentukan bibit sapi FH yang baik, adapun ciri-ciri bibit sapi perah yang baik ialah :
- Umur : Sebaiknya mencari sapi betina yang sudah bunting berumur antara 2 - 2,5 tahun semoga masa pemeliharaan sebelum berproduksi tidak lama. Untuk menentukan umur sanggup dilihat dar keadaan gigi geligi
- Gigi seri berganti : Umur 1,5 tahun 2 buah; Umur 2,5 tahun 4 buah; Umur 3 tahun 6 buah; Umur 4 tahun 8 buah.
- Kepala : Agak panjang, moncong lebar, lubang hidung lebar, dahi lebar.
- Mata : Bersinar terang.
- Leher : Panjang ramping dan tipis.
- Pundak : Ramping, menempel baik pada badan.
- Tulang rusuk : Tipis, lebar, panjang mengembang, jarak antara dua rusuk lebar.
- Paha : Ramping, antaranya lebar dilihat dari belakang.
- Kulit : Tipis, Longgar, gampang dilipat, rambutnya halus dan mengkilat.
- Tubuh : Panjang, serpihan belakang besar.
- Dada : Dalam berbentuk tong.
- Perut : Besar, lebar dalam.
- Abing : Besar ,Luas memanjang kearah perut berbentuk simetris, alastis, dalam keadaan kosong, kulitnya kendor dan belipat lipat.
- Cermin susu : Panjang dan Lebar.
- Kaki : Kering meruncing
- Ekor : Bulu ujung berwarna putih.
- Keadaan Umum : Kondisi tubuh tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus vena perut dibawah kulit ( vena subcutanous addominalis) : panjang,besar,bercabang cabang dan berkelok kelok.
Usia impian hidup sapi susu sangat terkait dengan tingkat produksi susu. Sapi dengan tingkat produksi susu yang rendah sanggup hidup lebih usang dibandingkan sapi dengan tingkat produksi susu yang tinggi, namun hal ini tidak menunjukkan seberapa menguntungkan sapi jenis tertentu. Sapi yang tidak lagi memproduksi susu dengan jumlah yang menguntungkan akan disembelih. Daging dari sapi susu tersebut biasanya berkualitas rendah sehingga hanya dijadikan daging terproses (sosis, dan sebagainya).
Pemenuhan kadar lemak pada tumbuh sapi penting dalam menjaga produktivitas susu. Sapi yang terlalu gemuk atau terlalu kurus sanggup menjadikan persoalan pada kesehatannya maupun sistem reproduksinya. Pemberian komplemen lemak diketahui sanggup menguntungkan masa laktasi sapi. Suplemen lemak yang dimaksud terutama asam oleat yang ditemukan pada minyak kanola, asam palmitat yang ditemukan pada minyak sawit, dan asam linoleat yang ditemukan pada biji kapas, bunga matahari, dan kedelai. Pemberian komplemen lemak yang sempurna juga sanggup meningkatkan usia impian hidup sapi.Pemanfaatan produk samping suatu perjuangan kebijaksanaan daya tumbuhan merupakan salah satu cara dalam mengurangi biaya pinjaman pakan. Namun jenis pakan yang diberikan tidak bisa sembarangan sebab sanggup menimbulkan penyakit. Daun jagung, daun kedelai, dan daun singkong sanggup dijadikan pakan tambahan bagi sapi, di mana kesemuanya merupakan produk samping pembudidayaan tumbuhan pertanian. Daun singkong mempunyai kandungan protein bergairah sebanyak 28.66 persen, lebih tinggi dibandingkan kadar protein rumput gajah yang hanya 13.13 persen.
Tingkat produksi susu umumnya dipengaruhi oleh tingkat stress dari sapi. Pakar psikologi dari Universitas Leicester, Inggris, menemukan bahwa musik tertentu disukai oleh sapi susu dan mempengaruhi masa laktasi dan produksi susu.
Diolah dari aneka macam sumber
0 Response to "Jenis Sapi Susu, Ciri-Ciri, Produktifitas Dan Keunggulannya"