Apa yang dimaksud dengan Padang Penggembalaan?
Padang penggembalaan yaitu tempat atau lahan yang ditanami rumput unggul dan atau legume (jenis rumput/legume yang tahan terhadap injakan ternak) yang dipakai untuk menggembalakan ternak.
Sistem penggembalaan yaitu pemeliharaan ternak sapi dengan dilepaskan di padang penggembalaan yang luas.
Padang penggembalaan yaitu tempat atau lahan yang ditanami rumput unggul dan atau legume (jenis rumput/legume yang tahan terhadap injakan ternak) yang dipakai untuk menggembalakan ternak.
Padang penggembalaan mempunyai klasifikasi, diantaranya padang penggembalaan alam, padang penggembalaan permanen yang sudah di upgrade, padang penggembalaan temporer dan padang panggembalaan irigasi.Pengertian Sistem Penggembalaan Ternak
Sistem penggembalaan yaitu pemeliharaan ternak sapi dengan dilepaskan di padang penggembalaan yang luas.
Syarat rumput yang baik yaitu mempunyai produksi hijauan tinggi dan berkualitas baik, dan persisten / bisa bersanding dengan tanaman lain. Pastura yang baik nilai cernanya yaitu pastura yang tinggi kanopinya yaitu 25–30 cm sesudah dipotong.Banyak laba dari cara memelihara ternak sapi dengan digembalakan, laba dan keunggulan yang paling utama yaitu irit dalam biaya pakan alasannya yaitu ibarat diketahui untuk perjuangan breeding atau pemuliabiakan ternak, pakan yaitu komponen yang menyumbang biaya sangat tinggi. Dengan menggembalakan sapi di pastura atau padang rumput maka biaya pakan bisa dianggap zero. Yang perlu diperhatikan yaitu kemampuan pastura dalam menyediakan hijauan pakan untuk ternak sapi sepanjang tahun. Berapa ekor jumlah sapi yang bisa ditampung dalam satu pastura per periode harus menjadi pertimbangan utama dikala akan memanfaatkan padang rumput sebagai media utama untuk peternakan sapi. Ada isu bahaw idealnya untuk 1 ekor sapi membutuhkan luasan padang rumput sekitar 1 hektar.
Untuk potensi kawasan yang masih bisa dikembangkan yaitu di Indonesia bab timur ibarat di NTT misalnya.
Potensi Ladang Penggembalaan di NTT
Provinsi Nusa Tenggara Timur mempunyai areal padang penggembalaan sapi ratusan ribu hektar, ibarat yang ditemukan di Kabupaten Sumba Timur dan Timor Tengah Selatan (TTS). Dengan memanfaatkan padang penggembalaan secara optimal, diperlukan akan menurunkan harga sapi lokal jikalau dibandingkan dengan sapi impor sehingga bersaing dengan negara lain.
Laman resmi Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian – Kementan memuat, rincian potensi luasan padang penggembalaan di NTT yaitu : Kota Kupang sendiri mempunyai areal penggembalaan sapi seluas 150 hektar, Kabupaten Kupang dan Sabu Raijua 159 hektar. Kemudian Kabupaten TTS mempunyai area 114.396 hektar, TTU 86.339 hektar, Belu 19.698 hektar, Alor 16.166 hektar, Lembata 23.255 hektar, Flores Timur 33.291 hektar, Sikka 19.389 hektar, Ende 910 hektar, Ngada dan Nagekeo 23.668 hektar, Manggarai dan Manggarai Timur 1.550 hektar, Manggarai Barat 16.900 hektar, Sumba Timur 215.799 hektar, Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Barat Daya 83.635 hektar dan Rote Ndao 17.556 hektar.
Penggembalaan ternak di padang penggembalaan mencakup beberapa metode, diantaranya cara ekstensif yaitu dengan menggembalakan ternak di padangan yang luas tanpa erosi. Metode semi-ekstensif dengan melaksanakan rotasi namun pemilihan hijauan masih bebas. Sedangkan cara intensif dilakukan dengan rotasi tiap petak dengan hijauan dibatasi, strip grazing dengan menempatkan kawat sekeliling ternak yang bisa dipindah dan rolling dengan hijauan padangan yang dipotong dan diberikan kepada ternak di sangkar peneduh.
Pemeliharaan sapi di padang gembala dilakukan dengan sistem semi intensif, dikala pagi hari (jam 10.00) ternak digiring ke padang penggembalaan dengan sistem penggembalaan bergilir. Pada sore (jam 16.00) hari ternak digiring kembali ke sangkar dan diberi pakan hijauan rumput potong (rumput gajah).
Sumber Trobos.com
Potensi Ladang Penggembalaan di NTT
Provinsi Nusa Tenggara Timur mempunyai areal padang penggembalaan sapi ratusan ribu hektar, ibarat yang ditemukan di Kabupaten Sumba Timur dan Timor Tengah Selatan (TTS). Dengan memanfaatkan padang penggembalaan secara optimal, diperlukan akan menurunkan harga sapi lokal jikalau dibandingkan dengan sapi impor sehingga bersaing dengan negara lain.
Laman resmi Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian – Kementan memuat, rincian potensi luasan padang penggembalaan di NTT yaitu : Kota Kupang sendiri mempunyai areal penggembalaan sapi seluas 150 hektar, Kabupaten Kupang dan Sabu Raijua 159 hektar. Kemudian Kabupaten TTS mempunyai area 114.396 hektar, TTU 86.339 hektar, Belu 19.698 hektar, Alor 16.166 hektar, Lembata 23.255 hektar, Flores Timur 33.291 hektar, Sikka 19.389 hektar, Ende 910 hektar, Ngada dan Nagekeo 23.668 hektar, Manggarai dan Manggarai Timur 1.550 hektar, Manggarai Barat 16.900 hektar, Sumba Timur 215.799 hektar, Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Barat Daya 83.635 hektar dan Rote Ndao 17.556 hektar.
Penggembalaan ternak di padang penggembalaan mencakup beberapa metode, diantaranya cara ekstensif yaitu dengan menggembalakan ternak di padangan yang luas tanpa erosi. Metode semi-ekstensif dengan melaksanakan rotasi namun pemilihan hijauan masih bebas. Sedangkan cara intensif dilakukan dengan rotasi tiap petak dengan hijauan dibatasi, strip grazing dengan menempatkan kawat sekeliling ternak yang bisa dipindah dan rolling dengan hijauan padangan yang dipotong dan diberikan kepada ternak di sangkar peneduh.
Pemeliharaan sapi di padang gembala dilakukan dengan sistem semi intensif, dikala pagi hari (jam 10.00) ternak digiring ke padang penggembalaan dengan sistem penggembalaan bergilir. Pada sore (jam 16.00) hari ternak digiring kembali ke sangkar dan diberi pakan hijauan rumput potong (rumput gajah).
Sumber Trobos.com
0 Response to "Arti Dan Potensi Hijauan Di Padang Penggembalaan"