Faktor-faktor yang kuat terhadap konsumsi Pakan dan Jenis-jenis Pakan.
Ternak ruminansia yang normal (tidak dalam keadaan sakit/sedang berproduksi), mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang terbatas sesuai dengan kebutuhannya untuk mencukupi hidup pokok. Kemudian sejalan dengan pertumbuhan, perkembangan kondisi serta tingkat produksi yang dihasilkannya, konsumsi pakannya pun akan meningkat pula.
Tinggi rendah konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (kondisi ternak itu sendiri).
Tinggi rendah konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (kondisi ternak itu sendiri).
Temperatur Lingkungan
Ternak ruminansia dalam kehidupannya menghendaki temperatur lingkungan yang sesuai dengan kehidupannya, baik dalam keadaan sedang berproduksi maupun tidak. Kondisi lingkungan tersebut sangat bervariasi dan bersahabat kaitannya dengan kondisi ternak yang bersangkutan yang mencakup jenis ternak, umur, tingkat kegemukan, bobot badan, keadaan epilog tubuh (kulit, bulu), tingkat produksi dan tingkat kehilangan panas tubuhnya jawaban imbas lingkungan.
Apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan hidupnya, maka akan terjadi pula perubahan konsumsi pakannya. Konsumsi pakan ternak biasanya menurun sejalan dengan kenaikan temperatur lingkungan. Makin tinggi temperatur lingkungan hidupnya, maka tubuh ternak akan terjadi kelebihan panas, sehingga kebutuhan terhadap pakan akan turun. Sebaliknya, pada temperatur lingkungan yang lebih rendah, ternak akan membutuhkan pakan lantaran ternak membutuhkan embel-embel panas. Pengaturan panas tubuh dan pembuangannya pada keadaan kelebihan panas dilakukan ternak dengancara radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi.
Palatabilitas
Palatabilitas merupakan sifat performansi bahan-bahan pakan sebagai jawaban dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan-bahan pakan yang dicerminkan oleh organoleptiknya mirip kenampakan, bau, rasa (hambar, asin, manis, pahit), tekstur dan temperaturnya. Hal inilah yang menumbuhkan daya tarik dan merangsang ternak untuk mengkonsumsinya.
Ternak ruminansia lebih menyukai pakan rasa anggun dan dingin daripada asin/pahit. Mereka juga lebih menyukai rumput segar bertekstur baik dan mengandung unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) lebih tinggi.
Selera
Selera sangat bersifat internal, tetapi bersahabat kaitannya dengan keadaan “lapar”. Pada ternak ruminansia, selera merangsang pusat saraf (hyphotalamus) yang menstimulasi keadaan lapar. Ternak akan berusaha mengatasi kondisi ini dengan cara mengkonsumsi pakan. Dalam hal ini, kadang kala terjadi kelebihan konsumsi (overat) yang membahayakan ternak itu sendiri.
Status fisiologi
Status fisiologi ternak ruminansia mirip umur, jenis kelamin, kondisi tubuh (misalnya bunting atau dalam keadaan sakit) sangat mensugesti konsumsi pakannya.
Konsentrasi Nutrisi
Konsentrasi nutrisi yang sangat kuat terhadap konsumsi pakan yaitu konsentrasi energi yang terkandung di dalam pakan. Konsentrasi energi pakan ini berbanding terbalik dengan tingkat konsumsinya. Makin tinggi konsentrasi energi di dalam pakan, maka jumlah konsumsinya akan menurun. Sebaliknya, konsumsi pakan akan meningkat kalau konsentrasi energi yang dikandung pakan rendah.
Bentuk Pakan
Ternak ruminansia lebih menyukai pakan bentuk butiran (hijauan yang dibentuk pellet atau dipotong) daripada hijauan yang diberikan seutuhnya. Hal ini berkaitan bersahabat dengan ukuran partikel yang lebih gampang dikonsumsi dan dicerna. Oleh lantaran itu, rumput yang diberikan sebaiknya dipotong-potong menjadi partikel yang lebih kecil dengan ukuran 3-5 cm.
Bobot Tubuh
Bobot tubuh ternak berbanding lurus dengan tingkat konsumsi pakannya. Makin tinggi bobot tubuh, makin tinggi pula tingkat konsumsi terhadap pakan. Meskipun demikian, kita perlu mengetahui satuan keseragaman berat tubuh ternak yang sangat bervariasi. Hal ini sanggup dilakukan dengan cara mengestimasi berat badannya, kemudian dikonversikan menjadi “berat tubuh metabolis” yang merupakan bobot tubuh ternak tersebut. Berat tubuh ternak sanggup diketahui dengan alat timbang. Dalam praktek di lapangan, berat tubuh ternak sanggup diukur dengan cara mengukur panjang
badan dan lingkar dadanya. Kemudian berat tubuh diukur dengan memakai formula:
Berat tubuh = Panjang tubuh (inci) x Lingkar Dada2 (inci) / 661
Berat tubuh metabolis (bobot tubuh) sanggup dihitung dengan cara meningkatkan berat tubuh dengan nilai 0,75
Berat Badan Metabolis = (Berat Badan)0,75
Produksi
Ternak ruminansia, produksi sanggup berupa pertambahan berat tubuh (ternak potong), air susu (ternak perah), tenaga (ternak kerja) atau kulit dan bulu/wol. Makin tinggi produk yang dihasilkan, makin tinggi pula kebutuhannya terhadap pakan. Apabila jumlah pakan yang dikonsumsi (disediakan) lebih rendah daripada kebutuhannya, ternak akan kehilangan berat badannya (terutama selama masa puncak produksi) di samping performansi produksinya tidak optimal.
Kandungan Nutrisi Pakan Ternak
Setiap materi pakan atau pakan ternak, baik yang sengaja kita berikan kepada ternak maupun yang diperolehnya sendiri, mengandung unsur-unsur nutrisi yang konsentrasinya sangat bervariasi, tergantung pada jenis, macam dan keadaan materi pakan tersebut yang secara kompak akan mensugesti tekstur dan strukturnya. Unsur nutrisi yang terkandung di dalam materi pakan secara umum terdiri atas air, mineral, protein, lemak, karbohidrat dan vitamin. Setelah dikonsumsi oleh ternak, setiap unsur nutrisi berperan sesuai dengan fungsinya terhadap tubuh ternak untuk mempertahankan hidup dan berproduksi secara normal. Unsur-unsur nutrisi tersebut sanggup diketahui melalui proses analisis terhadap materi pakan yang dilakukan di laboratorium. Analisis itu dikenal dengan istilah “analisis proksimat”.
Setiap materi pakan atau pakan ternak, baik yang sengaja kita berikan kepada ternak maupun yang diperolehnya sendiri, mengandung unsur-unsur nutrisi yang konsentrasinya sangat bervariasi, tergantung pada jenis, macam dan keadaan materi pakan tersebut yang secara kompak akan mensugesti tekstur dan strukturnya. Unsur nutrisi yang terkandung di dalam materi pakan secara umum terdiri atas air, mineral, protein, lemak, karbohidrat dan vitamin. Setelah dikonsumsi oleh ternak, setiap unsur nutrisi berperan sesuai dengan fungsinya terhadap tubuh ternak untuk mempertahankan hidup dan berproduksi secara normal. Unsur-unsur nutrisi tersebut sanggup diketahui melalui proses analisis terhadap materi pakan yang dilakukan di laboratorium. Analisis itu dikenal dengan istilah “analisis proksimat”.
Peralatan Pembuatan Pakan Ternak
1) | Macam-Macam Silo Silo sanggup dibentuk dengan banyak sekali macam bentuk tergantung pada lokasi, kapasitas, materi yang dipakai dan luas areal yang tersedia. Beberapa silo yang sudah dikenal adalah:
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2) | Cara Memformulasi Pakan Dalam memformulasikan penyusunan ransum atau pakan, perlu memakai Tabel Patokan Kebutuhan Nutrisi. Sebagai pola kebutuhan nutrisi dalam penyusunan ransum bagi sapi perah yaitu sebagai berikut : Sapi perah betina muda berat 350 kg, satu setengah bulan menjelang beranak(melahirkan pada umur 36 bulan), membutuhkan pakan dengan kandungan nutrisi sebagai berikut:
Dari kebutuhan nutrisi tersebut, kebutuhan pakannya sanggup diformulasikan dengan suatu metode. Misalnya bahan-bahan pakan yang tersedia adalah:
Rumput gajah akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan materi kering sebanyak 80% = 80/100X7,4 kg = 5,92 kg BK. Maka kandungan protein yang sudah sanggup dipenuhi rumput adalah: sebanyak = 1,8/100 X 5,92 kg = 106,56 gram protein. Kekurangan: Bahan kering = 7,4 - 5,92 kg = 1,48 kg Protein = (663,6 - 106,56) gram = 557,04 kg atau 557,04/1480 X 100% = 37,64%. Bungkil kedelai akan memenuhi kekurangan tersebut sejumlah: 19,04/26,3 X 1,48 kg = 1,07 kg BK. Bungkil kelapa akan memenuhi kekurangan tersebut sejumlah: 7,26/26,3 X 1,48 kg = 0,41 kg BK. Jadi, jumlah materi pakan segar yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan ternak dengan kondisi tersebut di atas adalah: Rumput gajah = 5,92 X 100/16 kg = 37 kg Bungkil kedelai = 1,07 X 100/93,5 kg = 1,14 kg Bungkil kelapa = 0,41 X 100/86 kg = 0,48 kg. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3) | Teknologi Pakan Teknologi pakan ternak ruminansia mencakup kegiatan pengolahan materi pakan yang bertujuan meningkatkan kualitas nutrisi, meningkatkan daya cerna dan memperpanjang masa simpan. Sering juga dilakukan dengan tujuan untuk mengubah limbah pertanian yang kurang berkhasiat menjadi produk yang berdaya guna. Pengolahan materi pakan yang dilakukan secara fisik (pemotongan rumput sebelum diberikan pada ternak) akan memberi akomodasi bagi ternak yang mengkonsumsinya. Pengolahan secara kimiawi (dengan menambah beberapa materi kimia pada materi pakan supaya dinding sel tumbuhan yang semula berstruktur sangat keras bermetamorfosis lunak sehingga memudahkan mikroba yang hidup di dalam rumen untuk mencernanya. Banyak teknik pengolahan telah dilakukan di negara-negara beriklim subtropis dan tropis, akan tetapi sering menimbulkan pakan menjadi tidak hemat dan masih memerlukan teknik-teknik untuk memodifikasinya, terutama dalam penerapannya di tingkat peternak. Beberapa teknik pengolahan materi pakan yang gampang dilakukan di lapangan adalah:
|
0 Response to "Palatabilitas Dan Temperatur Besar Lengan Berkuasa Besar Pada Konsumsi Pakan Ternak"