Latest News

Alat-Alat Dan Sistem Pencernaan Pada Ternak Ruminansia

Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) ibarat domba, sapi, kerbau disebut sebagai binatang memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan kuliner pada binatang ini lebih panjang dan kompleks. Makanan binatang ini banyak mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh binatang pada umumnya sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan binatang lain.
Hewan ibarat kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung ibarat pada sapi untuk fermentasi seluIosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh kuman terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih bernafsu alasannya proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum. Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh kuman dan protozoa tertentu.
Perbedaan sistem pencernaan kuliner pada binatang mammalia, tampak pada struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Sapi, misalnya, mempunyai susunan gigi sebagai berikut:
  • 3 3 0 0 0 0 0 0 Rahang atas
    M P C I I C P M Jenis gigi
    3 3 0 4 4 0 3 3 Rahang bawah
Keterangan:
  • I = insisivus = gigi seri
  • C = kaninus = gigi taring
  • P = premolar = gerahamdepan
  • M = molar = geraham belakang
Berdasarkan susunan gigi di atas, terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak mempunyai gigi seri bab atas dan gigi taring, tetapi mempunyai gigi geraham lebih banyak dibandingkan dengan insan sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah kuliner berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa.

Jika dibandingkan dengan kuda, faring pada sapi lebih pendek. Esofagus (kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan lebar serta lebih bisa berdilatasi (mernbesar). Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan sekitar 5 cm.

Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dart isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan kuliner sementara yang akan dimamah kembali (kedua kah). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.

Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan kuliner alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%.

Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada ketika otot sfinkter berkontraksi. Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi kuliner yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh

enzim selulase yang dihasilkan oleh kuman dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, kuliner akan diteruskan ke retikulum dan di kawasan ini kuliner akan dibuat menjadi gumpalan-gumpalan yang masih bernafsu (disebut bolus). Bolus akan dimuntahkan kembali ke lisan untuk dimamah kedua kali.

Dari lisan kuliner akan ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang bahwasanya dan di kawasan ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim.

Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar badan seringkali dimakan kembali. Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat makanan, yang akan dicernakan lagi oleh kelinci. Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa).

Enzim selulase yang dihasilkan oleh kuman ini tidak hanya berfungsi untuk mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga sanggup menghasilkan bio gas yang berupa CH4 yang sanggup dipakai sebagai sumber energi alternatif.

Di samping itu, pada binatang mamalia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu: rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam).


Pencernaan Karbohidrat

Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut, dimana materi kuliner bercampur dengan ptialin, yaitu enzim yang dihasilkan oleh kelenjar saliva (saliva binatang ruminansia sama sekali tidak mengandung ptyalin). Ptialin mencerna pati menjadi maltosa dan dekstrin.

Pencernaan tersebut sebagian besar terjadi di lisan dan lambung. Mucin dalam saliva tidak mencerna pati, tetapi melumasi materi kuliner sehingga dengan demikian materi kuliner gampang untuk ditelan.

Mikroorganisme dalam rumen merombak selulosa untuk membentuk asam-asam lemak terbang. Mikroorganisme tersebut mencerna pula pati, gula, lemak, protein dan nitrogen bukan protein untuk membentuk protein mikrobial dan vitamin B. Tidak ada enzim dari sekresi lambung ruminansia tersangkut dalam sintesis mikrobial.

Amilase dari pankreas dikeluarkan ke dalam bab pertama usus halus (duodenum) yang lalu terus mencerna pati dan dekstrin menjadi dekstrin sederhana dan maltosa. Enzim-enzim lain dalam usus halus yang berasal dari getah usus mencerna pula karbohidrat. Enzim-enzim tersebut adalah:
1. Sukrase (invertase) yang merombak sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
2. Maltase yang merombak maltosa menjadi glukosa
3. Laktase yang merombak laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.

0 Response to "Alat-Alat Dan Sistem Pencernaan Pada Ternak Ruminansia"

Total Pageviews