Latest News

Begini Cara Menciptakan Animasi Menyerupai Upin & Ipin

Kicuan Wong Cilik – Pernahkan anda berpikir bagaimana sebuah film animasi dibuat? Saya yakin anda sudah mengenal banyak rujukan film animasi 2 dimensi ataupun 3 dimensi yang sering dijumpai di bioskop ataupun di televisi kesayangan anda. Tetapi mungkin juga ada sebagian dari anda yang masih resah perbedaan antara animasi 2D dan 3D, saya akan jelaskan terlebih dahulu hal tersebut.
Setrik definisi, Animasi 3 dimensi yakni proses membuat gambar bergerak 3 dimensional di dalam sebuah lingkungan digital(Digital environment) dengan menggunakan software pengolah 3D.

Software pengolah 3D dirancang untuk memanipulasi model 3D, bertujuan membuat model tersebut terlihat bergerak menyerupai dalam dunia nyata. Software ini menghasilkan kumpulan-kumpulan gambar 3D yang tersusun membentuk sequences sehingga gambar seolah bergerak dengan nyata dan hidup di medium digital. Sama halnya dengan prinsip pada animasi 2D atau animasi stop motion.

Perbedaan Animasi 2 Dimensi dan 3 Dimensi


Satu-satunya perbedaan utama antara animasi 2D dan 3D yaitu, animasi 2D dihasilkan dari menggambar setrik manual keseluruhan sequence gambar, kemudian melalui proses scanning, tracing dan cleaning hingga coloring dengan software komputer, prosesnya dilakukan serba manual/tradisional. Oleh sebab itu, animasi 2D disebut juga sebagai animasi tradisional.

Sedangkan, pada pembuatan animasi 3D hampir keseluruhan proses dilakukan dalam software komputer, dan dihasilkan gambar yang disebut dengan CGI (Computer Generated Imagery).

Walaupun ada sebagian rumah produksi yang masih menggunakan trik manual/tradisional dalam proses pembuatan film animasi 3D menyerupai dalam pembuatan Storyboard, intinya hal ini tergantung pada kebutuhan masing-masing.

Berikut yakni gambar perbedaan animasi 2D & 3D :
Nah, anda kini sudah sanggup membedakan animasi 2D dan 3D? Pembuatan objek 2D itu disebut painting, sedangkan pembuatan objek 3D disebut modeling, teknik modeling itu ada banyak, yang paling unik dari teknik modeling yakni teknik  Sculpting (baca: skulp-ting). Teknik ini menyerupai halnya anda membuat patung, “You can touch the depth and feel the actual object”.  Berbeda sekali dengan teknik pembuatan gambar 2D, dalam animasi 3D terdapat sistem cahaya yang akan kuat terhadap bayangan objek setrik otomatis. Tidak menyerupai dalam gambar 2D yang notabene keseluruhan objek dan background dibentuk dengan trik digambar setrik manual.
Oke, sudah lebih tahu ya perbedaannya? Lanjut ke animasi 3D yang akan saya bahas, yaitu Animasi 3D Upin & Ipin.


Mengenal Animasi 3D Upin & Ipin


Upin dan Ipin yakni serial televisi animasi belum dewasa yang dirilis pada 14 September 2007 besutan studio animasi Les’ Copaque Malaysia. Animasi ini kini sudah populer diseluruh dunia loh, bahkan semenjak November 2009 animasi Upin & Ipin ini digaet oleh perusahaan animasi raksasa Disney Channel Asia, dan ditayangkan di 10 Negara di Asia termasuk Indonesia.

Animasi Upin & Ipin ini yakni animasi 3D yang dibentuk dengan software besutan perusahaan berjulukan Autodesk.


Bagi anda yang belum tahu, bagaimana proses pembuatan Animasi 3D menyerupai Upin & Ipin, begini prosesnya : 

1. Pembuatan Konsep Cerita dan Penokohan


Setiap film(animasi ataupun bukan) harus mempunyai kisah dan penokohan. Pada tahap ini banyak sekali yang harus dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan produksi masing-masing. Saya ambil rujukan untuk casting pengisi suara, hal ini biasanya dilakukan dalam tahap konsep/pra produksi. Animasi Upin & Ipin ini, yakni film yang seluruh adegannya dibentuk dengan animasi (full animation istilahnya). Kaprikornus hanya diharapkan pengisi bunyi untuk membuat tokoh-tokoh dalam film terlihat lebih hidup, tidak membutuhkan artis atau menentukan lokasi shoting menyerupai halnya pembuatan film biasa. Hal lain meliputi konsep/rencana dan bagaimana bayangan terang hasil film dan proses pembuatannya, semua ini dilakukan dalam tahap konseptualisasi,  konsep ini dibentuk dan disusun dalam bentuk naskah/script/stroyline yang biasanya diatur oleh sutradara.

2. Pembuatan Storyboard


Setelah Konsep berbentuk naskah selesai, selanjutnya yakni proses storyboarding. Ini juga sanggup disebut konsep, tetapi bentuknya sudah lebih aktual, berisi seluruh unsur kisah tetapi dalam bentuk gambar/sketsa. Storyboard ini penting untuk proses produksi, dan diharapkan hampir oleh seluruh divisi produksi.

Contoh Storyboard :

 

3. Modeling Semua Karakter dan Semua Objek dalam Scene


Pada tahap ini seluruh objek 3D dalam film, menyerupai tokoh, objek latar menyerupai objek pohon, tanah, bangunan, gunung, dll sesuai dengan kebutuhan scene film, proses ini dinamakan proses modeling, adapun teknik modeling yang dipakai tergantung pada seorang pembuat model.

4. Texturing (Pewarnaan dan Tekstur Model 3D)


Setelah modeling selesai dan disimpan(maksudnya dikukuhkan), proses selanjutnya yakni pewarnaan dan santunan tekstur terhadap semua model yang digunakan, sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Misalnya dalam animasi Upin & Ipin, objek rumah milik Upin & Ipin dalam kisah berwarna hijau, baju Upin berwarna kuning dan terdapat abjad “U” dibajunya, dan baju Ipin berwana biru dengan abjad “I” pada bajunya, tanah berwana kuning kecoklatan, kulit tokoh Jarjit berwarna gelap, tahi lalat di pipi nenek Upin & Ipin, dll. Semua itu dilakukan pada tahap Texturing, biasa juga disebut skinning atau coloring. Proses ini dilakukan hingga karakter benar-benar sesuai dengan kebutuhan kisah (sutradara yang menentukan).


5. Rigging (Penulangan)


Seperti namanya, setiap objek 3D yang telah siap untuk masuk tahap ini akan diberi rig/bones atau tulang agar sanggup digerakan. Loh kok tulang? Maksud tulang disini yaitu proses yang dilakukan dalam software 3D dengan menggabungkan objek 3D dengan objek lain yang dinamakan bones/tulang, fungsi tulang ini yakni sebagai path atau kerangka objek yang transparan, artinya objek bones ini tidak akan telihat dalam hasil film nanti. Hanya sanggup dilihat oleh animator saja. Nah, ini juga bedanya animasi 2D dan 3D, pergerakan objek dalam animasi 2D itu seluruhnya digambar, kalau dalam animasi 3D pergerakan objek sanggup diatur setrik fleksibel dengan metode rigging.  Sangat mudah bukan?

6. Animation (Penganimasian)


Setelah Objek 3D siap digerakan, selanjutnya yakni proses penganimasian. Seluruh objek 3D yang diharapkan dalam scene digabungkan dalam sebuah ruang digital (3D environment) menggunakan software,  lalu disusun dan digerakan mengikuti kisah dalam naskah.

Contoh skenario :
“Upin dan Ipin sedang duduk diatas watu di pinggiran sungai, dengan semak-semak disektiarnya. Lalu ada seekor kodok melompat dari sungai. Upin & Ipin terkejut, mereka pun lari mengejar kodok tersebut”.

Dalam scene ini, objek 3D yang diharapkan yaitu tanah, batu, semak-semak, sungai, kodok, dan objek pendukung lainnya menyerupai daun, langit, matahari, kerikil, percikan air dll, yang akan membuat scene tersebut terlihat lebih hidup. Bagian ini yakni kiprah seorang Animator.

7. Lighting (Pencahayaan)


Setelah pergerakan objek dikukuhkan selanjutnya yakni proses pencahayaan. Proses ini juga dilakukan dengan menggunakan software, scene yang telah dibentuk dan diberi animasi selanjutnya diberi cahaya. Dengan menggunakan software ditambahkanlah banyak sekali macam jenis objek cahaya, menyerupai omni, daylight,spot light, dll, ini bahasa yang umum dalam dunia animasi saat menyebutkan nama-nama tools di dalam software animasi, kalau anda tidak paham silahkan baca artikel saya yang lain perihal animasi kalau anda ingin lebih dalam mengenal dunia animasi.

Pencahayaan itu penting, kalau tidak ada cahaya dalam ruang 3D yang dibuat, maka tekstur dan objek sama sekali tidak akan terlihat. Nah sekali lagi, ini beliau yang unik dari animasi 3D, berbeda dengan animasi 2D, hingga cahaya saja sanggup diatur menyerupai halnya kita memasang lampu kamar.

“It’s really really almost look like a real world”.


8. Setting up a Cameras (Mengatur kamera)


Selanjutnya yakni proses pengaturan kamera. Hal ini dilakukan dengan mengatur lebar lensa, ukuran resolusi, aspect ratio, bahkan hingga tipe kamera sanggup diatur di tahap ini.
Tetapi hal yang paling utama dari tahap ini yakni penempatan sudut pandang kamera (Camera angle) dan pergerakan kamera (Camera movements).

Loh kok ada kamera segala ya? Ini, ini yang lebih unik lagi dari pembuatan animasi 3D. Dalam pembuatan animasi 3D terdapat objek kamera(objek ini  tidak akan terlihat dalam film), kamera dalam software 3D intinya dipakai untuk membatasi wilayah pandang(frame size) dan sudut pandang kamera dari ruang 3D.

Pengambilan gambar pada ruang 3D juga sama halnya menyerupai shoting film non-animasi yaitu menggunakan teknik pengambilan gambar pada dunia nyata, misalnya Close Up, Medium Shot, Full Shot,  dll. Tetapi sumberdaya yang  dibutuhkan hanyalah kelihaian seorang animator saat menjadi cameraman model 3D nya sendiri.Sampai terciptalah gambar digital yang terlihat seakan-akan hidup dan membentuk kisah yang penuh warna.

9. Rendering (Perenderan)


Setelah seluruh proses pembuatan scene 3D selesai, pada tahap ini dilakukan rendering atau capturing dari setiap frame yang telah dibuat. Pada tahap ini gambar animasi sudah hampir selesai tetapi belum rampung hingga sanggup dikatakan sebagai sebuah film animasi.

10. Compositing and Visual Effects (Komposisi dan Efek Visual)


Pada tahap ini, hasil render yang sudah berbentuk video atau gambar sequences diberi  efek dan komposisi khusus sehingga sanggup menambah estetika gambar, dilakukan menggunakan software tentunya, proses ini menghasilkan file video animasi yang utuh, tetapi masih tanpa suara.

 

11. Editing


Setelah melewati proses komposisi dan visual effects selanjutnya yakni proses editing. Pada tahap ini pula, para dubber atau pengisi bunyi mulai bekerja mengisi bunyi dengan mencocokan bunyi mereka dengan video hasil komposisi tadi, biasanya diarahkan oleh seorang editor. Lalu editor menggabungkan suara-suara tersebut, musik, imbas suara, dan unsur lain kedalam video hasil komposisi tersebut.

 

12. Finishing


Pada tahap  ini dilakukan review oleh sutradara dan tim, kalau dianggap sudah layak jual, maka film animasi ini akan segera dipasarkan dan kesudahannya tayang di bioskop-bioskop atau telivisi di rumah-rumah.


Nah, begitulah proses bagaimana sebuah film animasi di produksi, dari mulai tahap pengonsepan hingga pemasaran yang sanggup saya bagikan kepada anda semua. Walaupun saya katakan pembuatan animasi 3D itu lebih simple dari pembuatan animasi 2D, tetapi pada kenyataanya pembuatan animasi 3D tidak semudah yang dibayangkan. Diperlukan ketekukan, keahlian, waktu, kerjasama tim juga biaya yang cukup besar untuk menghasilkan animasi 3 dimensi yang berkualitas.


Tulisan ini berasal dari pengetahuan dan pengalaman langsung saya saat bekerja di sebuah rumah produksi, tentu setiap proses yang diurutkan dalam artikel ini bukanlah mekanisme yang baku untuk setiap produksi animasi, sangatlah mungkin terdapat perbedaan antara satu rumah produksi dengan rumah produksi lainnya tergantung kebutuhan rumah produksi masing-masing. Saya harap semoga goresan pena ini sanggup bermanfaat bagi pembaca semuanya. Tulisan ini sepenuhnya mempunyai hak cipta, jadi mohon gunakan dengan bijak.

Terimakasih telah menyimak artikel ini, silahkan bookmark blog ini untuk mendapat informasi menarik lainnya yang saya buat setrik lengkap dan mendalam.
Semoga bermanfaat dan Sampai jumpa.

0 Response to "Begini Cara Menciptakan Animasi Menyerupai Upin & Ipin"

Total Pageviews