Pakem atau standarisasi penjurian lomba burung kicau ternyata berbeda tergantung Even dan EO yang menyelenggarakan. Pakem tersebut bersama-sama warisan dari juri-juri masa kemudian yang telah lalang melintang di kejuaraan lomba burung kicau. Walaupun demikian ada juga pakem yang berubah dengan seiring waktu berjalan.
Lomba burung kicau kelas Latberan tentu saja akan berbeda dengan kelas nasional. Ini di karenakan tingkat akseptor yang mengikuti juga berbeda. Kelas latberan merupakan lomba sebagai pemanasan dan ajang training bagi burung berkicau, sedangkan untuk kelas nasional merupakan lomba dengan tahta tertinggi dengan akseptor dan burung yang sudah punya nama serta hadiahnya pun lebih banyak hehehe..
Tujuan aku memposting artikel ini ialah semoga kicau mania tahu dan tidak sanggup serta merta murka atau membuat gaduh ketika ajang lomba berlangsung, lantaran berdasarkan yang punya burung, peksinya bekerja ngotot harusnya menang tapi kok kalah, yang ada di gantangan nomor sekian padahal tidak ngotot tapi kok sanggup menang? Wah jurinya tidak adil, alias juri bayaran. Padahal setiap juri memiliki evaluasi tersendiri dan memiliki pakem sendiri wacana burung yang moncer dan yang niscaya keputusan juri ialah mutlak. Oleh sebeb itu sebelum anda menunjuk juri tidak fair sebaiknya anda merenung sejenak kenapa burung anda tidak masuk juara dan tidak moncer di arena.
Setrik garis besar pakem penjurian lomba burung semuanya hampir sama walaupun ada sedikit perbedaan. Dibawah ini merupakan garis besar kesamaan evaluasi juri ketika lomba berlangsung. Semoga bermanfaat untuk anda yang memang sering nggantang di arena lomba;
1. 1. Irama lagu atau variasi lagu atau bahan lagu
Irama lagu dalam hal ini ialah variasi atau bahan lagu yang dikeluarkan burung ketika berkicau. Apakah burung tersebut ngotot dan mengeluarkan irama lagu yang bervariasi dan memiliki bunyi tonjolan yang sering dikeluarkan. Burung dianggap istimewa apabila ketika berkicau waktu jeda antar lagu yang relatif pendek atau tidak ngetem. Dan selalu mengeluarkan variasi dengan alunan yang lezat didengar yaitu berupa tembakan keras dan cepat serta bunyi ngeroll yang mengalun bervariasi.
2. 2. Volume Suara
Volume bunyi juga sangat besar lengan berkuasa untuk burung lomba. Burung dengan bunyi yang pelan tidak akan terdengar lantaran ada bunyi burung dengan bunyi yang lebih keras, kristal dan lantang. Burung dengan bunyi yang pelan jarang sekali juri akan meliriknya menjadi juara lomba, lantaran suaranya akan pecah di udara sehingga kurang lezat didengar ibarat lagu yang fals. Berbeda dengan burung dengan bunyi keras serta kristal, burung ini akan selalu moncer lantaran suaranya yang paling terdengar diantara burung lain sehingga akan memudahkan juri dalam menilai kinerja burung tersebut. Volume bunyi burung yang keras mengambarkan huruf burung yang istimewa dan selalu ngotot ketika berkicau.
3. 3. Durasi dan Speed Suara
Durasi kicauan juga sangat besar lengan berkuasa dalam ajang lomba. Burung dengan durasi kicauan yang panjang pastinya akan sering moncer daripada burung dengan durasi pendek. Biasanya burung dengan durasi panjang sanggup membawakan lagu tonjolannya sanggup berupa tembakan, besetan atau roll yang lezat di dengarkan lantaran durasinya diatas rata-rata. Dan burung yang sanggup membawakan nada dengan durasi panjang pastinya burung ketika ditop perform. Penilaian durasi contohnya untuk burung lovebird yang memang apabila burung tersebut memiliki kekean yang panjang dan sering nembak pastinya akan moncer di arena.
Speed bunyi juga sangat besar lengan berkuasa di ajang lomba burung. Burung dengan tembakan dengan speed yang rapat dan panjang pastinya akan lebih sering moncer. Ini dikarenakan speed yang rapat merupakan huruf dari si peksi. Untuk merubah huruf burung hampir tidak mungkin tetapi apabila berhasil pastinya memiliki perjuangan yang keras dan kesabaran yang tinggi. Speed bunyi yang rapat dan cepat akan gampang didengar juri ketika lomba lantaran burung akan nembak terus tanpa adanya jeda dari tembakannya.suaranya pun akan lebih lezat didengarkan dan terlihat sangar dan angker hehehe...
4 4. Mental Juara
Apakah burung anda bermental juara? Apabila burung anda memang bermental juara itu sangat luar biasa. Burung dengan mental yang elok dan selalu siap bertarung dimana saja burung tersebut akan mengeluarkan semua kanuragannya ketika di arena. burung tersebut akan terlihat sangat ngotot ketika berkicau atau sering juga para kicau mania menyebutnya “semprot kanan kiri”. Burung tersebut akan terlihat istimewa lantaran kengototannya ketika menyemprot musuh-musuhnya dengan bunyi yang tinggi dan variasi yang di punyainya akan di tumpahkan semua. Biasanya mental juga besar lengan berkuasa terhadap gaya dari si burung sendiri. Misalnya saja kacer yang kalah mental akan mbagong. Burung dengan mental juara disertai tingkat birahi yang pas pastinya akan selalu nagen satu titik dan selalu menampilkan gaya atraktif yang sangat lezat dipandang.
5. 5. Fisik Burung
Fisik burung juga sangat besar lengan berkuasa untuk burung yang turun di ajang lomba. Burung juara pastinya memiliki fisik yang jago dan terlatih. Burung lomba apabila fisiknya down akan nggembos ketika mengeluarkan suaranya. Dan sering ngetem dan terlihat kurang lezat dipandang atau didengarkan suaranya, lantaran dari segi bunyi ia akan ibarat ngriwik saja. burung tersebut juga lebih banyak istirahat ibarat minum atau hanya loncat-loncat saja tanpa mengeluarkan suaranya.
6. 6. Gaya Burung
Gaya burung atau reaksi burung ketika di arena lomba juga sangat berpengaruh. Burung dengan gaya yang nagen dan atrataktif niscaya lebih lezat dilihat dari pada burung yang sering loncat-loncat dan ngruji sambil berkicau. Gaya burung juga sanggup dipengaruhi dari mental dan birahi si burung sendiri. Apabila memang memiliki mental dan birahi yang pas pastinya akan menampilkan gaya yang sedap dipandang. Penilaian gaya burung juga berbeda tergantung jenis burung yang dilombakan, contohnya saja lovebird dengan cendet, pastinya evaluasi juri akan berbeda dari kedua burung tersebut. Burung yang sering terbang kesana kemari di dalam kandang pastinya akan mendapat nilai min lantaran burung tersebut sanggup mengganggu burung lain dan fisik dari burung tersebut akan cepat drop. Misalnya juga burung yang berkicau di dasar kandang juga akan mendapat nilai min dari juri, lantaran juri sendiri tidak sanggup melihat dan menilai kinerja burung dengan jelas, biasanya gaya ibarat ini diakibatkan dari kesalahan perawatannya . Untuk itu juri sering memberi juara burung dengan gaya yang hening serta gaya siap bertarung dan duduk ketika membawakan lagunya.
Burung juara niscaya adakalnya akan kalah di arena lomba. Semua tergantung dari perawatan dan kondisi dari burung yang dilombakan. Dari artikel diatas kita sanggup tahu garis besar dari evaluasi burung lomba. Oleh lantaran itu jangan eksklusif menjudge juri. Juri sudah bekerja optimal walaupun ada juga juri yang main belakang, tapi itu juga sangat jarang. Seoarang penggantang sejati kalah menang itu biasa, yang terpenting sanggup kumpul dan bertukar pikiran dengan sesama penghobi untuk hasil yang lebih baik di ajang lomba yang akan datang. Demikian sucuil pakem yang sering dijadikan pakem oleh banyak juri lomba burung kicau. Salam cah kicau mania nusantara. ^_^
0 Response to "Inilah Pakem Penjurian Burung Lomba Yang Sering Dipakai Juri Di Arena Lomba"