Lovebird Zupiter bergotong-royong bukanlah burung kemarin sore. Sebelum menjadi milik Om Tata, burung ini sempat mampir di tangan beberapa pemain lainnya. Namun selama itu pula tak pernah tampil maksimal di lapangan. Padahal beberapa pemilik sebelumnya termasuk pemain lovebird kawakan.
Itu sebabnya, Zupiter berkali-kali dilego ke pemain lain, hingga hasilnya jatuh ke tangan Om Tata. Butuh waktu usang untuk memaksimalkan kinerja Zuviter di lapangan, meski materi dasar bunyi ngekeknya bisa dibilang sangat panjang.
Kendala terbesar yang membuat LB Zuviter susah nampil ialah perilakunya yang bandel di lapangan, tak mau anteng di tangkringan, bahkan seringkali ngeruji. Kalau sudah begitu, potensi ngekek panjangnya pun pribadi sirna.
“Sudah setahun burung ini di tangan saya. Saat itu burung tidak bisa diam, ngeruji terus. Butuh waktu tidak mengecewakan usang untuk menunggunya moncer,” terperinci Om Tata.
Suatu hari terjadi sebuah ketidaksengajaan yang membawa berkah. Ketika itu, menyerupai biasanya, Om Tata pulang sore. Habis maghrib, ia iseng-iseng memandikan lovebird Zupiter dengan trik disemprot.
“Eh…, sehabis mandi malam itu, Zuviter kok berubah tidak nakal. Dia mau duduk anteng di atas tangkringan, sambil bunyi terus, dengan durasi ngekek cukup panjang,” tambah Om Tata. Dia sempat mencatat, durasi ngekek lovebird Zuviter maksimal bisa mencapai 1 menit 15 detik.
Penasaran melihat perubahan performa itu, Om Tata iseng-iseng mencoba menurunkan lovebird Zuviter dalam even lokalan di Parung. Untuk kali pertama, Om Tata mencicipi jagoannya bisa meraih juara satu bahkan pribadi double winner.
Yang membuat Om Tata makin bangga, Zuviter bisa membayangi sang fenomenal baru, lovebird Fretty milik Om Barnas Saputra (Depok).
Keduanya pernah bertarung dalam Launching Adam Kayu Manis Enterprise di Tangerang Selatan, 8 Mei lalu, dan sama-sama meraih double winner. Lovebird Fretty menjuarai Kelas Kayu Manis dan Pondok Cabe A, di mana Zuviter selalu menempati posisi runner-up.
Zuviter kemudian memenangi Kelas Pondok Cabe B dan Buser. Nah, di Kelas Pondok Cabe B inilah, Fretty harus mengakui ketangguhan Zuviter dan berada di peringkat kedua.
Keduanya kemudian bertemu lagi dalam even akbar BJB Cup di Taman Wiladatika Cibubur, 15 Mei 2016. Even ini juga diikuti dua lovebird andal lainnya, yakni Ronggeng milik H Umar (Klender) dan Koclak milik Sien Ronny SF Surabaya.
“Ketika itu Fretty tampil ngedan dengan memenangi tujuh kelas. Tetapi lovebird Zupiter masih mampu berprestasi dengan meraih empat kali juara kedua dan satu kali juara ketiga,” kata Om Tata, kicaumania asal Cise’eng, Parung, Bogor.
Seminggu kemudian, Om Tata menurunkan kembali gaconya dalam even Prabu Cup di Tangerang (22/5). Hasilnya, dua trofi juara 1 pun diraihnya, yakni Kelas Sampoerna dan Raja Tangerang.
Begitu juga dalam even-even berikutnya, Zuviter hampir selalu menjadi juara. Penawaran pun pribadi berdatangan, mulai dari Rp 25 juta, Rp 50 juta, hingga Rp 75 juta. Yang terakhir, ada lovebird mania yang mengajak dibarter dengan satu unit kendaraan beroda empat Toyota Avanza yang masih gres.
Namun Om Tata terlanjur sayang, sehingga untuk ketika ini belum ingin melepas Zuviter. Apalagi prestasi demi prestasi terus diukirnya, sehabis melampaui masa-masa sulit (tidak mau nampil) cukup lama.
disunting dari artikel omkicau.com
0 Response to "Setelah Dimandikan Malam, Lovebird Ini Dapat Konslet Di Lapangan Dan Ditawar 75 Juta"