Apa kelebihan Mata Dewa? Menurut Ardhy, burung ini mengeluarkan bunyi ngekek yang panjang. Interval suaranya ketika narik sanggup mencapai empat oktaf. “Yang lebih penting, gaya nyekleknya ketika narik panjang seringkali mencuri perhatian juri dan memukau penonton,” kata Om Ardhy.
Kebetulan, Mata Dewa dan Mata Dewi merupakan lovebird hasil penangkaran sendiri di rumahnya, keduanya berasal dari pasangan induk yang sama, bahkan dari periode peneluran yang sama, serta diloloh setrik bersama-sama pula oleh induknya. Keduanya kini berumur dua tahun.
Sampai ketika ini, induk jantan dan induk betina dari kedua gaco ini masih aktif berproduksi. Bahkan, ketika Om Kicau tiba ke penangkarannya, induk betina sedang bertelur. “Adik-adik Mata Dewa juga bagus. Umur tiga bulan sudah narik panjang-panjang,” ungkap Om Ardhy.
Mata Dewa bahkan sudah menjuarai hampir semuua lomba yang digelar event organizer(EO) ternama di negeri ini, mulai dari Pelestari Burung Indonesia (PBI), BnR, sampai EO independen.
Hebatnya lagi, Om Ardhy sering menurunkan gaconya tidak hanya pada hari Minggu, tetapi juga pada hari lain. Sebab, latber di Jabodetabek sanggup dikatakan hampir setiap hari ada kecuali Senin. “Mata Dewa dan Mata Dewi dalam seminggu sanggup mengikuti tiga even. Misalnya Selasa dan Kamis ikut latber, kemudian Minggu ikut latpres,” ujarnya.
Berikut ini tips perawatan lovebird lomba ala Om Ardhy:
1. Perhatikan kualitas pakan
Kebetulan Om Ardhy tidak pernah memanen piyik lovebird pada umur 5 – 10 hari, lantaran semua anakan diasuh induknya sampai lepas sapih (umur 2 bulan). Karena itu, ia hanya memperhatikan kualitas pakan pada indukan, yang nanti akan melolohkan pakan kepada anak-anaknya. Dalam hal ini, Om Ardhy menunjukkan pakan biji-bijian berupa juwawut dan milet putih.
2. Pemasteran semenjak dini
Karena Om Ardhy mempercayakan pengasuhan anakan-anakan lovebird kepada induknya, maka pemasteran terjadi melalui dua tahap. Pertama, pemasteran alami ketika anakan diasuh induknya semenjak menetas sampai umur 2 bulan.
Karena pasangan indukannya bersuara panjang, otomatis semua anaknya akan menirukan tarikan bunyi indukannya. “Jadi, untuk menghasilkan lovebird lomba tolong-menolong tidak perlu harus berasal dari indukan juara. Yang penting, pasangan indukan sama-sama bersuara panjang, sehingga semua anakannya niscaya akan menirukan bunyi indukannya,” ujarnya.
Inilah yang terjadi pada Mata Dewa dan Mata Dewi, di mana bapak dan ibunya bukanlah trah juara, tetapi mempunyai bunyi panjang. Melalui pemasteran dan perawatan konsisten, anakan pun mempunyai bunyi panjang dan punya prospek elok di lapangan.
Ketika anakan dipisahkan dari induknya, adalah umur 2 bulan, maka setiap anakan dimasukkan ke kandang soliter. Sangkar-sangkar tersebut didekatkan dengan kandang lovebird yang mempunyai bunyi panjang, supaya sanggup dimaster oleh anakan-anakan tersebut.
“Kunci sukses lovebird lomba tolong-menolong pada pemasteran, bukan (mutlak) dari darah induk juara,” kata Om Ardhy. Dia biasa memaster anakan lovebird di ruang khusus, menyerupai terlihat dalam gambar di bawah ini.
3.Simpan burung lomba di ruang khusus
Apabila sudah tetapkan lovebird A diprioritaskan untuk lomba, dan lovebird B untuk hiburan di rumah, maka lovebird A harus dipisah dan disimpan dalam ruangan khusus. Ini untuk mencegahnya supaya tak gampang terpancing bersuara ketika mendengar bunyi burung sejenis di sekitarnya. Apalagi jikalau mendekati hari lomba, burung benar-benar harus diistirahatkan total.
Di luar tips perawatan lovebird lomba menyerupai disebutkan di atas, ada dua kebiasaan Om Ardhy yang unik atau cukup nyeleneh, sehingga harus dipisahkan dari tips perawatan lovebird lomba.
Namun, itulah fakta yang dilakukannya selama ini terhadap Mata Dewa dan Mata Dewi. Meski bertentangan dengan pendapat umum, Om Kicau tak akan menyembunyikan fakta tersebut.
Berikut ini dua fakta nyeleneh yang biasa dilakukan Om Ardhy dalam perawatan lovebird lomba:
1. Perawatan tanpa penjemuran
Om Ardhy paling ogah menjemur lovebird lombanya. Jadi, begitu dimandikan, burung hanya dianginkan sebentar, kemudian dikerodong lagi. Mandi pun tidak berlebihan, hanya setengah jam, kemudian digantang untuk diangin-anginkan.
Aneh tapi nyata, dan silakan disikapi sendiri. Namun, perlu diingat juga, penjemuran mempunyai banyak manfaat, termasuk menyerap sinar matahari sebagai sumber provitamin D (lihat manfaat penjemuran burung). Bahkan, terapi penjemuran sanggup mendongkrak power lovebird
2. Pakan hanya berupa milet putih
Om Ardhy juga menunjukkan pakan sekadarnya kepada gaco-gaconya, adalah hanya berupa milet putih. “Pakan cukup milet putih, tidak usah macam-macam,” kata dia. Alasannya, lovebird bukan burung fighter, melainkan burung koloni, sehingga tidak perlu dipacu melalui extra fooding (EF).
Cara ini juga dilakukan Om Fredy dari ILB Sarolangun Jambi, bedanya, jikalau mau turun lomba, Om Fredy selalu menunjukkan jagung muda mulai H-2.
Untuk dilema pakan menyerupai ini, tentu jangan dijadikan standar perawatan lovebird lomba. Sebab, risiko di kemudian hari niscaya akan muncul. Jika kini belum muncul, dan burung masih moncer di lapangan, Om Kicau sanggup memastikan kalau kualitas genetis Mata Dewa dan Mata Dewi memang bagus, yang diwarisi dari salah satu atau kedua induknya.
Tetapi menunjukkan pakan lovebird hanya berupa milet putih, tanpa keragaman materi pakan lainnya terang berbahaya. Sebab kandungan nutrisi pada milet putih sangat terbatas, dan lebih didominasi karbohidrat dan energi metabolisme (kalori).
Makanya, ketika para pemain menerapkan EF berupa sayuran, tolong-menolong ini untuk melengkapi kebutuhan nutrisi penting lainnya, khususnya protein, vitamin, dan mineral.
Itu sebabnya, mengapa dua hal yang agak nyeleneh terpaksa Om Kicau pisahkan dari tips perawatan lovebird lomba, lantaran memang sangat berisiko bagi lovebird lain, terutama jikalau kualitas genetisnya tak sebagus Mata Dewa dan Mata Dewi.
semoga bermanfaat
sumber www.omkicau.com
0 Response to "Dengan Cara Pemasteran Ini, Lb Tanpa Trah Juara Ini Berkali Menyabet Gelar Juara"