Selama bekerja di Jakarta, saya harus berangkat sebelum matahari terbit dan pulang malam selepas maghrib. Rasanya, ini hal biasa bagi kebanyakan pegawai dan karyawan di Ibu Kota.
Berjibaku dalam kubangan kemacetan jalan raya, juga banjir dikala demam isu hujan, juga hal biasa di Jakarta. Lelah, letih, dan penat serasa lenyap setiap datang hari Sabtu dan Minggu. Itulah kesempatan bagi saya untuk merawat dan melombakan burung.
Saya punya seekor murai batu, namanya Balloteli. Burung ini saya beli semenjak masih materi seharga Rp 800.000, saya master dan rawat sendiri dalam keterbatasan waktu. Mungkin alasannya yaitu kualitas genetiknya memang bagus, saya cukup puas dengan prestasinya selama ini.
Beberapa sobat menyebut Balloteli sebagai murai watu dengan harga kaki lima, tapi rasa bintang lima, he.. he.. Ya, meski perawatannya minimalis, tetapi hasilnya maksimalis.
Berikut ini tips perawatan murai watu Balloteli dalam kondisi keterbatasan waktu saya selama ini.
Perawatan harian
- Pukul 05.00, burung dikeluarkan, dan pribadi masuk sangkar umbaran. Kandang umbaran berada di teras, dan tidak terkena sinar matahari setrik langsung.
- Sarapan pagi berupa 6 ekor jangkrik alam, ditambah 1 sendok teh kroto.
- Pukul 07.30 sudah datang di kantor, bolos pagi dulu, lalu mencuri waktu sebentar ke pasar burung untuk membeli kroto dan jangkrik.
- Setiba di kantor, kroto disimpan di dalam kulkas milik kantor, he.. he.. (waduh, tertangkap tangan bro).
- Pukul 19.00, saya sudah datang di rumah. Burung pribadi dipindah ke sangkar harian, lalu dikasih 6 ekor jangkrik, dikerodong dan dimaster menggunakan audio mp3 hingga pagi.
- Karena pagi hingga petang tidak sempat merawat, saya memandikan murai watu Balloteli pukul 20.00, tetapi hanya tiga hari sekali.
Perawatan jelang lomba
- Perawatan lomba dimulai semenjak Kamis, atau H-3.
- Sejak Kamis hingga Sabtu, burung full kerodong. Porsi jangkrik dinaikkan dua kali lipat, menjadi 12 ekor pada pagi hari, dan 12 ekor malam hari (sepulang kerja).
- Minggu pagi, burung dijemur sebentar supaya hangat, lalu masuk karamba mandi sambil menyantap 6 ekor jangkrik (seperti setelan harian).
- Habis mandi, burung dianginkan sebentar, lalu dikerodong supaya istirahatnya nyaman, sebelum alhasil dibawa ke arena lomba.
- Sekitar 1 jam sebelum sesi murai watu dimulai, Balloteli diberi 3 ekor ulat hongkong dan 3 ekor jangkrik, supaya dikala lomba dapat mengeluarkan tembakan-tembakan andalannya.
Begitulah sobat kicaumania, sepenggal dongeng perawatan murai watu Balloteli. Semoga dapat menginspirasi sobat kicaumania yang kebetulan menjadi pegawai, karyawan, atau buruh di Ibu Kota yang semenjak pagi hingga petang sudah tidak berada di rumah.
disunting dari omkicau.com
0 Response to "Tips Merawat Mb Menjadi Juara Meski Dalam Keterbatasan Waktu Kesibukan Kerja"