Latest News

Cara Beternak Dan Penangkaran Rusa Sebagai Ternak Alternatif

Rusa Sambar. Jenis rusa yang orisinil Indonesia ini, bersama anggota genus Muntiacus lainnya, dipercaya sebagai jenis rusa tertua. Kijang berasal dari Dunia Lama dan telah ada semenjak 15 – 35 juta tahun yang silam. Rusa jantan mempunyai ranggah (tanduk) yang pendek, tidak melebihi setengah dari panjang kepala dan bercabang dua serta gigi taring yang keluar. Kijang atau menjangan (Muntiacus muntjak) merupakan binatang soliter. Kijang jantan menandai daerahnya dengan menggosokkan kelenjar frontal preorbital yang terdapat di kepala mereka di tanah dan pepohonan. Selain itu kijang jantan juga menggoreskan kuku ke tanah atau menggores kulit pohon dengan gigi sebagai penanda kawasan.
Rusa Sambar (Cervus Unicolor Brookei) termasuk gologan ternak ruminansia yang mempunyai tingkah laris terperinci berbeda dengan ruminansia lain, yaitu mempunyai ketajaman penciumam dan telinga serta kecepatan berlari dan melompat cukup tinggi.  Pada umur remaja berbadan besar, tungkai panjang, hidung gelap dan bunyi khas melengking nyaring. Umumnya bulu berwarna hitam kecoklatan dan cenderung coklat keabu-abuan atau kemerahan, warna gelap sepanjang penggalan atas. Bobot rusa sambar remaja (10-12 bulan), betina 80-90 kg. Panjang tubuh berkisar 1,5 m dan tinggi tubuh 1,4-1,6 m. Bobot lahir 3-4 kg, sedangkan yang jantan antara 90-125 kg. Perkawinan alami secara umum berkisar antara bulan juli hingga september, masa bunting 235 hari atau 7-8 bulan dan calving interval 10-12 bulan.
Jenis rusa orisinil Indonesia ini biasanya aktif di malam hari meskipun sering kali tetap melaksanakan aktifitas di siang hari. Makanan utamanya ialah daun-daun muda, rumput, buah, dan akar tanaman. Kijang merupakan binatang poligami. Jenis rusa ini tidak mempunyai isu terkini kawin tertentu sehingga perkawinan terjadi sepanjang tahun. Kijang betina sanggup melahirkan sepanjang tahun dengan usia kehamilan berkisar 6-7 bulan. Dalam sekali masa kehamilan, kijang melahirkan 1-2 ekor anak.



Jenis-Jenis Ternak Rusa
1. Rusa sambar

Rusa sambar (disebut juga rusa sambur, sambhur, Tamil: Kadaththi man), ialah jenis rusa besar yang umum berhabitat di Asia. Spesies yang umum mempunyai ciri khas tubuh yang besar dengan warna bulu kecoklatan. Sambar sanggup tumbuh setinggi 102 cm - 160 cm hingga pundak dengan berat sekitar 546 kg. Sambar umumnya berhabitat di hutan dan bergantung pada tumbuhan semak atau rerumputan. Mereka umumnya hidup dalam kelompok dengan anggota 5 - 6 anggota banyak terdapat di Pulau Sumatera dan Kalimantan di Indonesia.
2. Rusa bawean

Rusa bawean (Axis kuhlii) ialah sejenis rusa yang ketika ini hanya ditemukan di Pulau Bawean di tengah Laut Jawa, Secara administratif pulau ini termasuk dalam Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
3. Cervus timorensis

Jenis Cervus timorensis, mempunyai bulu coklat dengan warna penggalan bawah perut dan ekor berwarna putih. Hewan jantan relatif lebih besar dibandingkan dengan betinanya. Tinggi badannya antara 91-102 cm dengan berat tubuh 103-155 kg, lebih kecil jika dibandingkan dengan Sambar (Cervus unicolor). Rusa jantan mempunyai tanduk yang bercabang. Tanduk akan tumbuh pertama kali pada anak jantan umur 8 bulan. Setelah dewasa, ranggah menjadi tepat yang ditandai dengan terdapatnya 3 ujung runcing.

4. Kijang atau muncak

Kijang atau muncak ialah kerabat rusa yang tergabung dalam genus Muntiacus. Kijang berasal dari Dunia Lama dan dianggap sebagai jenis rusa tertua, telah ada semenjak 15-35 juta tahun yang lalu, dengan sisa-sisa dari masa Miosen ditemukan di Perancis dan Jerman.
Kijang tidak mengenal isu terkini kawin dan sanggup kawin kapan saja, namun sikap isu terkini kawin muncul jika kijang dibawa ke daerah beriklim sedang. Jantannya mempunyai tanduk pendek yang sanggup tumbuh jika patah.
5. Rusa totol

Rusa totol (Axis axis) merupakan binatang herbivora yang menyukai segala jenis tumbuhan terutama rumput dan dedaunan. Rusa totol remaja (pubertas) pada umur 10-15 bulan (rusa betina) dan pada jantan pada umur 12-16 bulan (pada jantan). Seekor rusa betina akan bunting selama 234 hari, dan mempunyai jarak antar kelahiran sekitar 275 hari. Usia rusa yang menjadi ikon Istana Bogor ini berkisar antara 20-30 tahun.



Sistem Perkawinan Ternak Rusa
Reproduksi ialah suatu proses biologi yang terjadi antara jantan dan betina dengan tujuan membentuk satu individu gres di dalam kehidupannya. Perbandingan yang ideal di dalam suatu penangkaran ialah 1 : 4 atau 5 yaitu 1 individu jantan dan 4 atau 5 betina. Berahi membuktikan bahwa betina telah mengalami remaja kelamin dan bersedia mendapatkan pejantan dalam perkawinan. Tanda-tanda berahi pada betina ialah nafsu makan berkurang, tidak tenang, berdiri damai apabila dinaiki pejantan atau sesama betina, sering kencing, mencium dan menjilat alat kelamin jantan, vulva (alat kelamin betina paling luar) terlihat membengkak, merah, dan apabila dipegang terasa hangat. Tanda-tanda berahi pada jantan ialah sering meraung, berkubang, menancapkan ranggah ke tanah atau pohon, bahkan sering mencium dan membaui urine yang dikeluarkan rusa betina sambil menjulurkan lidah. Lama berahi pada rusa diamati mulai dari permulaan timbulnya impian untuk kawin hingga ketika terakhir yakni 2,25 hari dengan siklus berahi 20,25 hari.

Pubertas atau remaja kelamin pada jantan ditandai oleh kesanggupan berkopulasi (kawin) dan menghasilkan sperma, serta perubahan-perubahan kelamin sekunder lain. Pubertas pada betina ditandai oleh terjadinya estrus, ovulasi, sanggup bereproduksi atau menghasilkan keturunan walau belum mencapai ukuran bobot tubuh dewasa, pubertas pada rusa jantan 8 bulan dan betina 8,13 bulan. Perkawinan pertama pada rusa timor betina dara dilakukan beberapa bulan sehabis mencapai remaja kelamin (pubertas). Apabila perkawinan dilakukan pada ketika pubertas, induk akan sulit melahirkan bahkan anak yang dilahirkan cenderung lemah, kurang sehat, bobot lahir rendah, dan pertumbuhan induk akan kerdil lantaran organorgan reproduksi belum berkembang secara sempurna. Umur yang tepat untuk mengawinkan betina dara pada rusa timor ialah 15,25 bulan dan jantan 12,67 bulan.

Rata-rata usang kawin 2,33 detik dengan frekuensi kawin 2,14 kali/hari. Permulaan pembuahan pada rusa sulit diketahui, sehingga yang dijadikan tolok ukur dalam memilih kebuntingan ialah sikap sehabis terjadi perkawinan dimana terlihat rusa betina lebih tenang, perut sebelah kanan membesar, susu (ambing) menurun, dan selalu menolak atau menghindar apabila didekati pejantan. Rata-rata usang bunting pada rusa timor 8,38 bulan dan umur kebuntingan pertama 17,00 bulan. Aktivitas kelahiran (partus) pada rusa sama menyerupai halnya mamalia lainnya, terdiri dari tiga tahap yakni kontraksi uterus, pengeluaran anak (foetus), dan pengeluaran placenta. Rusa timor termasuk golongan beranak tunggal dan rata-rata umur beranak pertama 25,50 bulan dengan interval kelahiran pertama dan kedua 13,25 bulan.


Manajemen dan Penangkaran Ternak Rusa
Penangkaran rusa timor tersebut memakai lahan seluas 7,0 ha yang terdiri dari: Sistem semi terkurung, dilakukan dalam bentuk mini ranch dengan cara memelihara pada areal yang luas (± 1,0 ha), dipagari, dan rusa dibiarkan merumput sendiri tetapi kadang kala pakan disuplai dari luar apabila pakan di dalam areal tidak mencukupi. Sistem bebas (ranch) ialah sistem penangkaran rusa yang dilakukan secara ekstensif dalam areal yang luas dan berpagar (± 1,0 – 5,0 ha atau tergantung ketersediaan lahan dan tujuan penangkaran). Rusa dibiarkan merumput secara alami tanpa campur tangan insan kecuali mengontrol dan mengatur daya dukung.

Pemeliharaan rusa dengan sistem ranch dan mini ranch sebaiknya memenuhi kebutuhan hidup menyerupai habitat alamnya. Oleh alasannya itu, habitat buatan dalam sangkar penangkaran yang berpagar keliling sanggup dilengkapi dengan areal pepohonan dan bersemak, sumber air, tempat pakan dan lapangan perumputan. Areal berpohon sangat bermanfaat untuk berlindung dan tempat tidur, sedangkan areal bersemak sanggup dijadikan tempat istirahat, pengasuhan anak dan kebutuhan biologis lainnya. Jenis-jenis pohon yang ditanam mempunyai tajuk yang cukup rindang sebagai peneduh, seperti: beringin, sawo, mangga, lengkeng, dan aneka macam jenis tumbuhan hutan lainnya. Beberapa jenis pohon sering dimakan kulitnya oleh rusa. Oleh alasannya itu, pemagaran beberapa jenis pohon perlu dilakukan apabila dikuatirkan cepat rusak atau mati lantaran dimakan kulitnya oleh rusa.

Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam penetapan lokasi penangkaran rusa, antara lain berada di luar daerah suaka alam; terletak di tempat yang tenang; kondusif dari gangguan; gampang dicapai atau ditempuh pada isu terkini hujan dan isu terkini kemarau; tersedia air yang banyak sepanjang tahun untuk keperluan minum,

Kandang
Kandang berfungsi sebagai tempat berlindung dari hujan, panas, dan predator; tempat berteduh, beristirahat, berkembangbiak, makan dan minum; perawatan bagi yang sakit; dan untuk memudahkan dalam pengontrolan. Bahan sangkar yang dipakai terdiri dari kayu, paku, besi, kawat harmonika atau ram, batako, semen, dan pasir. Tiang-tiang beton dibangun di atas pondasi dengan ukuran sangkar untuk satu individu rusa remaja ialah 2,0 m². Kandang rusa diberi pintu, biar gampang dalam penanganan untuk dukungan pakan, penangkapan untuk penimbangan, pengukuran, dukungan tanda, investigasi kesehatan, atau dukungan perlakuan. Drainase pada lantai sangkar dibentuk agak miring dan diusahakan biar tidak becek; sangkar rusa sebaiknya disekat sesuai dengan status fisiologis.

Kandang rusa terdiri dari aneka macam bentuk tergantung kegunaannya, antara lain bangunan peneduh. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat berteduh lantaran mempunyai atap dan dinding sehingga terhindar dari terpaan air hujan. Bangunan ini sangat diharapkan dalam penangkaran rusa yang menganut sistem terkurung (kandang). Atap bangunan terdiri dari genteng, alang-alang atau rumbia, sedang dindingnya dari tembok dengan tinggi minimal 50 cm. Bangunan berukuran 1 m² untuk satu individu rusa dewasa. Penangkaran rusa yang memakai sistem bebas (ranch), sanggup memakai pohon-pohon yang rindang atau semak belukar.
- Kandang pembiakan (kandang tertutup yang berukuran 6 x 2 m2 dan disekat menjadi tiga ruang yakni untuk sangkar kawin (2 x 3 m2), sangkar melahirkan dan menyusui (2 x 1,5 m2) dan sangkar sapih anak (2 x 1,5 m2),
- Kandang individu dan penelitian (masing-masing berukuran 2 x 2 m),
- Kandang transit (kandang terbuka seluas ± 560 m2 untuk menampung rusa yang gres datang),
- Kandang pembesaran seluas ± 288 m2 yang dibagi menjadi empat sub unit masingmasing seluas ± 72 m2 untuk seleksi pasangan, pembesaran anak dan training (exercise) bagi salah satu pasangan untuk menyegarkan kondisi tubuh dari sangkar pembiakan, serta isolasi untuk kasus tertentu. Kandang ini biasanya disebut yard dan sebaiknya berbentuk lingkaran atau melingkar yang dipakai untuk perawatan rusa, dan tempat bagi rusa yang sedang bunting atau melahirkan. Dinding sangkar yard terbuat dari papan yang besar lengan berkuasa dengan tinggi minimum 2,0 m, dan tertutup rapat biar rusa gampang diberi perlakuan tanpa menjadikan kepanikan atau stres. Kandang berbentuk lingkaran biar rusa lebih gampang diberi perlakuan lantaran rusa akan berada di penggalan tengah kandang. Namun apabila sangkar berbentuk persegi, rusa cenderung lebih bahagia berada di sudut-sudut sehingga sulit untuk memberi perlakuan. Lantai sangkar terdiri dari lantai garang atau paving block.
- Kandang pedok atau mini ranch (kandang pemeliharaan terbuka ukuran 38 x 38 m2), pengolahan limbah (untuk mengolah dan memanfaatkan limbah pakan dan kotoran rusa, terdiri dari 2 buah masing-masing berukuran 4 x 2 x 1 m3 dan 2 x 2 x 1 m3),
- Gudang pakan (bangunan permanen berukuran 8 x 6 m2 yang dipakai sebagai gudang pakan, obat-obatan dan peralatan penangkaran),
- Pusat informasi (bangunan permanen berukuran 10 x 6 m untuk pusat data dan informasi penangkaran rusa serta acara manajemen dan pelatihan).

Pagar
Pagar dibentuk mengelilingi areal penangkaran dan bahannya ialah tiang pagar (besi, beton, atau pohon hidup), dan kawat (harmonika atau ram, kawat duri). Tinggi tiang pagar minimum 2,5 m dari permukaan tanah, ditanam 50 – 75 cm dengan pondasi beton dan ujung penggalan atas dibengkokkan sepanjang 0,5 m dan diberi kawat duri sebanyak 3 – 4 baris. Jarak antar tiang pagar maksimal 2,0 m. Tiang pagar yang berasal dari pohon hidup, ditanam di sekitar pagar setinggi 2,5 m dari permukaan tanah dengan diameter batang minimum 10 cm dan ditanam 50 – 75 cm. Pohon hidup ditanam di antara tiang besi siku, untuk membantu penguatan pagar. Pemagaran pohon dilakukan setinggi 1-2 meter memakai materi bambu, kayu atau kawat harmonika. Apabila peneduh alami dianggap kurang, peneduh buatan (shelter) sanggup dibentuk dengan ukuran setinggi 2 meter dari materi yang tidak gampang rusak dengan jumlah dan penempatan peneduh yang terpisah sesuai kebutuhan.

Areal pengembangan pakan
Areal pengembangan pakan merupakan salah satu sarana yang sangat penting didalam penangkaran lantaran produktivitas dan perkembangbiakan rusa sangat tergantung oleh pakan. Oleh lantaran itu perlu dikelola secara intensif untuk menjaga kualitas dan kuantitas jenis pakan. Jenis pakan yang ditanam diadaptasi dengan jenis-jenis yang disukai rusa, tahan terhadap kekeringan yang terdiri dari jenis rumput (poaceae) dan leguminosae. Pakan rusa berupa hijauan, baik jenis rumput, rambatan maupun dedaunan, dan pakan perhiasan (konsentrat). Pakan hijauan rumput antara lain rumput gajah, rumput raja, rumput setaria, sorghum, dan rumput lapangan menyerupai kolonjono, rumput pait, a’awian, gewor, bayondah, dan padi-padian. Pakan hijauan rambatan dan dedaunan, antara lain mikania, kangkung, daun ubi, daun kacang, kaliandra, daun jagung, daun nangka, daun jati, daun lamtoro, daun turi, daun beringin, daun Acacia l., daun mangkokan, daun nampong, dan daun gamal. Jenis pakan perhiasan berupa dedak, kulit kacang, bungkil kelapa, kulit pisang, ubi, jagung dan kulitnya, wortel, pellet ternak Selain itu, diberikan pula vitamin organik, obat-obatan, dan pupuk organik. Pengadaan materi tersebut dipakai untuk memacu pertumbuhan dan reproduksi rusa. Pakan diberikan 2 atau 3 kali sehari, terutama pagi dan sore hari, dengan rata-rata persentase kebutuhan pakan segar menurut bobot tubuh (BB) rusa masing masing sebesar 28,70% - 18,75% (umur kurang dari 12 bulan), kemudian semakin menurun menjadi 19,60% - 13,91% (umur 12 - 24 bulan) dan 12,32% - 10,93% (umur 24–36 bulan). Waktu dukungan pakan terbanyak ialah pada sore hari

Tempat makan
Tempat makan yang biasa dipakai berbentuk palungan berukuran panjang 1,5 – 2,0 m dan lebar 0,5 m atau berbentuk lingkaran segi enam berukuran diameter 50 – 75 cm dengan tinggi 30 cm dari atas permukaan tanah. Bahan yang dipakai terdiri dari papan, kayu, atau seng polos atau licin. Tempat makan diletakkan di tengah atau di sudut sangkar dan diusahakan setiap sangkar terdapat satu buah tempat makan. Tempat pakan harus gampang dijangkau petugas yang memberi pakan, tetapi penempatannya memungkinkan bagi rusa memakan dari segala arah. Tempat pakan diberi peneduh untuk menghindari pakan gampang kering lantaran kepanasan atau berair lantaran kehujanan. Apabila jumlah rusa yang ditangkar cukup banyak dalam satu areal penangkaran, tempat pakan sanggup dibentuk di beberapa tempat biar tidak terjadi persaingan kuliner antara individu rusa. Ukuran tempat pakan yang diadaptasi dengan jumlah rusa yang dipelihara. Lantai tempat pakan sanggup dibentuk dari semen atau papan. Bentuk tempat pakan yang dibentuk panggung akan mengurangi sisa pakan yang terbuang lantaran diinjak-injak atau bercampur dengan kotoran (faeses dan urine).

Tempat minum
Rusa memerlukan air untuk minum, dan berkubang sehingga sebaiknya selalu higienis dan sering diganti. Pada isu terkini kawin, rusa jantan sangat menyenangi air sebagai tempat berkubang. Tempat minum yang dipakai berbentuk kolam dilengkapi dengan pembuangan untuk menghindari rusa jantan yang sering menanduk terutama apabila memasuki isu terkini kawin. Letak tempat minum berada di tengah atau di sudut sangkar dan setiap sangkar diusahakan terdapat satu tempat minum.

Jalan kontrol
Jalan kontrol berfungsi untuk pengontrolan dan dukungan pakan dengan lebar jalan 1,5 – 2,0 m dan sebaiknya terletak di sepanjang pinggiran sangkar atau pagar.

Saluran air
Air diharapkan untuk mengairi pakan, pemeliharaan sangkar dan rusa. Penangkaran sebaiknya mempunyai kolam penampung dan menara air lengkap dengan generator. Saluran air perlu dibersihkan setiap hari biar tidak tergenang dan menjadikan bacin yang kurang sedap, serta sebaiknya dibentuk agak miring menuju tempat pembuangan.

Gudang dan peralatan
Bangunan ini berfungsi untuk menyimpan peralatan dan perlengkapan penangkaran, pemeliharaan pakan (alat-alat pertanian), pakan, dan obat-obatan. Di samping itu, diharapkan pula sarana dan prasarana pendukung penangkaran berupa
sekat harmonika, sekat portable, sangkar jepit, instalasi air (sumur, menara air, tanki air, pipa saluran), instalasi listrik (pemasangan listrik PLN 3.500 VA, tiang dan kabel, lampu penerangan, gardu meteran), dan pos jaga.



Teknik Pemeliharaan Ternak Rusa 

A. Pemeliharaan Rusa
Pemeliharaan rusa terdiri dari pengelompokan rusa, penyapihan anak, kesehatan, dan penandaan atau dukungan nomor (tagging).
1. Pengelompokkan rusa
Rusa dikelompokkan menurut status fisiologi yakni jantan dan betina yang telah siap kawin, jantan yang belum siap kawin (baru disapih), betina yang belum siap kawin (baru disapih), betina yang sedang bunting, betina yang melahirkan, dan rusa yang sakit. Pengelompokan tersebut bermanfaat untuk memudahkan dalam dukungan pakan sesuai kebutuhan, memudahkan dalam pengaturan perkawinan, menjaga pejantan biar tidak mengganggu rusa yang lain, keamanan bagi induk yang bunting dalam proses kelahiran, ketenangan bagi induk yang menyusui dalam merawat anak, menghindari perkawinan sebelum waktunya, memperoleh kesempatan makan bagi rusa yang gres disapih, dan memudahkan penanganan bagi rusa yang sakit
2. Penyapihan rusa
Penyapihan ialah induk betina bersatu dengan anaknya hingga berumur 4 bulan, biar anak rusa menerima air susu lebih banyak. Penyapihan sebelum berumur 4 bulan, contohnya ditinggal mati oleh induk, diharapkan penambahan air susu dari luar dengan memakai dot atau sendok.
3. Kesehatan
Kesehatan rusa perlu diperhatikan biar produktivitas semakin meningkat. Kematian dalam penangkaran rusa lebih banyak terjadi pada isu terkini hujan dan penyakit yang sering menyerang ialah pneumonia (radang paru-paru) lantaran sangkar yang becek dan lembab. Kematian pada rusa remaja lebih banyak disebabkan oleh faktor makanan, lingkungan, dan stres jawaban penanganan. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit pada rusa timor, dilakukan dengan beberapa cara, antara lain sanitasi lingkungan kandang, dukungan pakan yang memenuhi standar gizi, memperbaiki teknik penanganan, dan vaksinasi, serta dukungan obat sesuai jenis penyakit dan proposal medis.
4. Penandaan (tagging)
Penandaan (tagging) pada rusa merupakan hal penting dalam manajemen penangkaran. Penandaan sebaiknya dilakukan sebelum anak rusa disapih dan tujuannya ialah untuk mengetahui silsilah (pedigree), umur, memudahkan dalam
pengontrolan, memudahkan dalam pengenalan individu, dan untuk memudahkan
pengaturan perkawinan. Cara dukungan nomor pada rusa timor di penangkaran

B. Pemeliharaan Pagar dan Kandang
Pemeliharaan pagar dan sangkar dilakukan secara teratur biar rusa tidak ke luar sangkar lantaran kerusakan pagar. Kerusakan pagar lebih sering terjadi pada ketika isu terkini kawin lantaran pada ketika itu, ranggahnya gatal sehingga kawat ialah salah satu target yang ditanduk. Lingkungan dan sanitasi dalam sangkar harus tetap terjaga biar tidak lembab terutama pada ketika isu terkini hujan. Pemeliharaan sangkar dilakukan dengan cara pencucian setiap pagi hari sebelum dukungan pakan sehingga rusa sanggup mengkonsumsi pakan dalam kondisi higienis dan kesehatanpun terjamin. Pencarian dan pengambilan pakan dilakukan pada kebun pakan yang telah dikelola dan juga berasal dari lingkungan sekitar HP Dramaga. Alokasi tenaga kerja yang dipakai untuk pemeliharaan kandang, pencarian, pengambilan dan dukungan pakan, pengolahan kebun pakan, pengolahan limbah penangkaran dan lingkungan sekitar serta pengamanan rusa dilakukan selama 24 jam secara bergantian.

C. Pemeliharaan Pakan
Pemeliharaan pakan dilakukan biar memperoleh pakan yang baik dan selalu tersedia secara kontinyu sepanjang musim, dengan cara pembersihan, pengolahan tanah, pemupukan, pendangiran, dan penyiraman. Pembersihan rumput liar dan pendangiran dilakukan tiga bulan sekali sedang pengolahan tanah dan pemupukan setahun sekali.

D. Teknik Pemberian Pakan
Pemberian pakan segar pada rusa timor didasarkan pada perhitungan 10% x bobot tubuh x 2. Maksud dikalikan dua yakni diperhitungkan dengan jumlah hijauan yang tidak dimakan lantaran sudah tua, tidak disenangi, kotor lantaran terinjak-injak, dan telah bercampur dengan urine dan faeces. Pemberian pakan selalu disertai dengan dukungan garam sebagai perangsang nafsu makan dan untuk memenuhi kebutuhan mineral. Pemberian pakan dilakukan dengan cara pengaritan dimana hijauan dipotong 3-5 cm kemudian diberikan pada rusa dalam kandang, baik isu terkini hujan maupun isu terkini kemarau. Frekuensi dukungan pakan sebanyak 2 atau 3 kali sehari (pagi, siang, dan sore) sedang dukungan pakan perhiasan berupa dedak padi diberikan tiga kali dalam seminggu, sebanyak 0,5 kg/individu. Pemberian pakan pada rusa bunting, harus lebih intensif baik kualitas maupun kuantitas lantaran peranan kuliner sangat penting untuk pertumbuhan janin di dalam rahim dan juga mempunyai kegunaan untuk mempertahankan kondisi tubuh induk. Sedang dukungan pakan pada anak rusa, dimulai pada umur dua ahad dengan cara memperlihatkan hijauan muda (pucuk) yang dipotong kecil-kecil. Selain itu, dilakukan pula dukungan vitamin organik, obat-obatan, dan pupuk organik untuk memacu pertumbuhan dan reproduksi rusa, serta mengurangi bacin kotoran.



Pemanfaatan Ternak Rusa
Dalam mendukung proteksi dan pemanfaatan rusa sambar secara lestari maka Menteri Pertanian mengeluarkan Surat Keputusan nomor 362/kpts/TN, 120/5/1990 pada tanggal 20 Mei 1990 yang isinya diantaranya memasukkan rusa sebagai kelompok aneka ternak yang sanggup dibudidayakan sebagaimana ternak lainnya, termasuk juga wacana pengaturan ijin usahanya (Jacoeb, 1994). Dalam hal pemanfaatannya hampir semua penggalan dari rusa sanggup dimanfaatkan. Menurut potensi pemanfaatannya, pemanfaatan rusa sambar sanggup digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. pemanfaatan langsung, mencakup
- Pemanfaatan Daging
Daging rusa merupakan komonditi yang mempunyai prospek yang baik, terutama dalam upaya memenuhi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat. Rusa sambar sebagai penghasil daging mempunyai keunggulan komparatif dibanding dengan ternak penghasil daging lainnya. Menurut Dradjat (2002) pada tahun 1978 Yerex dan Spiers melaporkan bahwa rusa sanggup menkonversi 30 kg materi kering menjadi 3 kg daging. Satwa ini sangat efisien dalam memakai pakan untuk diubah menjadi daging, di Selandia Baru penggunaan pakan rusa lebih efektif 4–5 kali dibandingkan dengan ternak domba atau sapi (Jacoeb, 1994). Keunggulan lain ialah jika dibandingkan dengan daging sapi kadar proteinnya lebih tinggi dan kadar lemaknya lebih rendah. Kadar protei daging rusa 21,1 % dan daging sapi ialah 18,8 %, sedangkan kadar lemak daging rusa 7,0 % dan daging sapi 14,0 % (Putri, 2002) dengan kandungan kolesterol 58 mg/100 gram (Semiadi, 2004). Sehingga daging rusa sangat cocok bagi orang yang berpantang terhadap kolesterol.
- Pemanfaatan Ranggah Tua,
Ranggah bau tanah yang sudah lepas sanggup dijadikan materi baku kerajianan tangan sebagai hiasan dinding, hiasan meja atau diubah menjadi pernak-pernik yang menarik menyerupai pipa rokok atau yang lainnya.
- Ranggah muda (velvet)
Ranggah/tanduk muda rusa tumbuh dari substrat tulang rawan yang di penggalan luarnya dibungkus velvet yang banyak mengandung pembuluh darah dan jaringan vaskuler dan sanggup dijadikan sebagai materi baku obat tradisional. Dalam ranggah muda rusa mengandung mineral yang tinggi dan sekitar 15 jenis asam amino, yaitu: Alanina, Arginina, Aspartat, Fenilalanina, Glisina, Glutamat, Histidina, I,leuisin, Leusina, Lisina, Methionona, Serina, Threonina, Tirosina dan Valina. Ranggah muda sanggup dikembangkan menjadi emping yang merupakan irisan tipis ranggah muda yang dikeringkan, juga sebagai serbuk dalam bentuk kapsul sebagai peningkat vitalitas tubuh.
- Produk sampingan
Kulit rusa sanggup dipakai sebagai materi baku produk kerajinan dompet ikat pinggang dan jaket atau sepatu, hal itu dikarenakan kulit rusa sambar besar lengan berkuasa dan
lentur. Jerohan rusa mempunyai peluang untuk dijadikan produk lain, diantaranya dalam bentuk soto tebang rusa.
- Pemanfaatan lainnya
Pada lang kah lebih lanjut dalam penangkaran rusa pada jadinya juga diharapkan sanggup menjadi breeding stock atau penghasil pejantan/induk yang berkualitas untuk pengembangan rusa lebih luas.
2. Pemanfaatan secara tidak pribadi
Pemeliharaan selain untuk keperluan komersil, rusa telah usang dipelihara lantaran postur tubuh, corak bulunya dan keindahan ranggahnya. Seperti halnya rusa totol di Istana Kepresidenan Bogor, yang dipelihara lantaran keindahan bulunya yang totol-totol putih. Sedangkan rusa sambar menarik dilihat dari postur tubuhnya yang tinggi dan tegap padat dengan ranggah yang indah pada rusa jantannya. Selain itu apabila acara penangkaran sudah berjalan dengan baik, sebagai upaya diversifikasi pemanfaatan sanggup dikembangkan menjadi areal wisata berburu rusa sangat mungkin untuk diwujudkan.
Rusa merupakan jenis ternak yang mempunyai potensi ekonomi tinggi, lantaran hampir seluruh penggalan tubuh sanggup dimanfaatkan, antara lain daging sebagai sumber protein, tanduk muda (velvet) sebagai materi baku obat tradisional, tanduk bau tanah (antler) sebagai materi industri, kulit sebagai materi baku industri penyamakan kulit. Rusa mempunyai potensi produksi daging yang tinggi dengan keunggulan menghasilkan karkas sebesar 56-58 % dibandingkan dengan sapi yang hanya 51-55 % dan domba 44-50 % (Semiadi, G. 1998). Daging rusa yang disebut venison, dikenal lantaran rendah kandungan kolesterol dan lemak, selain dari sifat dagingnya yang empuk, rasa yang spesifik (gamey flavour) dan rendah kalori. Hal inilah yang dicari oleh para konsumen tingkat menengah ke atas dimasa kini.

0 Response to "Cara Beternak Dan Penangkaran Rusa Sebagai Ternak Alternatif"

Total Pageviews