Si Kancil Yang Tidak Suka Mentimun. Pelanduk Jawa atau Tragulus javanicus, atau disebut juga Kancil yaitu binatang orisinil pulau Jawa. Bahkan berdasarkan Meijaard dan Groves (2004) Pelanduk Jawa didefinisikan sebagai binatang endemik Jawa. Pelanduk Jawa merupakan satu diantara 6 jenis pelanduk yang diakui di dunia.
Habitat Pelanduk atau Kancil (Tragulus javanicus) di hutan primer dan sekunder yang cukup lebat atau tanah kering di dataran rendah atau kaki bukit tidak jauh dari sungai dengan vegetasi lebat. Di Indonesia Kancil sanggup ditemukan di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Selain itu Pelanduk sanggup dijumpai pula di Malaysia.
Selain disebut sebagai Pelanduk Jawa, mammalia dari famili Tragulidae ini juga kerap disebut sebagai Kancil. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan beberapa nama menyerupai Javan Chevrotain, Kanchil, Javan Mousedeer, Java Mousedeer, atau Lesser Mouse Deer.
Nama latin binatang ungulata (hewan berkuku) ini yaitu Tragulus javanicus (Osbeck, 1765). Pelanduk Jawa mempunyai beberapa nama sinonim menyerupai Cervus javanicus Osbeck, 1765, Tragulus javanicus (Gmelin, 1788), dan Moschus javanicus Gmelin, 1788.
Pelanduk Jawa (Tragulus javanicus)
Pelanduk Jawa (Tragulus javanicus) merupakan binatang soliter (menyendiri, tidak berkelompok), meskipun terkadang dijumpai juga dalam kelompok kecil. Hewan pemalu dan selalu berusaha untuk tidak terlihat. Cenderung sebagai binatang nokturnal (lebih aktif di malam hari). Dan Kancil jantan bersifat teritorial yang menandai daerahnya dengan sekresi dari kelenjar intermandibular bawah dagu.
Sebagai binatang herbivora, Pelanduk Jawa memakan rumput, daun-daunan yang berair, tunas, dan buah-buahan yang jatuh di tanah. Mampu hidup hingga 14 tahun (di dalam penangkaran) dan matang secara seksual dikala berumur 167 hari. Betina bisa berbiak sepanjang ekspresi dominan dengan masa kehamilan selama 144 hari. Rata-rata melahirkan 1 anak dalam sekali kehamilan. Anak Pelanduk Jawa bisa bangkit dan berjalan hanya dalam tempo 30 menit semenjak dilahirkan. Anak Kancil mengikuti induknya hingga disapih dikala berusia 84 hari.
Mammalia anggota famili Tragulidae ini diduga endemik pulau Jawa (Meijaard dan Groves: 2004). Namun ada juga yang menganggapnya sebagai binatang orisinil dengan tempat sebaran di Asia Tenggara yang mencakup Indonesia (Jawa, Bali, Kalimantan, Sumatera), dan Malaysia (Semenanjung Malaya, Sabah, dan Serawak).Habitatnya yaitu hutan hujan tropis baik primer maupun sekunder. Hewan pemalu ini kerap berada di sekitar batu, pohon berlubang, dan vegetasi lebat di bersahabat air.
Populasinya tidak diketahui secara pasti. Termasuk tempat persebarannya secara pasti. Oleh alasannya yaitu itu dalam Daftar Merah IUCN, Pelanduk Jawa (Tragulus javanicus) diberkan status Data Deficient (Kurang Data). Sedangkan di Indonesia, bersama semua anggota genus Tragulus lainnya, Pelanduk Jawa merupakan satwa yang dilindungi oleh pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.
Sumber alamendah.org
Ciri-ciri dan Habitat Pelanduk. Kancil atau Pelanduk (Tragulus javanicus) mempunyai ukuran badan yang kecil seukuran dengan kelinci. Panjang tubuhnya sekitar 20-25 cm. Tubuh bab atas Kancil atau Pelanduk berwarna coklat kemerahan, sedangkan tengkuk bab tengah biasanya lebih gelap daripada bab badan lainnya. Bagian bawah berwarna putih dengan batas sedikit kecoklatan di tengah, tanda khusus di kerogkongan dan dada bab atas berwarna coklat tua. Raut muka Kancil atau Pelanduk (Tragulus javanicus) berwarna putih, terlihat menyerupai sebuah garis dari dagu hingga dada. Kancil jantan tidak mempunyai tanduk tetapi mempunyai gigi taring yang yang memanjang keluar dari mulutnya. Kancil atau Pelanduk merupakan binatang herbivora yang menyukai rumput, daun-daunan yang berair, kecambah, buah-buahan yang jatuh di tanah, kulit pisang, papaya, ubi, dan ketela. Binatang ini mempunyai masa mengandung selama 137-155 hari dan akan menyusui bayinya hingga berusia antara 60-70 hari.
Habitat Pelanduk atau Kancil (Tragulus javanicus) di hutan primer dan sekunder yang cukup lebat atau tanah kering di dataran rendah atau kaki bukit tidak jauh dari sungai dengan vegetasi lebat. Di Indonesia Kancil sanggup ditemukan di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Selain itu Pelanduk sanggup dijumpai pula di Malaysia.
Selain disebut sebagai Pelanduk Jawa, mammalia dari famili Tragulidae ini juga kerap disebut sebagai Kancil. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan beberapa nama menyerupai Javan Chevrotain, Kanchil, Javan Mousedeer, Java Mousedeer, atau Lesser Mouse Deer.
Nama latin binatang ungulata (hewan berkuku) ini yaitu Tragulus javanicus (Osbeck, 1765). Pelanduk Jawa mempunyai beberapa nama sinonim menyerupai Cervus javanicus Osbeck, 1765, Tragulus javanicus (Gmelin, 1788), dan Moschus javanicus Gmelin, 1788.
Klasifikasi ilmiah Pelanduk Jawa: Kingdom: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Mammalia. Ordo: Artiodactyla. Famili: Tragulidae. Genus : Tragulus. Spesies : Tragulus javanicus (Osbeck, 1765).Kancil atau Pelanduk Jawa, menyerupai jenis pelanduk lainnya, berukuran kecil. Panjang tubuhnya hanya sekitar 45-55 cm dengan ekor sepanjang 5 cm dan tinggi sekitar 30 cm. Berat tubuhnya hanya 1,5 hingga 2 kg saja. Tubuh bab atas ditumbuhi bulu berwarna coklat kemerahan. Pada tengkuk bab tengah biasanya lebih gelap dibanding bulu di bab badan lainnya. Bulu pada bab bawah berwarna putih dengan batas sedikit kecoklatan di tengah. Kancil mempunyai tanda khusus di kerongkongan dan dada bab atas yang berwarna coklat tua. Kancil tidak mempunyai tanduk tetapi pejantannya mempunyai gigi taring yang yang memanjang keluar dari mulutnya.
Hewan Kancil |
Pelanduk Jawa (Tragulus javanicus) Jantan
Kancil |
Pelanduk Jawa (Tragulus javanicus)
Pelanduk Jawa (Tragulus javanicus) merupakan binatang soliter (menyendiri, tidak berkelompok), meskipun terkadang dijumpai juga dalam kelompok kecil. Hewan pemalu dan selalu berusaha untuk tidak terlihat. Cenderung sebagai binatang nokturnal (lebih aktif di malam hari). Dan Kancil jantan bersifat teritorial yang menandai daerahnya dengan sekresi dari kelenjar intermandibular bawah dagu.
Sebagai binatang herbivora, Pelanduk Jawa memakan rumput, daun-daunan yang berair, tunas, dan buah-buahan yang jatuh di tanah. Mampu hidup hingga 14 tahun (di dalam penangkaran) dan matang secara seksual dikala berumur 167 hari. Betina bisa berbiak sepanjang ekspresi dominan dengan masa kehamilan selama 144 hari. Rata-rata melahirkan 1 anak dalam sekali kehamilan. Anak Pelanduk Jawa bisa bangkit dan berjalan hanya dalam tempo 30 menit semenjak dilahirkan. Anak Kancil mengikuti induknya hingga disapih dikala berusia 84 hari.
Mammalia anggota famili Tragulidae ini diduga endemik pulau Jawa (Meijaard dan Groves: 2004). Namun ada juga yang menganggapnya sebagai binatang orisinil dengan tempat sebaran di Asia Tenggara yang mencakup Indonesia (Jawa, Bali, Kalimantan, Sumatera), dan Malaysia (Semenanjung Malaya, Sabah, dan Serawak).Habitatnya yaitu hutan hujan tropis baik primer maupun sekunder. Hewan pemalu ini kerap berada di sekitar batu, pohon berlubang, dan vegetasi lebat di bersahabat air.
Populasinya tidak diketahui secara pasti. Termasuk tempat persebarannya secara pasti. Oleh alasannya yaitu itu dalam Daftar Merah IUCN, Pelanduk Jawa (Tragulus javanicus) diberkan status Data Deficient (Kurang Data). Sedangkan di Indonesia, bersama semua anggota genus Tragulus lainnya, Pelanduk Jawa merupakan satwa yang dilindungi oleh pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.
Sumber alamendah.org
0 Response to "Mengenal Kancil Si Pelanduk Jawa, Binatang Endemik"