Pemenang Pertama Kontes Ternak Boyolali 2017 Untuk Kategori Sapi PO Penggemukan
Sapi PO tersebut yaitu milik dari Supar Mentholo, warga Dukuh Mudal, Desa Tlogo, Prambanan, Klaten. “Umurnya gres 4,5 tahun, tapi sudah berulang kali menjadi juara,” kata Supar menceritakan sapi kebanggannya, Rabu (4/10).
Ketika disinggung kiat-kiat sampai sapi miliknya sanggup berbobot 870 kg, Supar mengaku selalu memberi jamu berupa telur angsa dan beras kencur. Tiap dua ahad sekali, Si Gombloh diberi telur angsa sebanyak 10 butir.
“Selain jamu, perawatan dan kebersihan juga menjadi prioritas,” tambahnya.
Supar bercerita, Gombloh dipelihara ketika berusia 1 tahun dan dibeli dengan harga Rp 25 juta. Saat ini, Si Gombloh pernah ditawar Rp 75 juta, namun oleh sang pemilik tidak dilepas.
“Saya masih eman-eman,” ucapnya.
Selain Gombloh, masih banyak sapi-sapi dengan bobot hampir satu ton. Sapi–sapi besar tersebut menarik perhatian pengunjung. Bahkan oleh pengunjung dimanfaatkan untuk berselfi dan ada pula yang naik ke punggung sapi untuk berfoto. Seperti sapi milik Wiyono, warga Kecamatan Kemalang, Klaten, menjadi juara I untuk kategori pejantan PO, dipakai pengunjung untuk berfoto dengan menunggang di punggungnya.
“Sudah jinak, sudah biasa ditunggangi,” tandas Wiyono.
Juara I Kategori Calon Pejantan Sapi PO
Sementara itu, Guntur Karyanto (40) warga Desa Sanggarahan, Kecamatan Prambanan, Klaten terlihat semringah. Pasalnya, Sapi peranakan ongol (PO) berusia 22 bulan miliknya menggondol juara pertama dalam ajang Gelar Potensi Peternakan Jawa Tengah 2017 di Kompleks Perkantoran Terpadu Pemkab Boyolali, Rabu (4/10).
Guntur menerangkan, sapi yang ia beri nama Diyo Bagong tersebut mempunyai bobot 523 Kilogram. Ia tak menyangka menyabet juara pertama kategori Calon Pejantan Sapi PO. Alhasil, Guntur pun mendapatkan piala dan uang training Rp 7 juta yang diserahkan pribadi oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
"Senang banget. Dulu beli 3 dari Kebumen seharga Rp 15 juta ketika usia 3 bulan. Beberapa waktu kemudian juga juara pertama Festival Gerobak Sapi di Prambanan," terperinci Guntur, yang juga menyabet Juara II kategori sapi jantan penggemukan.
Ditanya diam-diam menjadi juara kontes sapi, ia mengaku, tidak ada penanganan khusus. Dari 9 ekor sapi miliknya di rumah, tiap hari ia hanya melaksanakan rutinitas memberi pakan, mandi, sampai menjemur.
"Perawatannya, pagi hari dibawa mandi kemudian dijemur. Sore harinya fisik, dan malam hari diberi makan. Biaya pakannya per ekor sapi sekitar Rp 25 ribu dengan diberi Jamu Jawa. Termasuk ketika dipakai untuk menarik gerobak," beber Guntur.
Sementara itu, sapi milik Widido asal Boyolali berhasil menjadi juara I untuk kategori indukan PO. Lantas sapi milik Sutarno dari Kebumen menjadi juara I kategori calon indukan. Kategori sapi persilangan juara I diraih Rudi, warga Boyolali.
Selain sapi, kontes ternak juga memperlombakan untuk kambing peranakan etawa kategori pejantan, calon pejantan, induk dan calon induk. Sedangkan untuk ayam kedu, kategori kedu jantan dan kedua betina serta lomba ayam bangkok.
Seperti diketahui, Gelar Potensi Peternakan Jawa Tengah tahun 2017 dilangsungkan di Boyolali selama dua hari, Selasa-Rabu (3-4/10/2017). Salah satu kegiatannya yakni kontes ternak unggulan, yang diselenggarakan di komplek kantor terpadu Pemkab Boyolali, tepatnya di Jl. Jenderal Sudirman. Ignasius Hariyanta Nugraha, Kabid Budidaya Disnak Keswan Jateng, disela-sela kegiatan mengungkapkan, ada sejumlah kegiatan dalam gelar potensi peternakan kali ini, di antaranya yakni upaya khusus percepatan populasi sapi dan kerbau bunting (Upsus Siwab). Jateng lanjut dia, merupakan salah satu penyangga kegiatan ini dan selama sembilan bulan pelaksanaan, posisinya selalu teratas di 34 provinsi di Indonesia.Kontes ternak di Kabupaten Boyolali telah berakhir dan untuk kategori ternak sapi PO Penggemukan telah ditentukan satu pemenang yaitu Sapi yang berjulukan Gombloh.
Sapi PO tersebut yaitu milik dari Supar Mentholo, warga Dukuh Mudal, Desa Tlogo, Prambanan, Klaten. “Umurnya gres 4,5 tahun, tapi sudah berulang kali menjadi juara,” kata Supar menceritakan sapi kebanggannya, Rabu (4/10).
Ketika disinggung kiat-kiat sampai sapi miliknya sanggup berbobot 870 kg, Supar mengaku selalu memberi jamu berupa telur angsa dan beras kencur. Tiap dua ahad sekali, Si Gombloh diberi telur angsa sebanyak 10 butir.
“Selain jamu, perawatan dan kebersihan juga menjadi prioritas,” tambahnya.
Supar bercerita, Gombloh dipelihara ketika berusia 1 tahun dan dibeli dengan harga Rp 25 juta. Saat ini, Si Gombloh pernah ditawar Rp 75 juta, namun oleh sang pemilik tidak dilepas.
“Saya masih eman-eman,” ucapnya.
Selain Gombloh, masih banyak sapi-sapi dengan bobot hampir satu ton. Sapi–sapi besar tersebut menarik perhatian pengunjung. Bahkan oleh pengunjung dimanfaatkan untuk berselfi dan ada pula yang naik ke punggung sapi untuk berfoto. Seperti sapi milik Wiyono, warga Kecamatan Kemalang, Klaten, menjadi juara I untuk kategori pejantan PO, dipakai pengunjung untuk berfoto dengan menunggang di punggungnya.
“Sudah jinak, sudah biasa ditunggangi,” tandas Wiyono.
Juara I Kategori Calon Pejantan Sapi PO
Sementara itu, Guntur Karyanto (40) warga Desa Sanggarahan, Kecamatan Prambanan, Klaten terlihat semringah. Pasalnya, Sapi peranakan ongol (PO) berusia 22 bulan miliknya menggondol juara pertama dalam ajang Gelar Potensi Peternakan Jawa Tengah 2017 di Kompleks Perkantoran Terpadu Pemkab Boyolali, Rabu (4/10).
Guntur menerangkan, sapi yang ia beri nama Diyo Bagong tersebut mempunyai bobot 523 Kilogram. Ia tak menyangka menyabet juara pertama kategori Calon Pejantan Sapi PO. Alhasil, Guntur pun mendapatkan piala dan uang training Rp 7 juta yang diserahkan pribadi oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
"Senang banget. Dulu beli 3 dari Kebumen seharga Rp 15 juta ketika usia 3 bulan. Beberapa waktu kemudian juga juara pertama Festival Gerobak Sapi di Prambanan," terperinci Guntur, yang juga menyabet Juara II kategori sapi jantan penggemukan.
Ditanya diam-diam menjadi juara kontes sapi, ia mengaku, tidak ada penanganan khusus. Dari 9 ekor sapi miliknya di rumah, tiap hari ia hanya melaksanakan rutinitas memberi pakan, mandi, sampai menjemur.
"Perawatannya, pagi hari dibawa mandi kemudian dijemur. Sore harinya fisik, dan malam hari diberi makan. Biaya pakannya per ekor sapi sekitar Rp 25 ribu dengan diberi Jamu Jawa. Termasuk ketika dipakai untuk menarik gerobak," beber Guntur.
Sementara itu, sapi milik Widido asal Boyolali berhasil menjadi juara I untuk kategori indukan PO. Lantas sapi milik Sutarno dari Kebumen menjadi juara I kategori calon indukan. Kategori sapi persilangan juara I diraih Rudi, warga Boyolali.
Selain sapi, kontes ternak juga memperlombakan untuk kambing peranakan etawa kategori pejantan, calon pejantan, induk dan calon induk. Sedangkan untuk ayam kedu, kategori kedu jantan dan kedua betina serta lomba ayam bangkok.
0 Response to "Si Gombloh Juara Kontes Ternak Sapi Boyolali 2017 Kategori Po Penggemukan"