Temulawak, tumbuhan obat orisinil Indonesia, dibutuhkan bisa diakui sejajar dengan ginseng asal Korea. Khasiat yang dimilikinya pun sudah dibuktikan melalui penelitian ilmiah.
Khasiat temulawak (Curcuma xanthorriza) yang sudah terbukti ilmiah antara lain sebagai antiinflamasi, memelihara fungsi hati, meningkatkan nafsu makan, sampai menurunkan lemak dalam darah.
"Selain untuk liver, kurkumin dalam temulawak bisa untuk inflamasi. Pasien dengan osteoartritis bisa dikurangi sakitnya dengan temulawak," kata Indah Yuning Prapti, Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Kemenkes RI.
Bagi masyarakat, jamu atau ramuan obat tradisional Indonesia sebetulnya bukan hal baru. Ramuan dari tumbuhan, materi hewan, materi mineral itu secara bebuyutan dipakai untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Penelitian Ilmiah Manfaat Temulawak Untuk Menjaga Kesehatan Hati dan Pengobatan Untuk Pemulihan Penderita Hepatitis
Tujuan dari penelitian kali ini yakni untuk mengetahui imbas sari rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap kerusakan sel hati tikus putih (Rattus norvegicus) strain Wistar betina yang diberi larutan timbal nitrat (Pb(NO3)2) Jenis penelitian ini yakni eksperimen sungguhan, populasi dalam penelitian ini yakni tikus putih (Rattus norvegicus) strain Wistar betina. Jumlah sampel yang dipakai yakni 24 ekor, penelitian ini terdiri dari 6 perlakuan yaitu perlakuan kontrol, perlakuan diberi (Pb(NO3)2) perlakuan kombinasi diberi (Pb(NO3)2) + sari rimpang temulawak konsentrasi 10%, 30%, 50%, dan 70% yang diberikan secara peroral. Setiap perlakuan menggunakan 4 kali ulangan, sedangkan teknik pengambilan sampel yakni simple random sampling (sederhana).
Variabel penelitian yaitu variabel bebas: konsentrasi rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), variabel tegantung: jumlah nekrosis sel hati, variabel kontrol: takaran (Pb(NO3)2), jenis kelamin tikus, umur tikus, makanan dan minuman tikus, kandang, perawatan, temulawak dan cara pembuatan sari rimpang temulawak. Analisis data jumlah nekrosis sel hati menggunakan ANAVA 1 faktor yang dilanjutkan dengan uji duncan’s taraf signifikasi 1%.
Berdasarkan hasil uji ANAVA 1 faktor pada jumlah nekrosis sel hati diperoleh Fhitung = 171,409 > Ftabel = 4,89 (pada signifikasi 1%) ini menawarkan ada imbas dukungan banyak sekali konsentrasi sari rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap jumlah nekrosis sel hati tikus (Rattus norvegicus) strain Wistar betina. Sedangkan dari hasil uji duncan’s dengan taraf 1%, perlakuan yang paling baik terhadap nekrosis sel hati yaitu pada perlakuan dukungan konsentrasi 70% dimana rata-rata nekrosis sel yakni 6%, persentase nekrosis pada perlakuan ini tidak berbeda faktual dengan kontrol, dimana pada kontrol rata- rata nekrosis sel yakni 3%, hal tersebut menandakan bahwa sari rimpang temulawak 70% dengan kandungan zat aktif curcumin sanggup dipakai sebagai hepatoprotektor.
Penelitian Manfaat Temulawak Untuk Menurunkan Kadar Kolesterol Jahat (LDL) Dalam Darah
Uji Klinis yang melibatkan 80 pasien kolesterol tinggi, menandakan bahwa dukungan 2 kapsul ekstrak temulawak selama 2 hari sekali dalam jangka waktu 4 ahad bisa menurunkan kadar kolesterol 18, 25% dan kadar kolesterol jahat turun sampai 25,98% ( Hasil Penelitian Prof. Dr. Suwijiyo Pramono Apt dari Fakultas Farmasi UGM)
Penelitian Ilmiah Manfaat Temulawak Untuk Mencegah Stroke
Penelitian wacana manfaat temulawak sebagai antistroke dilakukan di Unpad Bandung. Hasil penelitian tersebut menawarkan bahwa Xanthorrizol yang dikandung temulawak bisa mencegah penyumbatan darah ke otak ( Prof. Dr. Sidik Apt, guru besar emiritus Farmasi Universitas Padjajaran Bandung)
Penelitian Ilmiah Manfaat Temulawak Untuk Menjaga Hati dari Kerusakan
Hasil penelitian ini didapatkan dari penelitian yang dilakukan di Seoul Korea Selatan. Penelitian menawarkan bahwa Temulawak berguna membantu detoksifikasi di hati, melindungi liver, dan sekresi cairan empedu. ( Hasil penelitian Prof. Dr. Jk Hwang dari Yonsei University di Seoul Korea)
Penelitian Manfaat Temulawak Untuk Menurunkan Suhu Tubuh Saat Demam/Panas, Anti Plak dan Sumber Antioksidan
Yamakazi dan tim penelitinya dari Jepang melaksanakan pebelitian ilmiah wacana manfaat temulawak untuk menurunkan suhu tubuh. Hasil penelitian menawarkan bahwa Temulawak mengandung germakron yang berfungsi menekan sistem syaraf pusat yang kemudian efeknya bisa menurunkan suhu tubuh. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh beberapa universitas berhasil menandakan bahwa rimpang temulawak bisa juga dipakai sebagai obat antistroke, antioksidan, menghambat osteoporosis, sebagai antiplasmodial, anti plak dan pertahanan gigi.
Menurut Dr.Roy Sparringa, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI), dari sekitar 900 produk obat tradisional yang terdaftar di Indonesia, sebagian besarnya mempunyai kandungan temulawak.
"Temulawak ini unggulan orisinil Indonesia. Walau tanamannya menyebar ke seluruh dunia, tetapi curcuminoid dan minyak Xanthorrizol dari temulawak Indonesia yang paling dicari," kata Roy.
Saat ini sejumlah upaya sudah dilakukan biar jamu memperoleh legalisasi internasional. Di antaranya yakni meningkatkan penelitian pemanfaatan jamu, sosialisasi kepada masyarakat akan penggunaan jamu, dan mendorong dokter menggunakan obat tradisional sehingga penggunaan jamu terus meluas.
"Sejak tahun 2008 upaya itu terus dilakukan. Modal dasar budaya bekerjsama sangat berpengaruh alasannya yakni 54 persen masyarakat masih menggunakan jamu," kata Prof.Agus Purwadianto, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan pakar bioetika.
Meski demikian, berdasarkan Agus pekerjaan rumah yang dihadapi masih banyak. "Sebelum jamu go global, harus go nasional. Dan untuk go nasional, harus dimulai dengan go profesional," katanya.
Pengakuan jamu di tingkat internasional akan menciptakan pengembangan dan pelestarian jamu lebih gampang dilakukan. Roy menyampaikan potensi temulawak belum sepenuhnya dieksplor dan diteliti intensif khasiatnya. "BPOM akan mengawal untuk uji klinik yang dilakukan pada manusia," katanya.
Saat ini, gres ada 7 produk fitofarmaka dan 37 obat herbal terstandar (OHT) yang terdaftar di BPOM. Jamu saintifik berbeda dengan obat tradisional, OHT, dan fitofarmaka.
Obat tradisional yakni sediaan materi alam belum terstandar yang keuntungannya belum berdasarkan hasil pengujian ilmiah, tetapi kepercayaan. Adapun OHT yakni obat tradisional bentuk ekstrak terstandar dan lewat uji praklinik (pada hewan).
Sementara fitofarmaka yakni obat tradisional bentuk ekstrak dan terstandar yang diuji praklinik dan juga uji klinik pada manusia. Sediaan OHT dan fitofarmaka bisa berbentuk kapsul ataupun pil.
Fasilitas riset
Perusahaan farmasi SOHO Global Health, kemarin (13/8/15) meresmikan kemudahan riset herbal yang disebut SOHO Centre of Excellence in Herbal Research (SCEHR) di Desa Cihanjawar, Nagrak, Sukabumi, Jawa Barat.
Di kemudahan riset tersebut diteliti dan dikembangkan temulawak bekerja sama dengan tim dari Institut Pertanian Bogor. Bibit temulawak dengan kandungan materi berguna terbaik telah dihasilkan dari banyak sekali penelitian dan pengembangan varietas bibit dan metode penanaman terbaik dalam skala kecil.
"Konsepnya SCEHR ini yakni kebun penelitian. Kami menyiapkan protokol untuk melatih petani bagaimana cara menanam temulawak dan cara panen biar kadar kurkuminnya tinggi," kata Made Dharma Wijaya, Executive Vice President - Suply & Operation SOHO Global Health.
Ia mengatakan, di kebun seluas 12 hektar ini materi baku kurkuma yang dihasilkan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan SOHO Global Health. "Karena yang diambil yakni ekstraknya, dan itu kurang dari 10 persen dari hasil penen. Makanya kami ingin menimbulkan SCEHR ini sebagai tempat penelitian. Petani-petani dari tempat sekitar ini yang menanamnya di lahan sendiri kemudian kami menampung hasil panennya," katanya.
Khasiat temulawak (Curcuma xanthorriza) yang sudah terbukti ilmiah antara lain sebagai antiinflamasi, memelihara fungsi hati, meningkatkan nafsu makan, sampai menurunkan lemak dalam darah.
"Selain untuk liver, kurkumin dalam temulawak bisa untuk inflamasi. Pasien dengan osteoartritis bisa dikurangi sakitnya dengan temulawak," kata Indah Yuning Prapti, Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Kemenkes RI.
Bagi masyarakat, jamu atau ramuan obat tradisional Indonesia sebetulnya bukan hal baru. Ramuan dari tumbuhan, materi hewan, materi mineral itu secara bebuyutan dipakai untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Penelitian Ilmiah Manfaat Temulawak Untuk Menjaga Kesehatan Hati dan Pengobatan Untuk Pemulihan Penderita Hepatitis
Tujuan dari penelitian kali ini yakni untuk mengetahui imbas sari rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap kerusakan sel hati tikus putih (Rattus norvegicus) strain Wistar betina yang diberi larutan timbal nitrat (Pb(NO3)2) Jenis penelitian ini yakni eksperimen sungguhan, populasi dalam penelitian ini yakni tikus putih (Rattus norvegicus) strain Wistar betina. Jumlah sampel yang dipakai yakni 24 ekor, penelitian ini terdiri dari 6 perlakuan yaitu perlakuan kontrol, perlakuan diberi (Pb(NO3)2) perlakuan kombinasi diberi (Pb(NO3)2) + sari rimpang temulawak konsentrasi 10%, 30%, 50%, dan 70% yang diberikan secara peroral. Setiap perlakuan menggunakan 4 kali ulangan, sedangkan teknik pengambilan sampel yakni simple random sampling (sederhana).
Variabel penelitian yaitu variabel bebas: konsentrasi rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), variabel tegantung: jumlah nekrosis sel hati, variabel kontrol: takaran (Pb(NO3)2), jenis kelamin tikus, umur tikus, makanan dan minuman tikus, kandang, perawatan, temulawak dan cara pembuatan sari rimpang temulawak. Analisis data jumlah nekrosis sel hati menggunakan ANAVA 1 faktor yang dilanjutkan dengan uji duncan’s taraf signifikasi 1%.
Berdasarkan hasil uji ANAVA 1 faktor pada jumlah nekrosis sel hati diperoleh Fhitung = 171,409 > Ftabel = 4,89 (pada signifikasi 1%) ini menawarkan ada imbas dukungan banyak sekali konsentrasi sari rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap jumlah nekrosis sel hati tikus (Rattus norvegicus) strain Wistar betina. Sedangkan dari hasil uji duncan’s dengan taraf 1%, perlakuan yang paling baik terhadap nekrosis sel hati yaitu pada perlakuan dukungan konsentrasi 70% dimana rata-rata nekrosis sel yakni 6%, persentase nekrosis pada perlakuan ini tidak berbeda faktual dengan kontrol, dimana pada kontrol rata- rata nekrosis sel yakni 3%, hal tersebut menandakan bahwa sari rimpang temulawak 70% dengan kandungan zat aktif curcumin sanggup dipakai sebagai hepatoprotektor.
Penelitian Manfaat Temulawak Untuk Menurunkan Kadar Kolesterol Jahat (LDL) Dalam Darah
Uji Klinis yang melibatkan 80 pasien kolesterol tinggi, menandakan bahwa dukungan 2 kapsul ekstrak temulawak selama 2 hari sekali dalam jangka waktu 4 ahad bisa menurunkan kadar kolesterol 18, 25% dan kadar kolesterol jahat turun sampai 25,98% ( Hasil Penelitian Prof. Dr. Suwijiyo Pramono Apt dari Fakultas Farmasi UGM)
Penelitian Ilmiah Manfaat Temulawak Untuk Mencegah Stroke
Penelitian wacana manfaat temulawak sebagai antistroke dilakukan di Unpad Bandung. Hasil penelitian tersebut menawarkan bahwa Xanthorrizol yang dikandung temulawak bisa mencegah penyumbatan darah ke otak ( Prof. Dr. Sidik Apt, guru besar emiritus Farmasi Universitas Padjajaran Bandung)
Penelitian Ilmiah Manfaat Temulawak Untuk Menjaga Hati dari Kerusakan
Hasil penelitian ini didapatkan dari penelitian yang dilakukan di Seoul Korea Selatan. Penelitian menawarkan bahwa Temulawak berguna membantu detoksifikasi di hati, melindungi liver, dan sekresi cairan empedu. ( Hasil penelitian Prof. Dr. Jk Hwang dari Yonsei University di Seoul Korea)
Penelitian Manfaat Temulawak Untuk Menurunkan Suhu Tubuh Saat Demam/Panas, Anti Plak dan Sumber Antioksidan
Yamakazi dan tim penelitinya dari Jepang melaksanakan pebelitian ilmiah wacana manfaat temulawak untuk menurunkan suhu tubuh. Hasil penelitian menawarkan bahwa Temulawak mengandung germakron yang berfungsi menekan sistem syaraf pusat yang kemudian efeknya bisa menurunkan suhu tubuh. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh beberapa universitas berhasil menandakan bahwa rimpang temulawak bisa juga dipakai sebagai obat antistroke, antioksidan, menghambat osteoporosis, sebagai antiplasmodial, anti plak dan pertahanan gigi.
Menurut Dr.Roy Sparringa, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI), dari sekitar 900 produk obat tradisional yang terdaftar di Indonesia, sebagian besarnya mempunyai kandungan temulawak.
"Temulawak ini unggulan orisinil Indonesia. Walau tanamannya menyebar ke seluruh dunia, tetapi curcuminoid dan minyak Xanthorrizol dari temulawak Indonesia yang paling dicari," kata Roy.
Saat ini sejumlah upaya sudah dilakukan biar jamu memperoleh legalisasi internasional. Di antaranya yakni meningkatkan penelitian pemanfaatan jamu, sosialisasi kepada masyarakat akan penggunaan jamu, dan mendorong dokter menggunakan obat tradisional sehingga penggunaan jamu terus meluas.
"Sejak tahun 2008 upaya itu terus dilakukan. Modal dasar budaya bekerjsama sangat berpengaruh alasannya yakni 54 persen masyarakat masih menggunakan jamu," kata Prof.Agus Purwadianto, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan pakar bioetika.
Meski demikian, berdasarkan Agus pekerjaan rumah yang dihadapi masih banyak. "Sebelum jamu go global, harus go nasional. Dan untuk go nasional, harus dimulai dengan go profesional," katanya.
Pengakuan jamu di tingkat internasional akan menciptakan pengembangan dan pelestarian jamu lebih gampang dilakukan. Roy menyampaikan potensi temulawak belum sepenuhnya dieksplor dan diteliti intensif khasiatnya. "BPOM akan mengawal untuk uji klinik yang dilakukan pada manusia," katanya.
Saat ini, gres ada 7 produk fitofarmaka dan 37 obat herbal terstandar (OHT) yang terdaftar di BPOM. Jamu saintifik berbeda dengan obat tradisional, OHT, dan fitofarmaka.
Obat tradisional yakni sediaan materi alam belum terstandar yang keuntungannya belum berdasarkan hasil pengujian ilmiah, tetapi kepercayaan. Adapun OHT yakni obat tradisional bentuk ekstrak terstandar dan lewat uji praklinik (pada hewan).
Sementara fitofarmaka yakni obat tradisional bentuk ekstrak dan terstandar yang diuji praklinik dan juga uji klinik pada manusia. Sediaan OHT dan fitofarmaka bisa berbentuk kapsul ataupun pil.
Fasilitas riset
Perusahaan farmasi SOHO Global Health, kemarin (13/8/15) meresmikan kemudahan riset herbal yang disebut SOHO Centre of Excellence in Herbal Research (SCEHR) di Desa Cihanjawar, Nagrak, Sukabumi, Jawa Barat.
Di kemudahan riset tersebut diteliti dan dikembangkan temulawak bekerja sama dengan tim dari Institut Pertanian Bogor. Bibit temulawak dengan kandungan materi berguna terbaik telah dihasilkan dari banyak sekali penelitian dan pengembangan varietas bibit dan metode penanaman terbaik dalam skala kecil.
"Konsepnya SCEHR ini yakni kebun penelitian. Kami menyiapkan protokol untuk melatih petani bagaimana cara menanam temulawak dan cara panen biar kadar kurkuminnya tinggi," kata Made Dharma Wijaya, Executive Vice President - Suply & Operation SOHO Global Health.
Ia mengatakan, di kebun seluas 12 hektar ini materi baku kurkuma yang dihasilkan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan SOHO Global Health. "Karena yang diambil yakni ekstraknya, dan itu kurang dari 10 persen dari hasil penen. Makanya kami ingin menimbulkan SCEHR ini sebagai tempat penelitian. Petani-petani dari tempat sekitar ini yang menanamnya di lahan sendiri kemudian kami menampung hasil panennya," katanya.
0 Response to "Penelitian Ilmiah Manfaat Temulawak Bagi Kesehatan"