Latest News

Bahaya Penggunaan Antibiotik Berlebih Pada Ternak

Stop Penggunaan Antibiotik Pada Ternak Sehat, Ini Bahayanya!
Penggunaan antibiotik mendorong perkembangan dan penyebaran bakteri-bakteri super berpengaruh dan jerawat yang resisten terhadap banyak sekali obat-obatan yang tidak mempan lagi diobati dengan obat-obatan yang dirancang untuk membunuh mereka. Menurut pernyataan WHO, di beberapa negara sekitar 80 persen dari total konsumsi antibiotik penting secara medis dipakai di industri peternakan. Antibiotik biasanya diberikan kepada ternak sehat untuk mencegah semoga mereka tidak sakit dan mempercepat pertumbuhannya.
Organisasi Kesehatan Dunia mendesak peternak pada Selasa (07/11) berhenti memakai antibiotik dalam mendorong pertumbuhan dan mencegah penyakit pada ternak sehat alasannya ialah praktik itu meningkatkan jerawat kuman super yang tahan obat-obatan, kepada manusia.
Di Amerika Serikat, Tyson Foods Inc telah menghentikan penggunaan antibiotik untuk memproduksi ternak ayamnya. Perdue Farms, pesaing, menyampaikan bahwa pihaknya telah menghilangkan penggunaan rutin antibiotik pada ternak ayam tahun lalu.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menggambarkan kurangnya antibiotik yang efektif untuk insan setara dengan “merebaknya wabah penyakit yang mematikan secara mendadak. Dia menyampaikan "tindakan yang berpengaruh dan berkelanjutan di semua sektor" sangat penting untuk membalikan kondisi ini dan "menjaga dunia tetap aman".


WHO "sangat menganjurkan semoga mengurangi penggunaan semua jenis antibiotik yang penting secara medis pada proses beternak hewan-hewan yang dikonsumsi untuk makan, termasuk pembatasan penggunaan antibiotik ini untuk mendorong pertumbuhan dan pencegahan penyakit tanpa diagnosis," kata tubuh Perserikatan Bangsa-Bangsa tersebut dalam sebuah pernyataan.
Praktik penggunaan antibiotik dalam binatang ternak sanggup memicu terjadinya kebal antibiotik pada insan yang mengonsumsi daging binatang tersebut. Karena itu pemakaian antibiotik perlu dilakukan secara bijak. Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba ( KPRA) Kementerian Kesehatan RI, dr. Harry Parathon, SpOG mengungkapkan, penularan kuman resisten dari binatang ternak sanggup melalui daging yang dimakan manusia. Jika binatang tersebut sering diberikan antibiotik, maka sanggup terdapat residu antibiotik di dagingnya. Ketika di makan manusia, residu antibiotik ikut masuk ke tubuh. Hal ini sama saja dengan konsumsi antibiotik, padahal tidak sedang sakit katena jerawat bakteri.
Penggunaan antibiotik mendorong perkembangan dan penyebaran bakteri-bakteri super berpengaruh dan jerawat yang resisten terhadap banyak sekali obat-obatan yang tidak mempan lagi diobati dengan obat-obatan yang dirancang untuk membunuh mereka.

Menurut pernyataan WHO, di beberapa negara sekitar 80 persen dari total konsumsi antibiotik penting secara medis dipakai di industri peternakan. Antibiotik biasanya diberikan kepada ternak sehat untuk mencegah semoga mereka tidak sakit dan mempercepat pertumbuhannya.

WHO menyampaikan penggunaan tersebut harus dilarang sepenuhnya.

Pada binatang sakit, sedapat mungkin, harus dilakukan tes terlebih dahulu untuk memilih antibiotik yang paling efektif dan sempurna untuk mengobati penyakit spesifik mereka.
Sesuai dengan namanya, seharusnya antibiotik hanya boleh dipakai untuk mengatasi penyakit akhir jerawat bakteri. Dalam jangka panjang, penggunaan antibiotik yang berlebihan sanggup menyebabkan kuman bermutasi dan menjadi kebal. Dampak tersebut memang tidak pribadi dirasakan manusia. "Di tubuh kita ada kuman yang mutasi tadi tapi, kita belum jatuh sakit selama kekebalan kita masih bagus. Tapi, contohnya suatu dikala saya kena stroke, kuman pun mulai berulah,". Selain lewat daging yang dimakan, penularan juga sanggup melalui kontak pribadi dengan binatang yang mengalami resistensi antimikroba. Bakteri pada binatang yang sudah resistensi antibiotik sanggup berpindah ke tubuh manusia. Akibat resistensi antibiotik pun gres terlihat dikala insan tersebut sedang sakit atau daya tahan tubuhnya menurun. Pemberian antibiotik dalam peternakan seharusnya hanya boleh kepada binatang yang sakit. Itu pun ada obat antibiotik khusus untuk hewan. Faktanya, masih banyak yang menunjukkan antibiotik kepada binatang untuk meningkatkan pertumbuhan.
Pedoman gres WHO "menggambarkan sejauh mana regulator dan produsen masakan besar kita gagal memenuhinya," kata Cameron Harsh, seorang manajer senior untuk kelompok advokasi Amerika, Pusat Keamanan Pangan.

Badan Makanan dan Obat-obatan Amerika menyampaikan bahwa antibiotik penting secara medis tidak boleh dipakai untuk mendorong pertumbuhan pada hewan.

Di Amerika Serikat, Tyson Foods Inc telah menghentikan penggunaan antibiotik untuk memproduksi ternak ayamnya. Perdue Farms, pesaing, menyampaikan bahwa pihaknya telah menghilangkan penggunaan rutin antibiotik pada ternak ayam tahun lalu.

Sanderson Farms Inc, produsen unggas AS terbesar ketiga, ialah satu-satunya produsen ayam AS yang belum menciptakan janji untuk membatasi penggunaan antibiotik penting secara medis. Perusahaan tersebut tidak menunjukkan komentar pribadi pada Selasa.

0 Response to "Bahaya Penggunaan Antibiotik Berlebih Pada Ternak"

Total Pageviews