Hijauan Pakan Ternak (HPT). Pakan hijauan merupakan semua materi masakan yang berasal dari tumbuhan dalam bentuk daun-daunan. Kelompok tumbuhan ini yakni rumput (graminae), leguminosa dan tumbuh-tumbuhan lainnya. Kelompok hijauan biasanya disebut masakan kasar. Hijauan yang diberikan ke ternak ada dalam bentuk hijauan segar dan hijauan kering. Hijauan segar yakni masakan yang berasal dari hijauan dan diberikan ke ternak dalam bentuk segar. Sedangkan hijauan kering yakni hijauan yang diberikan ke ternak dalam bentuk kering (hay) atau disebut juga jerami kering (Edo, 2012).
Jenis Rerumputan
Hijauan yang berasal dari jenis rerumputan merupakan hijauan yang paling disukai oleh ternak ruminansia. Pada dasarnya, hijauan jenis rerumputan merupakan pakan alami untuk setiap jenis ternak ruminansia. Beberapa jenis rumput yang sanggup digolongkan pada jenis hijauan ini yakni Rumput Gelaga, Rumput Odot, Rumput Teki, Rumput Gajah, dan banyak sekali jenis rumput lainnya. Kelebihan dari jenis pakan hijauan rerumputan terletak pada tingkat kandungan serat yang tinggi. Tingginya kandungan serat yang ada pada jenis pakan ini membantu memperlancar sistem pencernaan ternak ruminansia. Kekurangan dari jenis hijauan pakan ternak ini ada pada kandungan serat berangasan yang terlalu tinggi dan rendahnya kandungan protein.
Jenis Leguminosa
Beberapa jenis pakan hijauan yang berasal dari leguminosa yaitu diantaranya tumbuhan gamal, kaliandra, turi, dan lamtoro. Kelebihan jenis pakan hijauan leguminosa dibandingkan dengan jenis hijauan lainnya terletak pada tingginya nilai gizi jenis pakan ini. Tingkat kandungan protein berangasan rata-rata jenis pakan leguminosa yakni sekitar 18-30%. Selain itu, tingkat kecernaan jenis pakan ini juga cukup tinggi yaitu mencapai 59%. Sayangnya, ada beberapa jenis pakan hijauan leguminosa yang mengandung racun menyerupai gamal contonya (apabila diberi secara berlebihan). Untuk menyiasatinya, peternak sanggup membatasi proteksi jenis pakan ini hanya pada batas tertentu saja.
Limbah Pertanian
Jenis pakan hijauan yang terakhir yakni hijauan limbah pertanian. Limbah pertanian yang berupa sisa-sisa hasil pertanian yang tidak sanggup dijual sanggup dimanfaatkan untuk dijadikan pakan ternak. Beberapa pola limbah pertanian yang sanggup dimanfaatkan untuk hijauan pakan ternak yakni damen padi, bongkol dan klobot jagung, batang pisang, batang dan daun jagung, kulit buah coklat/kakao dan beberapa limbah lainnya. Kelebihan jenis pakan limbah pertanian ada pada segi nilai tambah yang dihasilkan dari pemanfaatan limbah pertaninan ini. Dengan memakai limbah pertanian sebagai hijauan pakan ternak, maka sisa hasil pertanian sanggup memperlihatkan penghasilan pemanis atau minimal tidak mengotori lingkungan sekitar. Kelemahan jenis pakan ini ada pada tingkat kesulitan untuk mendapat jenis pakan ini. Jenis pakan ini biasanya hanya sanggup ditemui disaat sedang trend panen saja.
Hijauan yang merupakan sumber masakan ternak terutama ternak ruminansia selain merupakan kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan sumber tenaga, juga merupakan komponen yang sangat menunjang bagi produksi dan reproduksi ternak.Jenis hijauan menyerupai rumput maupun kacang-kacangan (leguminosa) dalam bentuk segar atau kering haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup sepanjang tahun lantaran jenis hijauan ini umum dikonsumsi oleh ternak. Pada prinsipnya hijauan yang disajikan pada ternak perlu mempunyai sifat-sifatyaitu disukai (palatable), gampang dicerna, nilai gizinya tinggi dan dalam waktu yang pendek maupun tumbuh kembali. Hijauan pakan ternak dibagi kedalam dua pecahan yaitu bangsa rumput-rumputan dan leguminosa (semak dan pohon).
Kebutuhan hijauan akan semakin banyak sesuai dengan bertambahnya jumlah populasi ternak yang dimiliki. Kendala utama di dalam penyediaan hijauan pakan untuk ternak terutama produksinya tidak sanggup tetap sepanjang tahun. Pada ketika trend penghujan, produksi hijauan masakan ternak akan melimpah, sebaliknya pada ketika trend kemarau tingkat produksinya akan rendah, atau bahkan sanggup berkurang sama sekali (Sumarno, 1998).
Ketersediaan hijauan masakan ternak yang tidak tetap sepanjang tahun, maka diharapkan budidaya hijauan pakan, baik dengan perjuangan perbaikan administrasi tumbuhan keras atau penggalakan cara pengelolaan penanaman rumput unggul sehingga mutu setiap jenis hijauan yang diwariskan oleh sifat enetic ene dipertahankan atau ditingkatkan. Dengan cara demikian kekurangan akan hijauan pakan sanggup diatasi, sehingga nantinya sanggup mendukung pengembangan perjuangan ternak ruminansia yang akan dilakukan (Kanisius, 1983).
Hijauan segar dan hijauan kering sanggup dibudidayakan dengan memperhatikan mutu hijauan tersebut yaitu sifat enetic dan lingkungan (keadaan tanah daerah, iklim dan perlakuan manusia) semoga sanggup memenuhi kebutuhan gizi masakan setiap ternak dan membantu peternak mengatasi kesulitan dalam pengadaan masakan ternak. Dalam mengusahakan tumbuhan masakan ternak untuk mandapatkan hijauan yang produktivitasnya tinggi maka perlulah tumbuhan masakan ternak diusahakan secara maksimal mulai dari pemilihan lokasi, pemetaan wilayah, pengelolaan tanah, pemilihan bibit, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, panen dan usaha–usaha untuk memepertahankan dan meningkatkan mutu (pascapanen) hingga dengan penanganan hijauan sebelum dikonsumsi ternak (Anonim, 2010).
Rumput yakni tumbuhan yang paling efisien untuk merubah sinar matahari menjadi biomassa dan pada ketika yang sama mengkonversi karbondioksida menjadi oksigen. Ternak ruminansia bisa mengubah biomassa ini, yang umumnya tidak sanggup dicerna oleh manusia, menjadi protein berkualitas tinggi melalui aktifitas mikroorganisme dalam rumen mereka. Rumput-rumput memperlihatkan tutupan tanah yang baik untuk mengurangi pengikisan sementara akar yang sangat halus akan membentuk materi organik dan membantu penyusupan air ke dalam tanah (Sutaryono dan Partridge, 2002).
Leguminosa termasuk dicotyledoneus dimana embrio mengandung dua daun biji/cotyledone. Famili legume dibagi menjadi 3 group sub famili, yaitu: mimisaceae, tumbuhan kayu dan herba dengan bunga “regular”, caesalpinaceae, tumbuhan dengan bunga “irregular” dan papilonaceae, tumbuhan kayu dan herba ciri khas berbentuk bunga kupu-kupu (Susetyo, 1980).
Hijauan pakan jenis leguminose (polong-polongan) mempunyai sifat yang berbeda dengan rumput-rumputan, jenis legume umumnya kaya akan protein, Ca dan P. Leguminose mempunyai bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplai nitrogen, dimana di dalam bintil-bintil akar inilah basil bertempat tinggal dan berkembang biak serta melaksanakan aktivitas fiksasi nitrogen bebas dari udara. Itulah sebabnya penanaman adonan merupakan sumber protein dan mineral yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping memeperbaiki kesuburan tanah (AAK, 1983). Kebanyakan tumbuhan pakan dan tumbuhan ekonomi penting termasuk dalam papiloneceae group. Legume ada yang mempunyai siklus hidup secara annual, biennial atau perennial (Soegiri et al., 1982).
Leguminosa memegang peranan penting sebagai hijauan pakan ternak dan rumput-rumputan untuk ternak herbivora (Lubis, 1992). Dijelaskan lebih lanjut bahwa leguminosa mempunyai sifat-sifat yang baik sebagai materi pakan dan mempunyai kandungan protein dan mineral yang tinggi. Tanaman leguminosa meskipun mempunyai kandungan nutrisi cukup tinggi tetapi hanya sanggup digunakan sebagai adonan pakan hijauan paling banyak 50% dari total hijauan yang diberikan (Susetyo, 1980).
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
Rumput gajah berasal dari Afrika daerah tropik, perennial, sanggup tumbuh setinggi 3 hingga 4,5 m, bila dibiarkan tumbuh bebas, sanggup setinggi 7 m, akar sanggup sedalam 4,5 m. Berkembang dengan rhizoma yang sanggup sepanjang 1 m. Panjang daun 16 hingga 90 cm dan lebar 8 hingga 35 mm (Sutopo, 1988). Rumput gajah mempunyai perakaran dalam dan menyebar sehingga bisa menahan pengikisan serta sanggup juga berfungsi untuk menutup permukaan tanah (Soegiri et. al, 1982).
Rumput gajah yakni tumbuhan tahunan, tumbuh tegak, mempunyai perakaran dalam dan berkembang dengan rhizoma untuk membentuk rumpun (Soedomo, 1985). Adaptasi rumput ini toleran terhadap banyak sekali jenis tanah, tidak tahan genangan, tetapi responsif terhadap irigasi, suka tanah lempung yang subur, tumbuh dari dataran rendah hingga pegunungan, tahan terhadap lindungan sedang dan berada pada curah hujan cukup, sekitar 1000 mm/tahun atau lebih. Kultur teknis rumput ini yakni materi tanam berupa pols dan stek, interval pemotongan 40 – 60 hari, responsif terhadap pupuk nitrogen, adonan dengan legum menyerupai Centro dan Kudzu, produksinya 100 – 200 ton/ha/th (segar), 15 ton/ha/th (BK), renovasi 4 – 8 tahun (Reksohadiprodjo, 1985). Rumput Gajah toleran terhadap banyak sekali jenis tanah, tidak tahan genangan, tetapi respon terhadap irigasi, suka tanah lempung yang subur, tumbuh dari dataran rendah hingga pegunungan, tahan terhadap lingkungan sedang dengan curah hujan cukup, 1000 mm/th atau lebih (Susetyo, 1985).
Rumput Raja (Pennisetum purpupoides)
Rumput raja pertama kali dihasilkan di Afrika Selatan, termasuk dalam famili Graminae, sub famili Poanicoidea dan tribus Paniceae. Rumput raja termasuk tumbuhan perennial, mengikuti keadaan dengan baik di daerah tropis, tanah tidak terlalu lembab dengan drainase yang baik (Widjajanto, 1992).
Rumput raja tumbuh tegak membentuk rumpun, tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga tinggi dengan curah hujan sekitar 1000 – 1500 mm/th, tidak tahan naungan dan genangan air, hidup pada tanah dengan pH sekitar 5. Tanaman ini tidak sanggup diperbanyak dengan memakai stek dengan panjang sekitar 25 – 30 cm atau 2 ruas (Reksohadiprodjo, 1985).
Rumput Raja mempunyai ciri-ciri antara lain: tumbuh berumpun – rumpun, batang tebal, keras, helaian daun panjang dan ada bulu serta permukaan daunnya luas. Produksi rumput Raja segar sanggup mencapai 40 ton /hektar sekali panen atau antara 200 – 250 ton/hektar/tahun (Rukmana, 2005). Tanaman rumput raja sanggup dikombinasikan dengan tumbuhan legum semoga karakternya lebih meningkat. Rumput raja berfungsi mencegah kerusakan tanah jawaban pengikisan yang melanda permukaan tanah jawaban sapuan air pada trend penghujan (Syarief, 1986).
Bahan tumbuhan rumput raja ada dua macam yaitu dengan stek dan robekan rumpun yang sanggup tumbuh pada tempat hingga ketinggian 1500 meter dari permukaan air maritim (Sukamto, 2006).
Rumput Setaria (Setaria sphacelata)
Rumput setaria dikenal dengan sebutan rumput Goden Timothy atau Setaria sphacelata, berasal dari Afrika tropik dan memilki siklus hidup parenial. Rumput setaria merupakan tumbuhan yang sanggup membentuk rumpun yang lebat, kuat, dengan atau tanpa stolon dan rhizoma (Reksohadiprodjo, 1985). Rumput Setaria daunnya lebar dan agak berbulu pada permukaan atasnya. Pangkal batangnya berwarna cokelat keemasan. Setaria sphacelata biasanya dikembangbiakkan dengan pols (Soegiri et. al, 1982).
Hijauan yang berasal dari jenis rerumputan merupakan hijauan yang paling disukai oleh ternak ruminansia. Pada dasarnya, hijauan jenis rerumputan merupakan pakan alami untuk setiap jenis ternak ruminansia. Beberapa jenis rumput yang sanggup digolongkan pada jenis hijauan ini yakni Rumput Gelaga, Rumput Odot, Rumput Teki, Rumput Gajah, dan banyak sekali jenis rumput lainnya.Hijauan Pakan Ternak yang sering disingkat dengan HPT merupakan sebutan untuk pakan utama bagi ternak ruminansia. Jenis pakan ini merupakan pakan alami yang dikonsumsi oleh setiap ternak ruminansia. Meskipun ketika ini sudah banyak ditemukan banyak sekali alternatif untuk pakan ternak ruminansia, jenis pakan ini tetap tidak sanggup tergantikan oleh jenis pakan lainnya.
Hijauan yakni pecahan tumbuhan (terutama daun dan batang) yang dijadikan pakan bagi hewan. Hijauan sanggup ditanam di ladang dan binatang dibiarkan merumput (forage dalam bahasa Inggris), atau dipangkas kemudian diberikan sebagai sumber pakan binatang herbivora (fodder). Dalam bahasa Indonesia keduanya tidak dibedakan secara jelas. Beberapa hijauan dikeringkan terlebih dahulu sebelum disajikan, namun bila warnanya berubah dan rendah kadar airnya tidak disebut sebagai hijauan, menyerupai jerami. Hijauan yang difermentasikan di dalam silo disebut sebagai silase (silage).Seperti yang tersebut pada namanya, pakan untuk ternak ini merupakan hijauan yang berasal dari banyak sekali macam tanaman. Secara umum, ada tiga jenis pakan hijauan yang sanggup dimanfaatkan untuk pakan utama ternak ruminansia. Ketiga jenis pakan tersebut yaitu :
Jenis Rerumputan
Hijauan yang berasal dari jenis rerumputan merupakan hijauan yang paling disukai oleh ternak ruminansia. Pada dasarnya, hijauan jenis rerumputan merupakan pakan alami untuk setiap jenis ternak ruminansia. Beberapa jenis rumput yang sanggup digolongkan pada jenis hijauan ini yakni Rumput Gelaga, Rumput Odot, Rumput Teki, Rumput Gajah, dan banyak sekali jenis rumput lainnya. Kelebihan dari jenis pakan hijauan rerumputan terletak pada tingkat kandungan serat yang tinggi. Tingginya kandungan serat yang ada pada jenis pakan ini membantu memperlancar sistem pencernaan ternak ruminansia. Kekurangan dari jenis hijauan pakan ternak ini ada pada kandungan serat berangasan yang terlalu tinggi dan rendahnya kandungan protein.
Jenis Leguminosa
Beberapa jenis pakan hijauan yang berasal dari leguminosa yaitu diantaranya tumbuhan gamal, kaliandra, turi, dan lamtoro. Kelebihan jenis pakan hijauan leguminosa dibandingkan dengan jenis hijauan lainnya terletak pada tingginya nilai gizi jenis pakan ini. Tingkat kandungan protein berangasan rata-rata jenis pakan leguminosa yakni sekitar 18-30%. Selain itu, tingkat kecernaan jenis pakan ini juga cukup tinggi yaitu mencapai 59%. Sayangnya, ada beberapa jenis pakan hijauan leguminosa yang mengandung racun menyerupai gamal contonya (apabila diberi secara berlebihan). Untuk menyiasatinya, peternak sanggup membatasi proteksi jenis pakan ini hanya pada batas tertentu saja.
Limbah Pertanian
Jenis pakan hijauan yang terakhir yakni hijauan limbah pertanian. Limbah pertanian yang berupa sisa-sisa hasil pertanian yang tidak sanggup dijual sanggup dimanfaatkan untuk dijadikan pakan ternak. Beberapa pola limbah pertanian yang sanggup dimanfaatkan untuk hijauan pakan ternak yakni damen padi, bongkol dan klobot jagung, batang pisang, batang dan daun jagung, kulit buah coklat/kakao dan beberapa limbah lainnya. Kelebihan jenis pakan limbah pertanian ada pada segi nilai tambah yang dihasilkan dari pemanfaatan limbah pertaninan ini. Dengan memakai limbah pertanian sebagai hijauan pakan ternak, maka sisa hasil pertanian sanggup memperlihatkan penghasilan pemanis atau minimal tidak mengotori lingkungan sekitar. Kelemahan jenis pakan ini ada pada tingkat kesulitan untuk mendapat jenis pakan ini. Jenis pakan ini biasanya hanya sanggup ditemui disaat sedang trend panen saja.
Hijauan yang merupakan sumber masakan ternak terutama ternak ruminansia selain merupakan kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan sumber tenaga, juga merupakan komponen yang sangat menunjang bagi produksi dan reproduksi ternak.Jenis hijauan menyerupai rumput maupun kacang-kacangan (leguminosa) dalam bentuk segar atau kering haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup sepanjang tahun lantaran jenis hijauan ini umum dikonsumsi oleh ternak. Pada prinsipnya hijauan yang disajikan pada ternak perlu mempunyai sifat-sifatyaitu disukai (palatable), gampang dicerna, nilai gizinya tinggi dan dalam waktu yang pendek maupun tumbuh kembali. Hijauan pakan ternak dibagi kedalam dua pecahan yaitu bangsa rumput-rumputan dan leguminosa (semak dan pohon).
Kebutuhan hijauan akan semakin banyak sesuai dengan bertambahnya jumlah populasi ternak yang dimiliki. Kendala utama di dalam penyediaan hijauan pakan untuk ternak terutama produksinya tidak sanggup tetap sepanjang tahun. Pada ketika trend penghujan, produksi hijauan masakan ternak akan melimpah, sebaliknya pada ketika trend kemarau tingkat produksinya akan rendah, atau bahkan sanggup berkurang sama sekali (Sumarno, 1998).
Ketersediaan hijauan masakan ternak yang tidak tetap sepanjang tahun, maka diharapkan budidaya hijauan pakan, baik dengan perjuangan perbaikan administrasi tumbuhan keras atau penggalakan cara pengelolaan penanaman rumput unggul sehingga mutu setiap jenis hijauan yang diwariskan oleh sifat enetic ene dipertahankan atau ditingkatkan. Dengan cara demikian kekurangan akan hijauan pakan sanggup diatasi, sehingga nantinya sanggup mendukung pengembangan perjuangan ternak ruminansia yang akan dilakukan (Kanisius, 1983).
Hijauan segar dan hijauan kering sanggup dibudidayakan dengan memperhatikan mutu hijauan tersebut yaitu sifat enetic dan lingkungan (keadaan tanah daerah, iklim dan perlakuan manusia) semoga sanggup memenuhi kebutuhan gizi masakan setiap ternak dan membantu peternak mengatasi kesulitan dalam pengadaan masakan ternak. Dalam mengusahakan tumbuhan masakan ternak untuk mandapatkan hijauan yang produktivitasnya tinggi maka perlulah tumbuhan masakan ternak diusahakan secara maksimal mulai dari pemilihan lokasi, pemetaan wilayah, pengelolaan tanah, pemilihan bibit, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, panen dan usaha–usaha untuk memepertahankan dan meningkatkan mutu (pascapanen) hingga dengan penanganan hijauan sebelum dikonsumsi ternak (Anonim, 2010).
Rumput yakni tumbuhan yang paling efisien untuk merubah sinar matahari menjadi biomassa dan pada ketika yang sama mengkonversi karbondioksida menjadi oksigen. Ternak ruminansia bisa mengubah biomassa ini, yang umumnya tidak sanggup dicerna oleh manusia, menjadi protein berkualitas tinggi melalui aktifitas mikroorganisme dalam rumen mereka. Rumput-rumput memperlihatkan tutupan tanah yang baik untuk mengurangi pengikisan sementara akar yang sangat halus akan membentuk materi organik dan membantu penyusupan air ke dalam tanah (Sutaryono dan Partridge, 2002).
Leguminosa termasuk dicotyledoneus dimana embrio mengandung dua daun biji/cotyledone. Famili legume dibagi menjadi 3 group sub famili, yaitu: mimisaceae, tumbuhan kayu dan herba dengan bunga “regular”, caesalpinaceae, tumbuhan dengan bunga “irregular” dan papilonaceae, tumbuhan kayu dan herba ciri khas berbentuk bunga kupu-kupu (Susetyo, 1980).
Hijauan pakan jenis leguminose (polong-polongan) mempunyai sifat yang berbeda dengan rumput-rumputan, jenis legume umumnya kaya akan protein, Ca dan P. Leguminose mempunyai bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplai nitrogen, dimana di dalam bintil-bintil akar inilah basil bertempat tinggal dan berkembang biak serta melaksanakan aktivitas fiksasi nitrogen bebas dari udara. Itulah sebabnya penanaman adonan merupakan sumber protein dan mineral yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping memeperbaiki kesuburan tanah (AAK, 1983). Kebanyakan tumbuhan pakan dan tumbuhan ekonomi penting termasuk dalam papiloneceae group. Legume ada yang mempunyai siklus hidup secara annual, biennial atau perennial (Soegiri et al., 1982).
Leguminosa memegang peranan penting sebagai hijauan pakan ternak dan rumput-rumputan untuk ternak herbivora (Lubis, 1992). Dijelaskan lebih lanjut bahwa leguminosa mempunyai sifat-sifat yang baik sebagai materi pakan dan mempunyai kandungan protein dan mineral yang tinggi. Tanaman leguminosa meskipun mempunyai kandungan nutrisi cukup tinggi tetapi hanya sanggup digunakan sebagai adonan pakan hijauan paling banyak 50% dari total hijauan yang diberikan (Susetyo, 1980).
Tanaman yang umum dijadikan hijauan
Rerumputan
Hijauan rumput mencakup:
Agrostisspp.
Agrostis capillaris
Agrostis stolonifera
Andropogon hallii
Arrhenatherum elatius
Bothriochloa bladhii
Bothriochloa pertusa
Brachiaria decumbens
Brachiaria humidicola
Bromus spp.
Cenchrus ciliaris
Chloris gayana
Cynodon dactylon
Dactylis glomerata
Echinochloa pyramidalis
Entolasia imbricata
Festucaspp.
Festuca arundinacea
Festuca pratensis
Festuca rubra
Heteropogon contortus
Hymenachne amplexicaulis
Hyparrhenia rufa
Leersia hexandra
Loliumspp.
Lolium multiflorum
Lolium perenne
Megathyrsus maximus
Melinis minutiflora
Paspalum dilatatum
Phalaris arundinacea
Phleum pratense
Poaspp.
Poa arachnifera
Poa pratensis
Poa trivialis
Setaria sphacelata
Themeda triandra
Thinopyrum intermedium
Semak legum, Hijauan semak legum mencakup:
AlfalfaMengenal Macam dan Jenis-jenis Rumput
Trifolium repens
Arachis pintoi
Chamaecrista rotundifolia
Clitoria ternatea
Lotus corniculatus
Macroptilium atropurpureum
Macroptilium bracteatum
Medicagospp.
Medicago sativa
Medicago truncatula
Melilotus spp.
Neonotonia wightii
Onobrychis viciifolia
Stylosanthesspp.
Stylosanthes humilis
Stylosanthes scabra
Trifoliumspp.
Trifolium hybridum
Trifolium incarnatum
Trifolium pratense
Trifolium repens
Viciaspp.
Vicia articulata
Vicia ervilia
Vicia narbonensis
Vicia sativa
Vicia villosa
Vigna parkeri
Legum pohon, Hijauan legum pohon mencakup:
Acacia aneura
Albizia spp.
Albizia canescens
Albizia lebbeck
Leucaena leucocephala
Silase
Domba mengkonsumsi silase
Silase sanggup dibentuk dari bahan:
Alfalfa
Jagung
Campuran rumput-legum
Sorghum
Oat
Residu tumbuhan
Residu tumbuhan atau brangkasan juga sanggup digunakan sebagai hijauan
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)

Rumput gajah berasal dari Afrika daerah tropik, perennial, sanggup tumbuh setinggi 3 hingga 4,5 m, bila dibiarkan tumbuh bebas, sanggup setinggi 7 m, akar sanggup sedalam 4,5 m. Berkembang dengan rhizoma yang sanggup sepanjang 1 m. Panjang daun 16 hingga 90 cm dan lebar 8 hingga 35 mm (Sutopo, 1988). Rumput gajah mempunyai perakaran dalam dan menyebar sehingga bisa menahan pengikisan serta sanggup juga berfungsi untuk menutup permukaan tanah (Soegiri et. al, 1982).
Rumput gajah yakni tumbuhan tahunan, tumbuh tegak, mempunyai perakaran dalam dan berkembang dengan rhizoma untuk membentuk rumpun (Soedomo, 1985). Adaptasi rumput ini toleran terhadap banyak sekali jenis tanah, tidak tahan genangan, tetapi responsif terhadap irigasi, suka tanah lempung yang subur, tumbuh dari dataran rendah hingga pegunungan, tahan terhadap lindungan sedang dan berada pada curah hujan cukup, sekitar 1000 mm/tahun atau lebih. Kultur teknis rumput ini yakni materi tanam berupa pols dan stek, interval pemotongan 40 – 60 hari, responsif terhadap pupuk nitrogen, adonan dengan legum menyerupai Centro dan Kudzu, produksinya 100 – 200 ton/ha/th (segar), 15 ton/ha/th (BK), renovasi 4 – 8 tahun (Reksohadiprodjo, 1985). Rumput Gajah toleran terhadap banyak sekali jenis tanah, tidak tahan genangan, tetapi respon terhadap irigasi, suka tanah lempung yang subur, tumbuh dari dataran rendah hingga pegunungan, tahan terhadap lingkungan sedang dengan curah hujan cukup, 1000 mm/th atau lebih (Susetyo, 1985).
Rumput Raja (Pennisetum purpupoides)

Rumput raja pertama kali dihasilkan di Afrika Selatan, termasuk dalam famili Graminae, sub famili Poanicoidea dan tribus Paniceae. Rumput raja termasuk tumbuhan perennial, mengikuti keadaan dengan baik di daerah tropis, tanah tidak terlalu lembab dengan drainase yang baik (Widjajanto, 1992).
Rumput raja tumbuh tegak membentuk rumpun, tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga tinggi dengan curah hujan sekitar 1000 – 1500 mm/th, tidak tahan naungan dan genangan air, hidup pada tanah dengan pH sekitar 5. Tanaman ini tidak sanggup diperbanyak dengan memakai stek dengan panjang sekitar 25 – 30 cm atau 2 ruas (Reksohadiprodjo, 1985).
Rumput Raja mempunyai ciri-ciri antara lain: tumbuh berumpun – rumpun, batang tebal, keras, helaian daun panjang dan ada bulu serta permukaan daunnya luas. Produksi rumput Raja segar sanggup mencapai 40 ton /hektar sekali panen atau antara 200 – 250 ton/hektar/tahun (Rukmana, 2005). Tanaman rumput raja sanggup dikombinasikan dengan tumbuhan legum semoga karakternya lebih meningkat. Rumput raja berfungsi mencegah kerusakan tanah jawaban pengikisan yang melanda permukaan tanah jawaban sapuan air pada trend penghujan (Syarief, 1986).
Bahan tumbuhan rumput raja ada dua macam yaitu dengan stek dan robekan rumpun yang sanggup tumbuh pada tempat hingga ketinggian 1500 meter dari permukaan air maritim (Sukamto, 2006).
Rumput Setaria (Setaria sphacelata)
Rumput setaria dikenal dengan sebutan rumput Goden Timothy atau Setaria sphacelata, berasal dari Afrika tropik dan memilki siklus hidup parenial. Rumput setaria merupakan tumbuhan yang sanggup membentuk rumpun yang lebat, kuat, dengan atau tanpa stolon dan rhizoma (Reksohadiprodjo, 1985). Rumput Setaria daunnya lebar dan agak berbulu pada permukaan atasnya. Pangkal batangnya berwarna cokelat keemasan. Setaria sphacelata biasanya dikembangbiakkan dengan pols (Soegiri et. al, 1982).
Rumput ini ketika bakir balig cukup akal sanggup mencapai ketingian 180 cm, tahan kering dan genangan, hidup pada ketinggian 1000 kaki, dan pada curah hujan 25 inchi pertahunnya (Reksohadiprodjo, 1985). Rumput setaria yang dipotong pada umur 43 – 56 hari mempunyai kandungan materi kering, lemak kasar, serat kasar, BETN, protein kasar, dan bubuk masing-masing sebesar 20,0%; 2,5%; 31,7%; 45,2%; 9,5%; dan 2,2 %. Pada kondisi optimum, Setaria mempunyai kandungan protein berangasan lebih dari 18 % dan serat berangasan 25 % (Soedomo, 1985). Rumput setaria tumbuh baik pada curah hujan 750 mm/th atau lebih, toleran terhadap banyak sekali jenis tanah tetapi lebih suka pada tanah tekstur sedang, tahan genangan dan kering apabila lapisan olah dalam. Kultur teknisnya yakni materi tanam berbentuk pols, biji (2 – 5 kg/ha), jarak tanam 70 x 90 cm, responsif terhadap pupuk nitrogen, pemotongan 35 – 40 hari (musim hujan) dan 60 hari (musim kemarau) (Reksohadiprodjo, 1985).
Rumput Benggala (Panicum maximum)
Panicum maximum atau rumput Benggala atau disebut juga Guinea grass berasal dari Afrika tropik dan sub tropik. Rumput jenis ini sanggup berfungsi sebagai epilog tanah, penggembalaan, ataupun diolah dalam bentuk hay dan silase (Reksohadiprodjo, 1985). Ciri tumbuhan ini yakni tumbuh tegak membentuk rumpun, tinggi sanggup mencapai 1 – 1,8 m, daun lebih halus daripada rumput gajah, buku dan pengecap daun berbuku, banyak membentuk anakan, bunga tersusun dalam malai dan berwarna hijau atau kekuningan, serta akar serabut dalam (Setyati,1980).
Sifat hidup dari Panicum maximum yakni perennial, tumbuh baik pada daerah dataran rendah hingga 1959 dari permukaan laut, curah hujan yang sesuai untuk rumput jenis ini yakni 1000 – 2000 mm/thn, rumput jenis ini tahan kering tetapi tumbuh baik kalau cukup air walaupun tidak tahan genangan (Setyati, 1980).
Panicum maximum juga tahan naungan, responsif terhadap pupuk nitrogen, dan juga tahan penggembalaan sehingga sanggup dijadikan rumput potong ataupun pastura Pengelolaan tumbuhan ini sanggup dilakukan dengan budidaya total, untuk perbanyakan tumbuhan ini sanggup memakai biji 4 – 12 kg/ha atau dengan memakai sobekan rumput, jarak tanam yang sesuai yakni 60 x 60 cm (Soegiri et. al, 1982). Panicum maximum sanggup ditanam bersama leguminosa Centrosema dengan perbandingan 4 – 6 kg Panicum per ha dan 2 – 3 kg Centro per ha atau dalam baris-baris berseling Pemotongan sanggup dilakukan 40 – 60 hari sekali atau dengan kata lain pemotongan pertama sanggup dilakukan 2 – 3 bulan. Pembongkaran kembali sanggup dilakukan setelah 5 – 7 tahun (Widjajanto,1992). Panicum maximum bisa menghasilkan produksi biji 75 – 300 kg/ha dan menghasilkan produksi hijauan sebanyak 100 – 150 ton materi kering per ha per tahun.
Legum (Leguminoceae)
LEGUM ( LEGUMINOCAE)
Leguminosa yakni tumbuhan dikotilledon (bijinya terdiri dari dua kotiledon atau disebut juga berkeping dua). Famili tumbuhan leguminosa terbagi atas tiga sub-famili yaitu Mimosaceae, Caesalpinaceae dan Papilionaceae.
Mimosaceae yakni tumbuhan perdu berkayu dengan bunga biasa sedangkan Caesalpinaceae mempunyai bunga irregular. Adapun Papilionaceae yakni tumbuhan semak berkayu dengan bunga papilionate atau berbentuk menyerupai kupu. Antar jenais leguminosa terdapat perbedaan morfologi. Umumnya, sistem perakaran leguminosa terdiri atas akar primer yang aktif dan mempunyai cabang-cbang sebagai akar sekunder. Akar primer (tap root) tumbuh jauh kedalam tanah. Sistem perakaran itu umumnya terinfeksi oleh basil dari species Rhizobium sehingga terbentuk bintil-bintil atu nodul-nodul akar. Famili legume dibagi menjadi 3 group sub famili, yaitu: mimisaceae, tumbuhan kayu dan herba dengan bunga “regular”, caesalpinaceae, tumbuhan dengan bunga “irregular” danpapilonaceae, tumbuhan kayu dan herba ciri khas berbentuk bunga kupu-kupu (Susetyo, 1980).
Hijauan pakan jenis leguminose (polong-polongan) mempunyai sifat yang berbeda dengan rumput-rumputan, jenis legume umumnya kaya akan protein, Ca dan P. Leguminose mempunyai bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplai nitrogen, dimana di dalam bintil-bintil akar inilah basil bertempat tinggal dan berkembang biak serta melaksanakan aktivitas fiksasi nitrogen bebas dari udara. Itulah sebabnya penanaman adonan merupakan sumber protein dan mineral yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping memeperbaiki kesuburan tanah (AAK, 1983).
Peran penting dari leguminosa tropika sebagai hijauan pakan untuk pastura maupun pakan ternak ruminansia gres mendapat perhatian semenjak tiga dekade yang lalu. Sebelum kurun waktu itu, ilmuwan lebih memperhatikan jenis-jenis leguminosa temperate menyerupai species-species dari genus Medicago, Trifolium, Vicia dan Melilotus. Melalui riset maka dari benua Afrika mulai dikenal manfaat jenis-jenis leguminosa tropika menyerupai dari genus Glycine, Vigna, Indigofera, Dolichos dan Alysicarpus. Sedangkan dari tempat Amerika tropis dikenal jenis-jenis leguminosa pakan ternak menyerupai dari genus Calopogonium, Centrosema, Desmodium, Leucaena, Phaseolus, Stylosanthes dan Teramnus.
Jenis – jenis Leguminosa
Sentro (Centrosema pubescens)
Centrosema pubescens berasal dari Amerika selatan tropis dan mempunyai fungsi sebagai tumbuhan epilog tanah, tumbuhan sela, dan pencegah erosi. Legum Centrosema pubescens termasuk sub familia Papiloniceae dari famili Leguminoceae (Soedomo, 1985). Batang Centro panjang dan sering berakar pada bukunya, tiap tangkai berdaun tiga lembar, berbentuk elips dengan ujung tajam dan bulu halus pada kedua permukaannya. Bunga berbentuk tandan berwarna ungu muda bertipe kacang ercis dan kapri. Polong berwarna coklat gelap, panjang 12 cm, sempit dengan ujung tajam terdiri dari 20 biji (Widjajanto, 1992).
Centrosema pubescens tumbuh dengan membelit pada tumbuhan lain atau menjalar di pagar dan juga menjalar bersama–sama dengan rumput menutupi permukaan tanah. Batang panjang, sering berakar pada bukunya, daun dengan tiga anak daun yang berbentuk telur dengan ujung tajam, berambut, panjangnya 5 – 12 cm dan lebar 3 – 10 cm (Susetyo, 1985).
Kalopo (Calopogonium mucunoides)
Calopogonium muconoides berasal dari Amerika Selatan Tropik bersifat perennial, merambat membelit dan hidup di daerah – daerah yang tinggi kelembabannya (Reksohadiprodjo, 1985). Pertumbuhan kalopo menjalar, merambat, tidak tahan terhadap penggembalaan, tidak tahan naungan yang lebat akan tetapi sanggup tumbuh dengan baik didaerah yang lembab (Sukamto, 2006).
Kalopo mempunyai batang lunak ditumbuhi bulu-bulu panjang berwarna cokelat dan daunnya ditutupi oleh bulu halus berwarna cokelat keemasan, sehingga kurang disukai oleh ternak (Soegiri et. al ,1982). Kalopo biasa dikembangbiakkan dengan dengan biji dan bisa tumbuh baik pada tanah sedang hingga berat pada ketinggian 200 – 1000 m diatas permukan maritim dan membutuhkan curah hujan tahunan sebesar 1270 mm (Reksohadiprodjo, 1985).
Gamal (Gliricidia sepium)
RUMPUT-GAMAL
Gamal yakni sejenis legum yang mempunyai ciri-ciri tumbuhan berbentuk pohon, warna batang putih kecoklatan, perakaran berpengaruh dan dalam (Syarief, 1986). Gamal merupakan leguminosa berumur panjang, tumbuhan ini sanggup mengikuti keadaan dengan baik pada lingkungan dengan temperatur suhu antara 20 – 30 oC dengan ketinggian tempat antara 750 – 1200 m.
Tanaman ini bisa hidup di daerah kering dengan curah hujan 750 mm/thn dan tahan terhadap genangan. Perkembangan tumbuhan ini dengan stek, dengan banyak cabang dan responsif terhadap pupuk N (Soedomo, 1985). Penanaman gamal yang harus diperhatikan yaitu jarak tumbuhan dibentuk 2 – 2,5 m antar baris. Tanaman gamal tinggi menjulang dengan batang lurus panjang. Kulit batangnya gampang sekali lecet atau terkelupas. Bunga gamal tersusun dalam rangkaian dengan warna merah muda keputihan. (Reksohadiprodjo, 1985). Komposisi nutrisi daun gamal terdiri atas materi kering 23%; protein berangasan 25,2%; lemak 4,9%; BETN 55,5% (Rukmana, 2005).
Fungsi Tanaman:
Tanaman pelindung,pagar,makanan ternak,dan penahan erosi.Dapat diperbayak dengan memakai stek ataupun biji. Gamal ditanam sebagai penahan angin, bank protein, pakan ternak dan pagar hidup. Tanaman yang diperbanyak dengan setek sudah sanggup dipanen perdana pada usia di bawah 1 tahun. Biasanya 8-10 bulan. Sedangkan pada tumbuhan biji, hasil biomasa gres sanggup diperoleh pada usia sekira 2 tahun.Penanaman setek lebih baik berasal dari batang bawah tumbuhan yang cukup usia (diatas 2 tahun), diameter batang cukup besar (diatas 4cm) dengan panjang setek bervariasi mulai dari 40cm hingga 1.5m. Jarak tanam juga bervariasi, antara 40 -50cm hingga dengan 1.5 – 5m tergantung kebutuhan. Gamal mengandung nilai gizi yang tinggi. Protein berangasan berada diantara 18-30% dan nilai ketercernaan 50-65%.
Walaupun sangat bermanfaat bagi ternak, tingkat racun dalam Gamal juga sudah dikenal semenjak lama. Sekurang-kurangnya ada beberapa jenis komponen racun dalam Gamal,diantaranya dicoumerol, suatu senyawa yang mengikat vitamin K dan sanggup mengganggu serta menggumpalkan darah.
Kaliandra (Calliandra calothrysus)
KALIANDRA
Tinggi tumbuhan (pohon) kaliandra sanggup mencapai 8 m. tumbuhan kaliandra sanggup tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1500 m dpl, toleran terhadap tanah yang kurang subur, sanggup tumbuh cepat dan berbintil akar sehingga bisa menahan pengikisan tanah dan air.Manfaat kaliandra pada masakan ternak yakni sebagai bank protein. Penanaman kaliandra pada tanah-tanah yang kurang produktif sanggup menekan pertumbuhan gulma. Selain itu tumbuhan ini sanggup digunakan sebagai tumbuhan penahan pengikisan dan penyubur tanah. Daun kaliandra gampang dikeringkan dan sanggup dibentuk sebagai tepung masakan ternak kambing.
Turi ( Sesbania grandiflor)
Berasal dari daerah srilangka.Tumbuh pada dataran rendah hingga dataran tinggi (1.200m), dengan curah hujan 2.000 mm/tahun.Termasuk sejenis tumbuhan semak.Di Indonesia banyak ditanam di pematang sawah. Sifat khusus dari tumbuhan turi yakni pertumbuhannya yang begitu cepat, tinggi tumbuhan bisa mencapai 10 meter, dan bunga besar berbentuk menyerupai kupu-kupu berwarna merah muda,putih atau ungu. Berdaun keci-kecil dan bulat,buahnya berbentuk polong yng panjang.Turi sanggup mengikuti keadaan pada tanah asam yang tidak subur,tanah kapur, kadang kala juga tumbuh subur pada tanah yang tergenang air.
Digunakan sebagai masakan ternak lantaran :
1. Merupakan sumber vitamin,terutama pro vitamin A,Vitamin B,C,E.
2. Sumber mineral,terutama Ca,dan P.
Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala)
LAMTORO-GUNG
Leucaena leucocephala atau lamtoro merupakan leguminosa yang berasal dari Amerika tengah, Amerika selatan dan Kepulauan Pasifik. Tanaman ini tumbuh tegak, berupa pohon dan tidak berduri (Sutopo, 1988). Lamtoro sanggup tumbuh pada daerah dataran rendah hingga dengan 500 m di atas permukaan air maritim dengan curah hujan lebih dari 760 mm/th (Soedomo, 1985). Lamtoro sanggup tumbuh baik pada tanah dengan tekstur berat dengan drainase yang baik dan sangat responsif terhadap Ca dan P pada tanah masam (Susetyo, 1985).Berasal dari amerika tengah dan selatan.Tumbuh pada ketinggian 0-1200 m dpl,dengan struktur tanah sedang hingga berat,dan sanggup tumbuh pada tanah yang kurang subur.Curah hujan 700-1.650 mm/tahun,temperature 20-30oc. Tanaman ini berbentuk pohon yang bisa mencapai ketinggian 10 m dan mempunyai akar yang cukup dalam.Daunnya kecil-kecil,bentuknya lonjong,bunganya bertangkai.
Tanaman ini toleran terhadap hujan,angin,kekeringan,serta tanah-tanah yang kurang subur. Lamtoro lebih sesuai pada tanah yang tidak masam (pH 5,5-7,5) dan kurang baik tumbuhnya apabila tanah masam (pH 4-5,5). Gliricidia mempunyai daya toleransi yang lebih tinggi terhadap kemasaman tanah, tahan pangkasan dan cepat kembali bertunas setelah pemangkasan. Kaliandra mempunyai daya pembiasaan yang cukup luas tetapi kalah terkenal dibandingkan dengan gliricidia. Lamtoro sanggup digunakan sebagai tumbuhan masakan ternak, tumbuhan pelindung, mempertahankan kesuburan tanah dan mencegah erosi.Jarak tanam:180-240 cm.pemotongan pertama sanggup dilakukan pada waktu tanam berumur 6 – 9 bulan kemudian pemotongan sanggup diulangi 4 bulan sekali.
Bahan tanam dari lamtoro yakni berupa biji dan stek. Lamtoro sanggup dipotong pertama kali setelah mencapai tinggi 0,6 – 0,9 m yaitu sekitar umur 4 – 6 bulan, dengan interval pemotongan 2 – 3 bulan (Soegiri et. al, 1982). Tanaman lamtoro sanggup di tanam bersama dengan rumput Guinea. Daun muda lamtoro terdapat racun mimosin (Sutopo, 1988). Lamtoro berakar dalam, mempunyai ketinggian antara 6,5 hingga 33 ft. Daun – daunnya berkurang, berbunga dengan bentuk bola berwarna putih kekuning-kuningan atau merah muda. Lamtoro sanggup ditanam untuk masakan ternak, pemotongan pertama sanggup dilakukan 6 – 9 bulan setelah penyebaran bijinya, pemotongan dilakukan hingga sisa tumbuhan yakni 2 hingga 4 inchi dari atas tanah dan kemudian pemotongan berikutnya sanggup dilakukan tiap 45 bulan sekali. Petai cina atau lamtoro ini sanggup ditanam sebagai tumbuhan annual dan perennial (Reksohadiprodjo, 1985).
Puero (Pueraria phaseoloides)
Puero (Pueraria phaseoloides) mempunyai kultur teknis dikembangbiakkan dengan biji (Susilo, 1991). Puero termasuk tumbuhan jenis legum berumur panjang, yang berasal dari daerah subtropis, tetapi bisa hidup di daerah tropik dengan kelembaban yang tinggi. Tanaman ini tumbuh menjalar dan memanjat (membelit), bisa membentuk hamparan setinggi 60–75 cm (Sutopo, 1985). Puero berasal dari India Timur, siklus hidupnya perenial. Ciri-cirinya tumbuh merambat, membelit dan memanjat. Sifat perakarannya dalam, daun muda tertutup bulu berwarna coklat, daunnya berwarna hijau renta dan bunganya berwarna ungu kebiruan (Soegiri et al., 1982).
Orok-orok (Crotalaria juncea)
Crotalaria juncea L, meruapakan species yang tinggi nilainya, lantaran bermanfaat sebagai pupuk hijau, pakan ternak, dan produksi serat yang mempunyai peranan penting untuk digunakan sebagai materi untuk industri kertas (Bang, 1990). Ciri-ciri tumbuhan ini yakni batangnya tumbuh tegak lurus, berbentuk lingkaran dan sedikit di atas permukaan tanah melebar. Warna kulit batang hijau muda atau hijau kekuning-kuningan. Cabangnya tumbuh memancar dan terdapat sepanjang batang dari pangkal hingga ujung. Tinggi batang, dari tanah hingga ujung, berdaun tunggal dan letaknya tersebar. Tangkai daun pendek, sedangkan daunnya berbentuk taji dengan tepi yang rata dengan ukuran panjang 3,5 hingga 5 cm dan lebar 0,75 hingga 1,95cm. Daun berwarna hijau muda berbulu halus menyerupai beludru, baik pada helaian atas maupun bawah dan berakhir pada ujung helaian daun (Joenoes, 1978).
Sebagai masakan ternak, hijauan memegang peranan sangat penting, alasannya yakni hijauan mengandung hampir semua zat yang diharapkan binatang ternak, khususnya di Indonesia, materi masakan hijauan memegang peranan istimewa, lantaran materi tersebut diberikan dalam jumlah yang besar. Kesemuanya ini sanggup dibuktikan, bahwa ternak menyerupai kerbau, sapi, domba dan kambing yang diberi masakan hijauan sebagai materi masakan tunggal, masih bisa mempertahankan hidupnya, bahkan bisa tumbuh dan berkembang biak dengan baik.
Rumput Benggala (Panicum maximum)
Panicum maximum atau rumput Benggala atau disebut juga Guinea grass berasal dari Afrika tropik dan sub tropik. Rumput jenis ini sanggup berfungsi sebagai epilog tanah, penggembalaan, ataupun diolah dalam bentuk hay dan silase (Reksohadiprodjo, 1985). Ciri tumbuhan ini yakni tumbuh tegak membentuk rumpun, tinggi sanggup mencapai 1 – 1,8 m, daun lebih halus daripada rumput gajah, buku dan pengecap daun berbuku, banyak membentuk anakan, bunga tersusun dalam malai dan berwarna hijau atau kekuningan, serta akar serabut dalam (Setyati,1980).
Sifat hidup dari Panicum maximum yakni perennial, tumbuh baik pada daerah dataran rendah hingga 1959 dari permukaan laut, curah hujan yang sesuai untuk rumput jenis ini yakni 1000 – 2000 mm/thn, rumput jenis ini tahan kering tetapi tumbuh baik kalau cukup air walaupun tidak tahan genangan (Setyati, 1980).
Panicum maximum juga tahan naungan, responsif terhadap pupuk nitrogen, dan juga tahan penggembalaan sehingga sanggup dijadikan rumput potong ataupun pastura Pengelolaan tumbuhan ini sanggup dilakukan dengan budidaya total, untuk perbanyakan tumbuhan ini sanggup memakai biji 4 – 12 kg/ha atau dengan memakai sobekan rumput, jarak tanam yang sesuai yakni 60 x 60 cm (Soegiri et. al, 1982). Panicum maximum sanggup ditanam bersama leguminosa Centrosema dengan perbandingan 4 – 6 kg Panicum per ha dan 2 – 3 kg Centro per ha atau dalam baris-baris berseling Pemotongan sanggup dilakukan 40 – 60 hari sekali atau dengan kata lain pemotongan pertama sanggup dilakukan 2 – 3 bulan. Pembongkaran kembali sanggup dilakukan setelah 5 – 7 tahun (Widjajanto,1992). Panicum maximum bisa menghasilkan produksi biji 75 – 300 kg/ha dan menghasilkan produksi hijauan sebanyak 100 – 150 ton materi kering per ha per tahun.
Legum (Leguminoceae)

LEGUM ( LEGUMINOCAE)
Leguminosa yakni tumbuhan dikotilledon (bijinya terdiri dari dua kotiledon atau disebut juga berkeping dua). Famili tumbuhan leguminosa terbagi atas tiga sub-famili yaitu Mimosaceae, Caesalpinaceae dan Papilionaceae.
Mimosaceae yakni tumbuhan perdu berkayu dengan bunga biasa sedangkan Caesalpinaceae mempunyai bunga irregular. Adapun Papilionaceae yakni tumbuhan semak berkayu dengan bunga papilionate atau berbentuk menyerupai kupu. Antar jenais leguminosa terdapat perbedaan morfologi. Umumnya, sistem perakaran leguminosa terdiri atas akar primer yang aktif dan mempunyai cabang-cbang sebagai akar sekunder. Akar primer (tap root) tumbuh jauh kedalam tanah. Sistem perakaran itu umumnya terinfeksi oleh basil dari species Rhizobium sehingga terbentuk bintil-bintil atu nodul-nodul akar. Famili legume dibagi menjadi 3 group sub famili, yaitu: mimisaceae, tumbuhan kayu dan herba dengan bunga “regular”, caesalpinaceae, tumbuhan dengan bunga “irregular” danpapilonaceae, tumbuhan kayu dan herba ciri khas berbentuk bunga kupu-kupu (Susetyo, 1980).
Hijauan pakan jenis leguminose (polong-polongan) mempunyai sifat yang berbeda dengan rumput-rumputan, jenis legume umumnya kaya akan protein, Ca dan P. Leguminose mempunyai bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplai nitrogen, dimana di dalam bintil-bintil akar inilah basil bertempat tinggal dan berkembang biak serta melaksanakan aktivitas fiksasi nitrogen bebas dari udara. Itulah sebabnya penanaman adonan merupakan sumber protein dan mineral yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping memeperbaiki kesuburan tanah (AAK, 1983).
Peran penting dari leguminosa tropika sebagai hijauan pakan untuk pastura maupun pakan ternak ruminansia gres mendapat perhatian semenjak tiga dekade yang lalu. Sebelum kurun waktu itu, ilmuwan lebih memperhatikan jenis-jenis leguminosa temperate menyerupai species-species dari genus Medicago, Trifolium, Vicia dan Melilotus. Melalui riset maka dari benua Afrika mulai dikenal manfaat jenis-jenis leguminosa tropika menyerupai dari genus Glycine, Vigna, Indigofera, Dolichos dan Alysicarpus. Sedangkan dari tempat Amerika tropis dikenal jenis-jenis leguminosa pakan ternak menyerupai dari genus Calopogonium, Centrosema, Desmodium, Leucaena, Phaseolus, Stylosanthes dan Teramnus.
Jenis – jenis Leguminosa
Sentro (Centrosema pubescens)
Centrosema pubescens berasal dari Amerika selatan tropis dan mempunyai fungsi sebagai tumbuhan epilog tanah, tumbuhan sela, dan pencegah erosi. Legum Centrosema pubescens termasuk sub familia Papiloniceae dari famili Leguminoceae (Soedomo, 1985). Batang Centro panjang dan sering berakar pada bukunya, tiap tangkai berdaun tiga lembar, berbentuk elips dengan ujung tajam dan bulu halus pada kedua permukaannya. Bunga berbentuk tandan berwarna ungu muda bertipe kacang ercis dan kapri. Polong berwarna coklat gelap, panjang 12 cm, sempit dengan ujung tajam terdiri dari 20 biji (Widjajanto, 1992).
Centrosema pubescens tumbuh dengan membelit pada tumbuhan lain atau menjalar di pagar dan juga menjalar bersama–sama dengan rumput menutupi permukaan tanah. Batang panjang, sering berakar pada bukunya, daun dengan tiga anak daun yang berbentuk telur dengan ujung tajam, berambut, panjangnya 5 – 12 cm dan lebar 3 – 10 cm (Susetyo, 1985).
Kalopo (Calopogonium mucunoides)
Calopogonium muconoides berasal dari Amerika Selatan Tropik bersifat perennial, merambat membelit dan hidup di daerah – daerah yang tinggi kelembabannya (Reksohadiprodjo, 1985). Pertumbuhan kalopo menjalar, merambat, tidak tahan terhadap penggembalaan, tidak tahan naungan yang lebat akan tetapi sanggup tumbuh dengan baik didaerah yang lembab (Sukamto, 2006).
Kalopo mempunyai batang lunak ditumbuhi bulu-bulu panjang berwarna cokelat dan daunnya ditutupi oleh bulu halus berwarna cokelat keemasan, sehingga kurang disukai oleh ternak (Soegiri et. al ,1982). Kalopo biasa dikembangbiakkan dengan dengan biji dan bisa tumbuh baik pada tanah sedang hingga berat pada ketinggian 200 – 1000 m diatas permukan maritim dan membutuhkan curah hujan tahunan sebesar 1270 mm (Reksohadiprodjo, 1985).
Gamal (Gliricidia sepium)

RUMPUT-GAMAL
Gamal yakni sejenis legum yang mempunyai ciri-ciri tumbuhan berbentuk pohon, warna batang putih kecoklatan, perakaran berpengaruh dan dalam (Syarief, 1986). Gamal merupakan leguminosa berumur panjang, tumbuhan ini sanggup mengikuti keadaan dengan baik pada lingkungan dengan temperatur suhu antara 20 – 30 oC dengan ketinggian tempat antara 750 – 1200 m.
Tanaman ini bisa hidup di daerah kering dengan curah hujan 750 mm/thn dan tahan terhadap genangan. Perkembangan tumbuhan ini dengan stek, dengan banyak cabang dan responsif terhadap pupuk N (Soedomo, 1985). Penanaman gamal yang harus diperhatikan yaitu jarak tumbuhan dibentuk 2 – 2,5 m antar baris. Tanaman gamal tinggi menjulang dengan batang lurus panjang. Kulit batangnya gampang sekali lecet atau terkelupas. Bunga gamal tersusun dalam rangkaian dengan warna merah muda keputihan. (Reksohadiprodjo, 1985). Komposisi nutrisi daun gamal terdiri atas materi kering 23%; protein berangasan 25,2%; lemak 4,9%; BETN 55,5% (Rukmana, 2005).
Fungsi Tanaman:
Tanaman pelindung,pagar,makanan ternak,dan penahan erosi.Dapat diperbayak dengan memakai stek ataupun biji. Gamal ditanam sebagai penahan angin, bank protein, pakan ternak dan pagar hidup. Tanaman yang diperbanyak dengan setek sudah sanggup dipanen perdana pada usia di bawah 1 tahun. Biasanya 8-10 bulan. Sedangkan pada tumbuhan biji, hasil biomasa gres sanggup diperoleh pada usia sekira 2 tahun.Penanaman setek lebih baik berasal dari batang bawah tumbuhan yang cukup usia (diatas 2 tahun), diameter batang cukup besar (diatas 4cm) dengan panjang setek bervariasi mulai dari 40cm hingga 1.5m. Jarak tanam juga bervariasi, antara 40 -50cm hingga dengan 1.5 – 5m tergantung kebutuhan. Gamal mengandung nilai gizi yang tinggi. Protein berangasan berada diantara 18-30% dan nilai ketercernaan 50-65%.
Walaupun sangat bermanfaat bagi ternak, tingkat racun dalam Gamal juga sudah dikenal semenjak lama. Sekurang-kurangnya ada beberapa jenis komponen racun dalam Gamal,diantaranya dicoumerol, suatu senyawa yang mengikat vitamin K dan sanggup mengganggu serta menggumpalkan darah.
Kaliandra (Calliandra calothrysus)

KALIANDRA
Tinggi tumbuhan (pohon) kaliandra sanggup mencapai 8 m. tumbuhan kaliandra sanggup tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1500 m dpl, toleran terhadap tanah yang kurang subur, sanggup tumbuh cepat dan berbintil akar sehingga bisa menahan pengikisan tanah dan air.Manfaat kaliandra pada masakan ternak yakni sebagai bank protein. Penanaman kaliandra pada tanah-tanah yang kurang produktif sanggup menekan pertumbuhan gulma. Selain itu tumbuhan ini sanggup digunakan sebagai tumbuhan penahan pengikisan dan penyubur tanah. Daun kaliandra gampang dikeringkan dan sanggup dibentuk sebagai tepung masakan ternak kambing.
Turi ( Sesbania grandiflor)
Berasal dari daerah srilangka.Tumbuh pada dataran rendah hingga dataran tinggi (1.200m), dengan curah hujan 2.000 mm/tahun.Termasuk sejenis tumbuhan semak.Di Indonesia banyak ditanam di pematang sawah. Sifat khusus dari tumbuhan turi yakni pertumbuhannya yang begitu cepat, tinggi tumbuhan bisa mencapai 10 meter, dan bunga besar berbentuk menyerupai kupu-kupu berwarna merah muda,putih atau ungu. Berdaun keci-kecil dan bulat,buahnya berbentuk polong yng panjang.Turi sanggup mengikuti keadaan pada tanah asam yang tidak subur,tanah kapur, kadang kala juga tumbuh subur pada tanah yang tergenang air.
Digunakan sebagai masakan ternak lantaran :
1. Merupakan sumber vitamin,terutama pro vitamin A,Vitamin B,C,E.
2. Sumber mineral,terutama Ca,dan P.
Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala)

LAMTORO-GUNG
Leucaena leucocephala atau lamtoro merupakan leguminosa yang berasal dari Amerika tengah, Amerika selatan dan Kepulauan Pasifik. Tanaman ini tumbuh tegak, berupa pohon dan tidak berduri (Sutopo, 1988). Lamtoro sanggup tumbuh pada daerah dataran rendah hingga dengan 500 m di atas permukaan air maritim dengan curah hujan lebih dari 760 mm/th (Soedomo, 1985). Lamtoro sanggup tumbuh baik pada tanah dengan tekstur berat dengan drainase yang baik dan sangat responsif terhadap Ca dan P pada tanah masam (Susetyo, 1985).Berasal dari amerika tengah dan selatan.Tumbuh pada ketinggian 0-1200 m dpl,dengan struktur tanah sedang hingga berat,dan sanggup tumbuh pada tanah yang kurang subur.Curah hujan 700-1.650 mm/tahun,temperature 20-30oc. Tanaman ini berbentuk pohon yang bisa mencapai ketinggian 10 m dan mempunyai akar yang cukup dalam.Daunnya kecil-kecil,bentuknya lonjong,bunganya bertangkai.
Tanaman ini toleran terhadap hujan,angin,kekeringan,serta tanah-tanah yang kurang subur. Lamtoro lebih sesuai pada tanah yang tidak masam (pH 5,5-7,5) dan kurang baik tumbuhnya apabila tanah masam (pH 4-5,5). Gliricidia mempunyai daya toleransi yang lebih tinggi terhadap kemasaman tanah, tahan pangkasan dan cepat kembali bertunas setelah pemangkasan. Kaliandra mempunyai daya pembiasaan yang cukup luas tetapi kalah terkenal dibandingkan dengan gliricidia. Lamtoro sanggup digunakan sebagai tumbuhan masakan ternak, tumbuhan pelindung, mempertahankan kesuburan tanah dan mencegah erosi.Jarak tanam:180-240 cm.pemotongan pertama sanggup dilakukan pada waktu tanam berumur 6 – 9 bulan kemudian pemotongan sanggup diulangi 4 bulan sekali.
Bahan tanam dari lamtoro yakni berupa biji dan stek. Lamtoro sanggup dipotong pertama kali setelah mencapai tinggi 0,6 – 0,9 m yaitu sekitar umur 4 – 6 bulan, dengan interval pemotongan 2 – 3 bulan (Soegiri et. al, 1982). Tanaman lamtoro sanggup di tanam bersama dengan rumput Guinea. Daun muda lamtoro terdapat racun mimosin (Sutopo, 1988). Lamtoro berakar dalam, mempunyai ketinggian antara 6,5 hingga 33 ft. Daun – daunnya berkurang, berbunga dengan bentuk bola berwarna putih kekuning-kuningan atau merah muda. Lamtoro sanggup ditanam untuk masakan ternak, pemotongan pertama sanggup dilakukan 6 – 9 bulan setelah penyebaran bijinya, pemotongan dilakukan hingga sisa tumbuhan yakni 2 hingga 4 inchi dari atas tanah dan kemudian pemotongan berikutnya sanggup dilakukan tiap 45 bulan sekali. Petai cina atau lamtoro ini sanggup ditanam sebagai tumbuhan annual dan perennial (Reksohadiprodjo, 1985).
Puero (Pueraria phaseoloides)
Puero (Pueraria phaseoloides) mempunyai kultur teknis dikembangbiakkan dengan biji (Susilo, 1991). Puero termasuk tumbuhan jenis legum berumur panjang, yang berasal dari daerah subtropis, tetapi bisa hidup di daerah tropik dengan kelembaban yang tinggi. Tanaman ini tumbuh menjalar dan memanjat (membelit), bisa membentuk hamparan setinggi 60–75 cm (Sutopo, 1985). Puero berasal dari India Timur, siklus hidupnya perenial. Ciri-cirinya tumbuh merambat, membelit dan memanjat. Sifat perakarannya dalam, daun muda tertutup bulu berwarna coklat, daunnya berwarna hijau renta dan bunganya berwarna ungu kebiruan (Soegiri et al., 1982).
Orok-orok (Crotalaria juncea)
Crotalaria juncea L, meruapakan species yang tinggi nilainya, lantaran bermanfaat sebagai pupuk hijau, pakan ternak, dan produksi serat yang mempunyai peranan penting untuk digunakan sebagai materi untuk industri kertas (Bang, 1990). Ciri-ciri tumbuhan ini yakni batangnya tumbuh tegak lurus, berbentuk lingkaran dan sedikit di atas permukaan tanah melebar. Warna kulit batang hijau muda atau hijau kekuning-kuningan. Cabangnya tumbuh memancar dan terdapat sepanjang batang dari pangkal hingga ujung. Tinggi batang, dari tanah hingga ujung, berdaun tunggal dan letaknya tersebar. Tangkai daun pendek, sedangkan daunnya berbentuk taji dengan tepi yang rata dengan ukuran panjang 3,5 hingga 5 cm dan lebar 0,75 hingga 1,95cm. Daun berwarna hijau muda berbulu halus menyerupai beludru, baik pada helaian atas maupun bawah dan berakhir pada ujung helaian daun (Joenoes, 1978).
Sebagai masakan ternak, hijauan memegang peranan sangat penting, alasannya yakni hijauan mengandung hampir semua zat yang diharapkan binatang ternak, khususnya di Indonesia, materi masakan hijauan memegang peranan istimewa, lantaran materi tersebut diberikan dalam jumlah yang besar. Kesemuanya ini sanggup dibuktikan, bahwa ternak menyerupai kerbau, sapi, domba dan kambing yang diberi masakan hijauan sebagai materi masakan tunggal, masih bisa mempertahankan hidupnya, bahkan bisa tumbuh dan berkembang biak dengan baik.
0 Response to "Macam Dan Jenis Hijauan Pakan Ternak (Hmt)"