Bahan pakan sumber protein yaitu materi pakan:
Bahan baku sumber protein yaitu materi pakan yang mengandung protein tinggi. Bahan tersebut sanggup berasal dari binatang ( hewani ) dan flora ( nabati ). Bahan pakan sumber protein tersebut misalkan bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, tepung biji karet,tepung ikan, tepung udang, dan tepung daging. Protein sebagai zat kuliner yang sangat penting bagi tubuh sebab selain berfungsi sebagai materi bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur (Winarno,1991). Penggunaan protein pada materi pakan akan membutuhkan biaya yang tinggi sehingga memerlukan beberapa pertimbangan dalam pemberiannya untuk pakan ternak ruminansia. Protein merupakan zat kuliner yang kritis, terutama untuk ternak yang berumur muda, ternak yang tumbuh cepat, dan ternak cukup umur sperti sapi perah yang sedang berproduksi tinggi. Penggunaan protein secara optimal harus tercakup dalam sistem pertolongan kuliner yang simpel sebab sumber protein umumnya lebih mahal dibandingkan harga materi pakan sumber energi, dan pemborosan pemakaiannya meningkatkan biaya produksi ternak. Pakan ternak berkualitas harus mengandung protein dalam jumlah cukup sebab protein mempunyai tugas sangat penting untuk pertumbuhan maupun perkembangan ternak sapi.
- Serat berangasan <18%
- Protein berangasan >20%
- Bahan pakan ini sanggup merupakan sumber protein:
- Protein nabati,berasal dari tanaman: Kacang-kacangan, Bungkil (hasil ikutan pabrik minyak tanaman)
- Protein hewani
Bahan pakan yaitu segala sesuatu yang sanggup dimakan dan sanggup dicerna sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang memakannya. Agar ternak peliharaan tumbuh sehat dan kuat, sangat dibutuhkan pertolongan pakan. Pakan mempunyai peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan ternak muda maupun untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan produk (susu, anak, daging) serta tenaga bagi ternak dewasa. Fungsi lain dari pakan yaitu untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar ternak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan pada ternak harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup.Bahan Pakan Ternak Sumber Protein Asal Hewani
Digunakan sebagai suplemen pakan monogastrik yang pakan basalnya dari bijian / flora (nabati)
Menyeimbangkan asam amino (lysin, methionine, trypsin) dan vitamin B12, Ca dan P
Perlu untuk monogastrik
Untuk herbivora, terutama ruminansia, tidak perlu
Harga mahal (jumlah kecil)
Unidentified growth & hatchability factors
Asal Ternak
Susu
Terutama diberikan sewaktu belum disapih
Sumber protein, vitamin, mineral, dan laktosa
Komposisi kimia:
BK :12% EE :25%
PK :29,2% Abu :5,8%
SK : – BETN :40,0%
Tepung HewanBahan baku berasal dari sisa-sisa pemotongan ternak di RPH
Sumber protein & mineral
Terutama untuk unggas & babi
Susunan nutrien bervariasi, tergantung materi bakunya
Tepung Daging (Meat Meal)
Bahan bakunya ibarat tepung hewan, sisa-sisa daging
Belum banyak diusahakan
Sumber protein & vitamin B12
Komposisi kimia:
BK :91,8% EE :12,3%
PK :87,3% Abu :0,4%
SK :- BETN :-
Tepung Darah(Blood Meal)Bahan baku diperoleh di rumah potong
Sumber protein
Defisiensi isoleusin, arginine, methionine
Ca & P rendah
Volume darah ternak 7 – 9% BB
Pemakaian 2 – 3% dalam ransum
Komposisi kimia:
BK :90% EE :1,8%
PK :93,5% Abu :4,7%
SK :- BETN :-
Tepung Daging Tulang (Meat Bone Meal)Dibuat dari ternak afkir dari peternakan besar( misal: Australia)
Selain mengandung tepung tulang, kandungan gizi juga tergantung pada cara pengolahan:
direbus → kadar PKnya masih tinggi
dibakar → hanya tinggal mineralnya
Asal Ikan
Tepung Ikan
Bahan baku ikan bahari / tawar atau sisa-sisanya
Kualitas tergantung macam ikan dan pengolahan
Kebanyakan untuk ransum unggas, tidak lebih dari 10%
AA: arginin, glycine, leucine, valine
Komposisi kimia:
BK : 84,6%EE :10,2%
PK :74,8% Abu :14,2%
SK :0,6% ETN :0,2%
Kualitas tepung ikan ditentukan cara pengolahan, diekstraksi atau tidak, mengingat kandungan EE materi baku bervariasiTipe Ikan:
a. Low oil – low protein
<5% <15%
b. Low oil – high protein
5% 15 – 20%
c. Low oil – very high protein
<5% >20%
d. Medium oil – high protein
5 – 15% 15 – 20%
e. High oil – low protein
>15% <15%
Tepung Udang
Bahan baku kebanyakan dari kepala dan kulit udang (udang bahari / tawar)
Tepung udang jarang tersedia
Kepala udang ±44% seekor udang
Kandungan mineral tinggi
Komposisi kimia:
BK :85,6% EE :3,2%
PK :54,2% Abu :29,3%
SK :13,3% ETN :–
PK kepala udang mengandung chitin yang tidak tercernaUdang keseluruhan (whole) mengandung ±10% chitin
Kepala & cangkang mengandung ±50% chitin
Bulu
Hasil bulu 16% dari poultry; sanggup dipakai sebagai sumber protein
Protein bulu disebut: keratin; mengandung 14 – 15% cystine, sangat sukar larut & dicerna
→ dihidrolisis dulu, dimasak dengan autoclav dengan tekanan uap 15 – 20 lb selama 1 jam (345 kPa)
→ dikeringkan dan digiling → kecernaan mencapai 70 – 80%
Autoclaving menurunkan cystine 5 – 6%
Defisiensi: lysine, methionine, tryptophan
Komposisi kimia bulu yang telah dihidrolisis:
BK :93% EE :3,9%
PK :91,4% Abu :3,8%
SK :0,4% ETN :0.5%
Limbah Pemotongan TernakIsi Rumen
Limbah pemotongan ternak ruminansia
Isi rumen sapi berat 350 kg → ±30 kg → dikeringkan, dibuat silage
Dapat dipres, filtratnya dikeringkan untuk pakan unggas, sedangkan residunya (ampas) sanggup dipakai untuk pakan ruminansia
Hasil Peternakan Ayam
Hasil dari peternakan ayam ada 2:
- Kotoran ayam (poultry manure).
- Kotoran ayam bercampur bulu dll. (poultry waste)
- Single Cell Protein
N anorganik (NPN) + sumber energi (KH non struktural) → protein (N organik)
Biaya instalasi mahal → hindari kontaminasi basil patogen / toksik
Nilai biologis protein rendah, sebab terdiri atas asam nukleat, kecernaan rendah (monogastrik)
Penggunaan: babi 10 – 15 %, unggas 20%, milk replacer >25%
a. Bakteri
Misal: Methanomonas methanica S.
Methan sebagai sumber energi + air + mineral + urea + udara → biomassa
Penanganan limbah → produksi 12 g SCP basah/3 hari/liter
b. Algae
Misal: Chlorela vulgaris (medium asam)
Pemisahan centrifugasi, spirulina maxima (medium garam, alkalis)
Penyaringan (14 g kering/m2/hari)
c. Yeast
Misal: Petroleum yeast → Candida lypolytica
Parafin sisa pemurnian minyak difermentasikan (1,6 g/l; CP 64%)
Minyak mentah → 10% parafin + 90 % minyak difermentasikan, pemisahan centrifugasi (CP 69%)
Perlu diketahui bahwa, pemenuhan kebutuhan protein berasal dari protein hewani mempunyai kualitas lebih unggul dibanding dengan pertolongan protein berasal dari protein nabati. Protein hewani mengandung asam amino esensial serta nilai gizi lebih kompleks. Bahan kuliner yang mempunyai kandungan protein bermutu tinggi yaitu materi kuliner berkandungan protein mendekati susunan protein tubuh, contohnya protein hewani. Kelebihan lain dari protein hewani ialah protein tersebut lebih gampang diproses menjadi jaringan tubuh dengan resiko kerugian lebih kecil dibandingkan dengan protein nabati.
Kebutuhan protein pada binatang ternak ruminansia, ibarat sapi, tidak begitu memerlukan kualitas protein bermutu tinggi sebab di dalam rumen maupun usus banyak terjadi aktifitas penguraian oleh mikroorganisme yang terkandung didalamnya. Perlu diperhatikan dalam hal ini yaitu untuk membangun kembali protein yang telah terurai, maka dibutuhkan protein berkandungan asam amino lengkap. Oleh sebab itu, kalau sapi peliharaan terpaksa hanya diberi pakan jerami, maka untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makan yang tidak terkandung pada jerami tersebut harus diberikan melalui pakan tambahan berkandunganprotein, lemak, dan karbohidrat tinggi. Selain itu, pakan ternak berupa jerami mengandung banyak serat berangasan yang tidak gampang dicerna serta hanya sedikit sekali mengandung protein, lemak, dan karbohidrat.
Bahan Pakan Ternak Sumber Protein Asal Tanaman
Kacang-kacangan
Kacang Kedele (Glycine max) Tertinggi nilainya sebagai materi pakan, sebab kadar PK dan asam amino essensialnya tinggi
Protein kedelai disebut glycinine; susunannya mendekati protein susu → caseine dari tanaman
Glycinine → kandungan lycine & trypthopan tinggi
Untuk unggas, sapi perah, babi Pada babi → lemak lunak
Penyimpanan kacang kedelai, kadar air <15%
Pemberian: dipecah / digiling
Untuk sapi: tidak perlu dipanaskan dulu
Untuk unggas & babi: harus dipanaskan untuk menghilangkan faktor penurunan nilai pakan
Pemberian pada sapi dalam jumlah banyak: perlu ditambah vitamin A
Kedelai yang telah ditumbuk tidak sanggup disimpan dalam iklim panas
Kedelai mengandung: Tripsin inhibitor
Untuk mencegah kegiatan enzim pencernaan trypsin, biji kedele mentah dipanaskan, tetapi jangan terlalu panas & lama, sebab akan merusak asam amino essensial
Urease: enzim yang sanggup melepaskan amonia dari urea → kedelai mentah sebaiknya tidak diberikan ternak bersama urea
Hasil analisis:
BK = 88% EE = 16%
PK = 38% Abu = 5,8%
SK = 8% ETN = 32%
Kacang Tanah (Arachis hypogaea) Tertinggi kadar lemaknya di antara kacang-kacanganHarga mahal → jarang diberikan ke ternak → konsumsi manusia
Kacang tanah berjamur → toksik (beracun)
Aflatoxin pada kacang tanah
Aflatoxin, dihasilkan oleh jamur Aspergilus flavus ditandai kacang akan hilang warna → pucat / putih
Jamur tumbuh pada temperatur 30 – 35 oC
Bila kedap air:
kacang: >9%
bungkil: >15%
Pencegahan: Saat panen jangan pecah / rusak dan segera dikeringkan → disimpan dalam kelembaban rendah
Komposisi kimia
BK : 92% EE : 48%
PK : 33% Abu : 2,6%
SK : 1,8% ETN : 15%
BungkilAdalah hasil ikutan prosessing biji-bijian, khususnya kacang-kacangan sesudah diambil minyaknya
Yang tertinggal:
protein berangasan (PK)
serat berangasan (SK)
beberapa pati
mineral
Kandungan PK bungkil lebih tinggi daripada materi asalnya
PK bungkil asal kacang-kacangan lebih baik daripada asal biji-bijian (cerealia)
Kualitas bungkil tergantung prosessing (banyak-sedikitnya minyak yang tertinggal serta kemurnian materi asal
Prosessing:
pengepresan (mekanik) → hidrolik atau manual
pakai pelarut lemak (solvent)
Bungkil Kacang Tanah
Merupakan hasil ikutan pabrik minyak kacang tanah
Hanya di tempat tertentu penghasil minyak/bungkil kacang tanah
Defisiensi lysin
Selain untuk materi pakan babi juga untuk sapi & unggas
Media yang baik untuk tumbuhnya Aspergilus flavus → aflatoxin B & G (Blue & Green)
Yang paling hebat: B1 → bersifat karsinogenik
Pada babi disebut mikotoksin:
kulit pucat
nafsu makan turun
enzim alkali fosfatase dalam serum naik → sanggup mereduksi konsentrasi vitamin A dalam hati → hati pucat (diskolorisasi)
Komposisi Kimia
BK : 84% EE : 12,5%
PK : 40,1% Abu : 6,2%
SK : 8,3% ETN : 32,9%
Bungkil Kedelai (Glycine max, Glycine soya)
Hasil ikutan pabrik minyak kedelaiTerbaik kualitasnya diantara macam bungkil sebab asam amino glycine
Daerah-daerah tertentu penghasil bungkil
Untuk ternak babi lebih baik dimasak dahulu
→ sanggup menyebabkan lemak lembek bila
diberikan > 10% dalam ransum
→ anti trypsin
→ Hemoglutinin
→ aglutinasi (penggumpal)
sel darah merah (in vitro)
Komposisi kimia
BK : 84,8% EE : 5,2%
PK : 46,7% Abu : 7,4%
SK : 7% BETN : 33,7%
Bungkil Kelapa(Cocos nucifera)
Hasil ikutan ekstraksi daging kelapa kering (kopra)Lebih gampang didapat
Defisiensi lysin
Minyak 1 – 22%
1000 kelapa → 180 kg kopra → 110 kg minyak; 55 kg bungkil
Terlalu usang disimpan dan >> minyak → sanggup terjadi ketengikan (ransiditas) → diare
Pada sapi perah → lemak susu tinggi
Untuk sapi: 1,5 – 2 kg/hari
Untuk ransum babi tidak lebih dari 20% → lemak tubuh lembek
Komposisi kimia
BK : 89,6% EE : 10,6%
PK : 20,8% Abu : 4,8%
SK : 25,8% BETN : 39,1%
Bungkil Kelapa Sawit Atau palm kernel cake (Elaeis guineensin)Merupakan hasil ikutan pabrik minyak sawit
Banyak terdapat di Sumatera
Ada 2 macam bungkil kelapa sawit:
Bungkil kelapa sawit berikut kernelnya
Bungkil inti sawit
Untuk:
sapi perah → susu
babi → lemak tubuh keras
Komposisi kimia
BK : 89,6% EE : 10,6%
PK : 19,7% Abu : 4,8%
SK : 4,8% BETN : 39,1 %
Bungkil Biji Kapok (Ceiba pentandra)1 pohon → ± 500 buah (umur ±7 tahun)
Tidak mengandung gossipol, tetapi cyclopropenoid
Ayam → 2% dalam gabungan ransum
Bila >2% → laju pertumbuhan ↓
daya tetas telur ↓
Komposisi Kimia
BK : 83,9% EE : 6,7%
PK : 32,6% Abu : 8,3%
SK : 30,2% ETN : 22,2%
Bungkil Wijen (Sesamum orientale )
Kandungan PK tinggi
Jarang diberikan ke ternak, tetapi untuk manusia
Baik untuk sapi & babiBabi → lemak tubuh menjadi lunak
Komposisi kimia
BK : 93,5% EE : 13,5%
PK : 42,4% Abu : 12,8%
SK : 6,5% ETN : 24,8%
Konsentrat Protein Daun(Leaf concentrate protein)
Diperoleh dengan menggiling daun & mengepres hasil gilingan daun hingga keluar airnyaDiamkan sehingga terjadi penjendalan, keringkan & giling
Kandungan PK hingga 40%; sanggup sebagai substitusi tepung ikan
Peran dan fungsi protein pada ternak sapi.Bahan baku sumber protein yaitu materi pakan yang mengandung protein tinggi. Bahan tersebut sanggup berasal dari binatang ( hewani ) dan flora (nabati). Bahan pakan sumber protein tersebut misalkan bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, tepung biji karet, tepung udang, dan tepung daging. Kacang kedelai yang sudah dihilangkan kulitnya, bungkil kacang kedelai hasil ekstrasi solvent sering kali dipakai sebagai materi pakan. Proses penghilangan kulit menghasilkan kandungan protein tinggi dengan serat berangasan yang rendah. tepung kacang kedelai mengandung protein berangasan 33%, Tepung biji kapas mengandung protein berangasan 41% (asfed), tetapi sanggup juga ditemukan yang mengandung protein kasar44 dan 48%. Tepung biji kapas cukup disukai oleh ternak ruminan, tetapi unggas dan babi kurang menyukainya jemur), Kualitas tepung ikan dipengaruhi oleh materi (jenis dan potongan tubuh ikan), proses pengolahan (pengeringan atau penghilangan lemak), dan penyimpanan, Tepung daging mempunyai kandungan protein dan zat kuliner lainnya yang berbeda-beda sebab prosesing dan materialnya, Bahan pakan ini masih jarang dipakai untuk ransum ternak, ketersediaanya masih sedikit. Produk ini sebagian besar terdiri dari kulit tubuh dan kepala. Kandungan protein berangasan tepung udang yaitu 47,95%.
- Protein berfungsi memperbaiki dan menggantikan sel tubuh rusak, terutama untuk sapi bau tanah atau lanjut usia.
- Protein berperan untuk membantu pertumbuhan atau pembentukan sel-sel tubuh, terutama untuk pedet maupun sapi muda.
- Protein berperan dalam mendukung keperluan berproduksi, terutama untuk sapi-sapi cukup umur produktif.
- Protein akan diubah menjadi energi, terutama untuk sapi-sapi pekerja.
- Sapi muda fase pertumbuhan membutuhkan asupan protein lebih tinggi daripada sapi-sapi dewasa. Protein merupakan zat yang tidak sanggup dibuat atau diproduksi dalam tubuh, sehingga untuk mencukupi kebutuhan protein, binatang ternak harus mendapat suplai protein dari makanan. Oleh sebab itu, pertolongan pakan ternak harus mempunyai kandungan protein dalam jumlah cukup bagi petumbuhan dan perkembangan sapi.
Dari banyak sekali sumber
0 Response to "Macam-Macam Materi Baku Pakan Ternak Sumber Protein"