Cara Membuat Hay, Upaya Menyimpan Bahan Pakan Ternak Saat Musim Kemarau
Untuk mengantisipasi kesulitan pakan ternak di demam isu kemarau, Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali menawarkan bimbingan teknis pembuatan hay kepada kelompok-kelompok tani ternak. Hay (dibaca hei) ialah tumbuhan hijauan yang di awetkan dengan cara dikeringkan kemudian di simpan dalam bentuk kering dengan kadar air 12%-30%.
Tempat penyimpanan pakan yang dibentuk sederhana saja, yang penting beratap untuk melindungi pakan yang disimpan dari terik matahari dan tidak bersentuhan eksklusif dengan tanah untuk menghindari serangan rayap dan pembusukan. Gegerangan ini menjadi pakan pokok bagi sapi di demam isu kemarau, yang pemberiannya kepada sapi dengan menambahkan sedikit garam dapur. Selain diberi gegerangan, kepada sapi juga diberikan batang pisang, dan daun pisang. Dengan demikian sapi tetap mendapat pakan yang cukup, dan tetap gemuk.
Hay berbahan limbah pohon kacang tanah
Hay sanggup dibentuk dengan cara sebagai berikut:
1. Hijauan harus dipanen dikala menjelang berbunga (karena berkadar protein tinggi, serat bergairah dan kandungan air optimal), sehingga hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna “gosong”) yang akan meningkatkan palatabilitas dan kualitas.
2. Bertekstur halus atau yang berbatang halus supaya gampang kering,
3. Hijauan (tanaman) yang akan dibentuk hay dipanen dari area yang subur,
Ada 2 cara pengeringan hijauan dalam pembuatan hay, yaitu: pengeringan dibawah sinar matahari dan memakai alat pengering (dryer).
A. Pengeringan dibawah sinar matahari merupakan metode sederhana, dilakukan dengan cara meghamparkan hijauan yang sudah dipotong di lapangan terbuka di bawah sinar matahari. Setiap hari hamparan di bolak-balik sampai kering. Hay yang dibentuk dengan cara ini biasanya mempunyai kadar air: 20 – 30% (dapat dilihat dari: warna kecoklat-coklatan).
B. Pengeringan dengan dryer memakai suhu pengering 100-250OC, pengeringan tidak boleh kalau kandungan air hijauan sudah mencapai 12-20 %.
Hijauan yang sudah kering kemudian diikat dan disimpan dalam rak di kawasan kering. Ciri-ciri hay yang baik ialah berwarna tetap hijau meskipun ada yang sedikit kekuningan, bentuk hijauan masih tetap utuh dan tidak gampang patah, tidak kotor dan tidak berjamur, mau dimakan oleh ternak.
Bahan pakan yang biasa digunakan untuk pembuatan hay ialah segala macam hijauan yang di sukai oleh ternak ruminansia, dan limbah pertanian menyerupai jerami padi, jerami jagung, batang dan daun kacang tanah, batang dan daun kedelai, rumput dan gamal.Musim kemarau sering menjadi tantangan tersendiri bagi peternak, lantaran pada demam isu kemarau persediaan hijauan pakan ternak menipis bahkan susah dicari. Sapi menjadi kurus lantaran tidak mendapat pakan yang cukup dan ujung-ujungnya peternak mengalami kerugian.
Untuk mengantisipasi kesulitan pakan ternak di demam isu kemarau, Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali menawarkan bimbingan teknis pembuatan hay kepada kelompok-kelompok tani ternak. Hay (dibaca hei) ialah tumbuhan hijauan yang di awetkan dengan cara dikeringkan kemudian di simpan dalam bentuk kering dengan kadar air 12%-30%.
Standing hay merupakan istilah absurd yang diberikan untuk rumput atau hijauan pakan ternak (HPT) lain yang dibiarkan kering di lapangan. Petani di Indonesia khususnya di pulau Jawa gotong royong sudah mengenal standing hay dalam bentuk pohon (batang) dan daun jagung yang dibiarkan kering di lapangan, sehabis jagungnya dipetik. Kelebihan standing hay dibanding hay ialah biasanya lebih kering dan tidak membusuk, walaupun di lapangan tidak terus-menerus mendapat cahaya matahariBahan pakan yang biasa digunakan untuk pembuatan hay ialah segala macam hijauan yang di sukai oleh ternak ruminansia, dan limbah pertanian menyerupai jerami padi, jerami jagung, batang dan daun kacang tanah, batang dan daun kedelai, rumput dan gamal. Hay sudah dikenal dan biasa dibentuk oleh sebagian peternak di Bali dan peternak menyebutnya Gegerangan.
Pengawet yang digunakan dalam cara menciptakan pembuatan Hay yaitu :Beberapa kelompok tani ternak yang sudah menciptakan hay untuk persediakan pakan ternak di demam isu kemarau, ialah kelompok-kelompok tani ternak yang tergabung dalam Gapoktan Yasa Kerti, desa Patas, kecamatan Gerokgak, kabupaten Beleleng. Mereka menciptakan hay berbahan limbah pertanian dan rumput. Pada waktu demam isu penghujan ketika hijauan pakan ternak berlimpah, para peternak di desa Patas ini mengeringkan sebagian hijauan dan menyimpannya di kawasan penyimpanan pakan.
1) Garam dapur 1-2 % berfungsi untuk
- Mencegah timbulnya panas lantaran kandungan uap air.
- Mengontrol atau mengendalikan kegiatan mikroba.
- Menekan dan mengendalikan pertumbuhan jamur
2) Amonia cair berfungsi untuk
- Mencegah timbulnya panas
- Meningkatkan kecernaan hijauan
- Memberikan suplemen Nitrogen
Tempat penyimpanan pakan yang dibentuk sederhana saja, yang penting beratap untuk melindungi pakan yang disimpan dari terik matahari dan tidak bersentuhan eksklusif dengan tanah untuk menghindari serangan rayap dan pembusukan. Gegerangan ini menjadi pakan pokok bagi sapi di demam isu kemarau, yang pemberiannya kepada sapi dengan menambahkan sedikit garam dapur. Selain diberi gegerangan, kepada sapi juga diberikan batang pisang, dan daun pisang. Dengan demikian sapi tetap mendapat pakan yang cukup, dan tetap gemuk.
Cara Pembuatan Hay di Bali |
Pembuatan hay di Karangasem, dibungkus dengan daun lontarKriteria hay yang berkualitas baik yaitu :1) Berwarna tetap hijau meskipun ada yang kekuning-kuningan2) Daun yang rusak tidak banyak3) Bentuk hijauan masih tetap utuh & jelas4) Tidak terlalu kering alasannya akan gampang patah
Hay berbahan limbah pohon kacang tanah
Hay sanggup dibentuk dengan cara sebagai berikut:
1. Hijauan harus dipanen dikala menjelang berbunga (karena berkadar protein tinggi, serat bergairah dan kandungan air optimal), sehingga hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna “gosong”) yang akan meningkatkan palatabilitas dan kualitas.
2. Bertekstur halus atau yang berbatang halus supaya gampang kering,
3. Hijauan (tanaman) yang akan dibentuk hay dipanen dari area yang subur,
Ada 2 cara pengeringan hijauan dalam pembuatan hay, yaitu: pengeringan dibawah sinar matahari dan memakai alat pengering (dryer).
A. Pengeringan dibawah sinar matahari merupakan metode sederhana, dilakukan dengan cara meghamparkan hijauan yang sudah dipotong di lapangan terbuka di bawah sinar matahari. Setiap hari hamparan di bolak-balik sampai kering. Hay yang dibentuk dengan cara ini biasanya mempunyai kadar air: 20 – 30% (dapat dilihat dari: warna kecoklat-coklatan).
B. Pengeringan dengan dryer memakai suhu pengering 100-250OC, pengeringan tidak boleh kalau kandungan air hijauan sudah mencapai 12-20 %.
Hijauan yang sudah kering kemudian diikat dan disimpan dalam rak di kawasan kering. Ciri-ciri hay yang baik ialah berwarna tetap hijau meskipun ada yang sedikit kekuningan, bentuk hijauan masih tetap utuh dan tidak gampang patah, tidak kotor dan tidak berjamur, mau dimakan oleh ternak.
Sumber:http://www.disnak.baliprov.go.id dan sumber lainnyaSecara Umum, Langkah-langkah Cara menciptakan hay ialah sebagai berikut :1) Hijauan dipotong denga mesin copper, sehabis itu eksklusif dibawa ke kawasan penjemuran.2) Hijauan tersebut disebar tipis dan setiap dikala dibolak balikselama 1-2 jam.3) Usahakan pada penjemuran berlangsung singkat sehingga kadar air menjadi 15-20%.4) Sesudah kering dikumpulkan dan dipres, diikat tali untuk memudahkan kawasan penyimpanan.
0 Response to "Cara Menciptakan Hay Dengan Limbah Pohon Kacang Tanah Dan Hijauan Lainnya"