Berikut ini cara bertanam bawang putih berdasarkan Tukijo H., Mihartono dan Harono Prasojo.
Menurut pendapat mereka bertiga, bawang putih memang merupakan tumbuhan yang tidak tahan hujan. Tanah dicangkul 2 kali, kemudian dibentuk bedengan dengan ukuran lebar 1,25 meter dan panjang 5 meter, 10 meter atau sesuai dengan kebutuhan. Jarak antar bedengan 25 – 30 cm, demikian pula tinggi tanah dan bedengan. Selanjutnya tanah dibiarkan. Seminggu kemudian, pupuk sangkar dengan takaran 20 ton / ha ditaburkan di atasnya dan dengan memakai cangkul pupuk dicampur rata dengan tanah. Selain pupuk sangkar sebagai pupuk dasar, dugunakan pula TSP, KCI dan ZA, masing-masing dengan takaran 200 kg, 50 kg dan 50 kg. Pupuk kimia ini diaplikasikan sehari sebelum tanam.
Penanaman Bawang Putih Sawah yang sudah ditanami padi yaitu lahan yang cocok untuk bawang putih dataran rendah. Petani memang sering menyeling penanaman sawahnya. Bila sawah ingin ditanami palawija juga maka tumpuan tanam yang dianjurkan yaitu sebagai berikut. Sebelum penanaman, lahan diolah terlebih dahulu. Tanah yang asam dinetralkan sebulan sebelum tanam. Bila pH kurang dari 6, takaran kapurnya sekitar 1-2 ton/ha. Seandainya bekas panen pada sawah masih ada maka perlu dibersihkan. Lantas buat bedeng-bedengan yang lebarnya 80-120 cm dan tingginnya 40 cm. Panjang bedengan sanggup diubahsuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antar bedengan antara 10-20 cm. Nantinya ini akan mempunyai kegunaan sebagai terusan air dan daerah kemudian lalang ketika melaksanakan pemeliharaan atau panen. Apabila lahan yang hendak ditanami bukan bekas sawah, tanah harus dibajak atau dicangkul sampai benar-benar gembur. Bila tak gembur, sanggup berakibat fatal pada produksi. Seperti diketahui bawang putih yaitu tumbuhan yang dipanen umbinya.
Prinsip akal daya yang diterapkan yaitu mengupayakan semaksimal mungkin pertumbuhan umbi tersebut. Tanpa tanah yang gembur umbi akan sulit berkembang. Setelah tanah gembur, dilanjutkan dengan ukuran siung benih yang dipakai. Siung besar membutuhkan jarak tanam renggang sekitar 15 x 10 cm. Untuk pembibitan digunakan jarak tanam 10 x 10 cm. Posisi siung ketika ditanam tegak. Kedalamannya 5-7 cm dari permukaan tanah. Untuk menghasilkan tumbuhan dengan produksi baik, bibit yang digunakan harus benar-benar baik. Kriteria bibit yang baik antara lain umurnya pada ketika dipanen, antara 100-120 hari dan telah mengalami penyimpanan selama 7-9 bulan. Bibit beraroma sedap, mengkilap dan umbinya keras. Sedapat mungkin, bibit bebas penyakit semenjak dari induknya dulu. Kebutuhan bibit 3-4 kuaintal per hektar. Bibit yang akan ditanam dipipil menjadi siungan, kemudian direndam dalam air tawar 8-10 jam. Perendaman dimaksudkan biar pertumbuhan bibit serentak. Setelah direndam, bibit ditanam dengan jarak tanam 15 x 10 cm. Satu lubang tanam diisi satu siung bibit. Cara menanamnya harus tegak dengan kedalaman sebatas permukaan tanah. Bila penanaman selesai, di atas bibit dilapis tanah tipis dan ditaburi Furadan, Curater atau Dharmafur dengan takaran 30 kg/ha.
Pemeliharaan Tanaman Bawang Putih
Penjarangan dan Penyulaman Bawang yang ditanam kadang kala tidak tumbuh lantaran kesalahan teknis penanaman atau faktor bibit. Oleh lantaran itu, tidak mengherankan kalau dalam suatu lahan ada tumbuhan yang tidak tumbuh sama sekali, ada yang tumbuh kemudian mati, dan ada yang pertumbuhannya tidak sempurna. Jika keadaan ini dibiarkan, maka produksi yang dikehendaki tidak tercapai. Oleh alasannya yaitu itu, untuk mendapat pertumbuhan yang seragam, seminggu setelah tanam dilakukan penyulaman terhadap bibit yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya tampak tidak sempurna. Biasanya untuk penyualaman dipersiapkan bibit yang ditanam di sekitar tumbuhan pokok atau disiapkan di daerah khusus. Persiapan bibit cadangan ini dilakukan bersamaan dengan penanaman tumbuhan pokok. Penyiangan Pada penanaman bawang putih, penyiangan dan penggemburan sanggup dilakukan dua kali atau lebih. Hal ini sangat tergantung pada kondisi lingkungan selama satu animo tanam. Penyiangan dan penggemburan yang pertama dilakukan pada ketika tumbuhan berumur 3-2 ahad setelah tanam. Adapun penyiangan berikutnya dilaksanakan pada umur 4-5 ahad setelah tanam. Apabila gulma masih leluasa tumbuh, perlu disiang lagi. Pada ketika umbi mulai terbentuk, penyiangan dan penggemburan harus dilakukan dengan hati-hati biar tidak merusak akar dan umbi baru.
Pembubunan Dalam penanaman bawang putih perlu dilakukan pembubunan. Pembubunan terutama dilakukan pada tepi bedengan yang seringkali longsor ketika diairi. Pembubunan sebaiknya mengambil tanah dari selokan/ parit di sekeliling bedengan, biar bedengan menjadi lebih tinggi dan parit menjadi lebih dalam sehingga drainase menjadi normal kembali. Pembubunan juga berfungsi memperbaiki struktur tanah dan akar yang keluar di permukaan tanah tertutup kembali sehingga tumbuhan bangkit berpengaruh dan ukuran umbi yang dihasilkan sanggup lebih besar-besar.
Pemupukan Pemberian pupuk dilakukan dengan 2 tahap, yaitu sebelum tanam atau bersamaan dengan penanaman sebagai pupuk dasar dan sehabis penanaman sebagai pupuk susulan. Unsur hara utama yang dibutuhkan dalam pemupukan yaitu N, P, dan K dalam bentuk N, P2O5, dan K2O. Unsur-unsurhara lainnya sanggup terpenuhi dengan dukungan pupuk kandang. Perkiraan takaran dan waktu aplikasi pemupukan Bawang putih memerlukan belerang dalam jumlah yang cukup banyak. Unsur ini menghipnotis rasa dan aroma khas bawang putih. Oleh alasannya yaitu itu, apabila memakai KCl sebagai sumber kalium, maka sebagai sumber nitrogen sebaiknya memakai pupuk ZA. Jika sebagai sumber nitrogen digunakan Urea, maka untuk sumber kalium sebaiknya digunakan ZK. Hal ini dilakukan biar kebutuhan belerang tetap terpenuhi. Berdasarkan kebutuhan unsur hara di atas, jumlah pupuk yang akan digunakan sanggup dihitung berdasarkan jenis dan kandungan unsur haranya. Aplikasi pemupukan dilakukan dengan mebenamkan pupuk di dalam larikan disamping barisan tumbuhan menyerupai cara memperlihatkan pupuk dasar. Penggunaan pupuk anorganik ini sanggup diimbangi dengan dukungan pupuk organik maupun kompos yang diseseuaikan dengan kebutuhan tanaman.
Pengairan dan Penyiraman, Pemberian air sanggup dilakukan dengan memakai gembor atau dengan menggenangi terusan air di sekitar bedengan. Cara yang terakhir dinamakan sistem leb. Penyiraman dengan gembor, untuk bawang yang gres ditanam, diusahakan lubang gembornya kecil biar air yang keluar juga kecil sehingga tidak merusak tanah di sekitar bibit. Jika air yang keluar besar, maka posisi benih sanggup berubah, bahkan sanggup mengeluarkannya dari dalam tanah. Pada awal penanaman, penyiraman dilakukan setiap hari. Setelah tumbuhan tumbuh baik, frekuensi dukungan air dijarangkan, menjadi seminggu sekali. Pemberian air tidak boleh pada ketika tumbuhan sudah bau tanah atau menjelang panen, kira-kira berumur 3 bulan sehabis tanam atau pada ketika daun tumbuhan sudah mulai menguning.
Pemanenan Bawang Putih Bila ditanam sekitar Mei-Juli maka bulan Agustus-Oktober sudah sanggup dipanen. Panen dilakukan ketika tumbuhan berumur 90-120 hari dari ketika tanam. Ciri-ciri bawang putih siap panen terlihat pada daunnya yang menguning atau kering serta tangkai batang yang mengeras. Bila ciri-ciri ini terlihat sudah 50% dari total tumbuhan maka panen sanggup dilakukan. Panen dilakukan dengan cara mencabut semua belahan tanaman. Di sentral produksi bawang putih panen biasa dilakukan dengan serombongan tenaga kerja yang terkoordinir. Maksudnya biar panen tak memakan waktu terlalu usang dan hasil per petak atau per hektarnya segera diketahui. Kebanyakan petani mengumpulkan bawang putih dalam bentuk ikatan-ikatan. Satu ikat biasanya terdiri dari 30 tangkai. Akar dan daun dibuang dengan menyisakan pangkal daunnya. Selanjutnya tindakan pascapanen dilakukan biar pangkal daun menjadi kering. Untuk ini dilakukan penjemuran selama 15 hari. Sinar matahari terik tidak boleh pribadi mengenai umbi bawang putih. Oleh lantaran itu, lebih baik dijemur di teritisan rumah atau daerah terlindung. Pada malam hari umbi diletakkan di daerah terlindung. Setelah kering umbi diletakkan di para-para bambu atau gudang yang baik. Sebaiknya gudang difumigasi dahulu biar bebas hama. Pestisida Photoxin 55% sanggup disemprotkan sebagai fumigan.
Setelah dipanen dilakukan pengumpulan dengan cara mengikat batang semu bawang putih menjadi ikatan-ikatan kecil dan diletakkan di atas anyaman daun kelapa sambil dikeringkan untuk menjaga dari kerusakan dan mutunya tetap baik. Sortasi dilakukan untuk mengelompokkan umbi umbi bawang putih berdasarkan ukuran dan mutunya. Sebelum dilakukan penyortiran, umbi-umbi yang sudah kering dibersihkan. Akar dan daunnnya dipotong sampai hanya tersisa pangkal batang semu sepanjang ± 2 cm. Dalam jumlah kecil, bawang putih biasanya disimpan dengan cara digantung ikatan-ikatannya di atas para-para. Setiap ikatan beratnya sekitar 2 kg. Para-paranya dibentuk dari kayu atau bambu dan diletakkan diatas dapur. Cara menyerupai ini sangat menguntungkan lantaran setiap kali dapur dinyalakan, bawang putih terkena asap.
Pengasapan merupakan cara pengawetan yang cukup baik. Dalam jumlah besar, caranya yaitu disimpan di dalam gudang. Gudang yang akan digunakan harus mempunyai ventilasi biar sanggup terjadi peredaran udara yang baik. Suhu ruangan yang dibutuhkan antara 25-30oC. Jika suhu ruangan terlalu tinggi, akan terjadi proses pertunasan yang cepat. Kelembaban ruangan yang baik yaitu 60-70 prosen. Untuk memudahkan pengangkutan bawang putih dimasukkan ke dalam karung goni atau karung plastik dengan anyaman tertentu.
Analisa Sederhana Usaha Bawang Putih
Waktu yang efisien untuk melaksanakan penanaman bawang putih sebaiknya ketika animo kemarau. Tanaman bawang putih tidak membutuhkan air yang berlebih sehingga kurang efisien kalau ditanam dimusim hujan.
Sebelum menyiapkan media tanam Anda harus menyiapkan bibit yang akan digunakan. Pertama pilih bawang putih yang telah bertunas kemudian simpan bawang putih tersebut di dalam kulkas selama 1 ahad atau 2 ahad sampai berkecambah. Menyiapkan bibit dengan cara tersebut jauh lebih efisien kalau dibandingkan dengan penanaman bawang putih secara pribadi ditancapkan ke lahan tanam. Tanah yang efsiein untuk menanam bawang putih yaitu tanah yang bercampur pasir. Tanaman bawang putih tidak menyukai tanah liat sehingga Anda perlu memperhatikan hal ini kalau ingin tumbuhan bawang putih sanggup tumbuh dengan subur. Gunakan tanah yang berpasir kemudian campur dengan memakai pupuk kandang. Untuk media tanam Anda sanggup memakai polibag atau ditanam secara pribadi di lahan tan yang telah disediakan.
Penanaman yang efisien sebaiknya dilakukan dilahan yang luas namun bagi Anda yang ingin menanam bawang putih diperkarangan rumah sanggup memakai polibag. Bibit bawang putih yang tidak berkecambah sanggup ditanam sedalam 2 cm sampai 3 cm. Pastikan belahan bawang putih yang runcing menghadap ke atas. Sedangkan untuk bibit bawang putih yang berkecambah sebiaknya ditanam dengan tunas tetap di atas permukaan tanah. Lakukan penyiraman secara teratur asalkan tanahnya tidak becek. Lahan tanam juga tidak boleh dibiarkan becek. Pemberian pupuk sebaiknya dilakukan setiap satu ahad sekali dan jangan lupa untuk memberi asupan sinar matahari yang cukup. Saat usia 2 ahad biasanya akan tumbuh daun. Saat pertumbuhan daun Anda harus memperhatikan keberadaan hama. Jangan biarkan hama merusak tumbuhan bawang putih. Pabila usia bawang putih sudaj 90 hari sampai 100 hari maka siap untuk dipanen.
Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menjalankan peluang bisnis budidaya bawang putih sanggup Anda perhatikan di atas. Selain mengetahui langkah-langkah di atas Anda juga harus melihat rincian analisa perjuangan dalam menjalankan budidaya bawang putih menyerupai yang ada di bawah ini.
Analisa Usaha Budidaya Bawang Putih
Asumsi
Lamanya penggunaan alat pada : sewa lahan selama waktu 1.5 tahun.
Lamanya penggunaan alat pada : pompa air selama waktu 2.5 tahun.
Lamanya penggunaan alat pada : mesin hand spryer selama waktu 5 tahun.
Lamanya penggunaan alat pada : penyiram tumbuhan gembor selama waktu 2.5tahun.
Lamanya penggunaan alat pada : pisau selama waktu 3 tahun.
Lamanya penggunaan alat pada : timbangan selama waktu 2 tahun.
Lamanya penggunaan alat pada : sabit selama waktu 1.5 tahun.
Lamanya penggunaan alat pada : cangkul selama waktu 3 tahun.
Lamanya penggunaan alat pada : gerobak dorong selama waktu 5 tahun.
Lamanya penggunaan alat pada : timba selama waktu 1 tahun.
Lamanya penggunaan alat pada : wadah untuk panen selama waktu 1 tahun.
Lamanya penggunaan alat pada : peralatan pelengkap selama waktu 1.5 tahun.
Investasi
Cara Budidaya Bawang Putih Lebih Intensif Dari Pembibitan Sampai Panen
Bibit
Bibit bawang putih yang baik penting untuk mendapat pertumbuhan lapang dan hasil yang tinggi. Sebaiknya bibit bawang putih memenuhi kriteria-kriteria berikut.
a. Bagian pangkal batang padat (berisi penuh dan keras).
b. Siung berpenampilan licin dan tegar, tidak kisut.
c. Tunas terlihat segar bila siung dipatahkan.
d. Berat siung sekitar 1,5-3 g, bentuk normal.
e. Bebas hama-penyakit.
Bila bibit yang digunakan beratnya 3 g/siung maka kebutuhan per hektarnya yaitu 1.600 kg. Sedang untuk ukuran siung yang kecil (sekitar 1 g) menghabiskan 670 kg/ha.
Meskipun yang ditanam sebagai bibit yaitu siung, tetapi kalau membeli bibit sebaiknya dalam bentuk umbi. Hal itu disebabkan bawang putih dalam bentuk umbi lebih tahan usang daripada bentuk siung. Umbi boleh dipecah menjadi siung paling tidak 1-2 hari sebelum tanam.
Penanaman
Sawah yang sudah ditanami padi yaitu lahan yang cocok untuk bawang putih dataran rendah. Petani memang sering menyeling penanaman sawahnya. Bila sawah ingin ditanami palawija juga maka tumpuan tanam yang dianjurkan yaitu sebagai berikut.
padi > bawang putih > jagung > padi > bawang putih
Sebelum penanaman, lahan diolah terlebih dahulu. Tanah yang asam dinetralkan sebulan sebelum tanam. Bila pH kurang dari 6, takaran kapurnya sekitar 1-2 ton/ha.
Seandainya bekas panen pada sawah masih ada maka perlu dibersihkan. Lantas buat bedeng-bedengan yang lebarnya 80-120 cm dan tingginnya 40 cm. Panjang bedengan sanggup diubahsuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antar bedengan antara 10-20 cm. Nantinya ini akan mempunyai kegunaan sebagai terusan air dan daerah kemudian lalang ketika melaksanakan pemeliharaan atau panen.
Apabila lahan yang hendak ditanami bukan bekas sawah, tanah harus dibajak atau dicangkul sampai benar-benar gembur. Bila tak gembur, sanggup berakibat fatal pada produksi. Seperti diketahui bawang putih yaitu tumbuhan yang dipanen umbinya. Prinsip akal daya yang diterapkan yaitu mengupayakan semaksimal mungkin pertumbuhan umbi tersebut. Tanpa tanah yang gembur umbi akan sulit berkembang.
Setelah tanah gembur, dilanjutkan dengan ukuran siung benih yang dipakai. Siung besar membutuhkan jarak tanam renggang sekitar 15 x 10 cm. Untuk pembibitan digunakan jarak tanam 10 x 10 cm. Posisi siung ketika ditanam tegak. Kedalamannya 5-7 cm dari permukaan tanah.
Pemeliharaan
Mulsa perlu diberikan setelah bibit ditanam. Mulsa yang murah yaitu alang-alang atau jerami padi. Tutupi bedengan secara merata setebal 3 cm.
Gulma secara tak pribadi sudah terhalang pertumbuhannya dengan adanya mulsa. Akan tetapi, gulma yang tumbuh di terusan air atau sela-sela mulsa tetap perlu dicabut. Apabila areal pertanaman bawang putih cukup luas maka gulma sanggup diberantas dengan herbisida TOK 50 WP.
Saluran air yang dibentuk perlu dialiri biar tumbuhan tumbuh baik. Bila animo hujan penyiraman hanya dilakukan ketika tampak kekurangan air. Saat animo kemarau perlu pengairan sendiri yang intensif. Caranya sanggup dengan melaksanakan penyiraman ke bedengan pertanaman ataupun dengan penggenangan saluran-saluran air.
Pemupukan
Lahan seluas satu hektar membutuhkan pupuk sangkar sebanyak 10-20 ton. Pemberiannya cukup dengan cara mencampurkan secara merata pada bedengan. Pemberian pupuk sangkar umumnya pada ketika pengolahan tanah atau sebelum tanam.
Tambahan pupuk kimia menyerupai Urea, TSP, dan ZK 200 kg per hektar. Pemberian dilakukan secara bertahap, yakni ketika tumbuhan berumur 15, 30, dan 40 hari.
Hama dan penyakit
Jenis hama yang sering mengganggu tumbuhan bawang putih antara lain Thrips tabaci atau hama bodas. Gejala serangan terlihat pada daun berupa bercak mengilap dan luka bekas gigitan yang berbentuk bintik-bintik berwarna putih. Perkembangan dan penyebaran hama ini cepat sekali. Cara mengatasinya dengan insektisida fosfororganik, menyerupai Bayrusil 250 EC yang mengandung materi aktif kuinalfos, Mesurol 50 WP yang mengandung materi aktif merkaptodimetur, ataupun Azodrin 15 WSC dan Nuvacron 20 SCW yang mengandung materi aktif monokotofos. Konsentrasi insektisida yang digunakan 2 ml/l air. Semprotkan setiap 7 hari sekali ketika tumbuhan gres tumbuh sampai berumur 10 ahad sebagai pencegahan.
Tanaman bawang putih yang diserang tungau memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut. Dari kejauhan daun terlihat berwarna abu-abu lantaran cairan daunnya dihisap tungau. Bila animo kemarau lebih banyak lagi tungau menyerang. Karena tak begitu berbahaya, hama ini kurang ditakuti. Untuk pengendaliannya, digunakan akarisida, menyerupai Meotrin 50 EC yang mengandung materi aktif fenpropatrin atau Roxion 40 EC yang mengandung materi aktif dimetoat. Konsentrasinya 2 ml/l air. Penyemprotan dimulai semenjak tumbuhan berumur 9 ahad sampai 2 ahad sebelum panen dengan selang waktu seminggu sekali.
Penyakit mati ujung daun disebabkan oleh cedawan Phytophtora porri. Mula-mula ujung daun berbercak kuning. Setelah itu cendawan turun ke bawah dan ujung daun mengering berwarna putih. Akhirnya daun mati menyerupai dipilin. Bila cuaca lembab, kerusakan akan lebih parah. Tindakan penanggulangannya yaitu dengan memperlihatkan fungisida Benlate dengan konsentrasi 0,5 g/l air. Bisa juga dengan menyemprotkan Dithane M-45 dengan konsentrasi 1-2 g/l. Sejak tanam sampai umur 60 hari fungisida disemprotkan dengan interval 7 hari.
Penyakit downy mildew atau embun tepung disebabkan oleh mikroorganisme Perenspora destructor. Gejala serangannya dimulai dengan munculnya bintik abu-abu atau hijau pucat. Warna bintik menjelma ungu kemudian kuning. Daun mengering, menjalar sampai ke pangkal. Akhirnya daun seprti tertutup tepung hitam yang merupakan cendawan itu sendiri. Untuk penanggulangannya semprotkan Dithane M-45 dengan konsentrasi 2 g/l air. Penyemprotan dilakukan seminggu sekali. Saat cuaca berkabut atau hujan jarak semprot sanggup dirapatkan menjadi 2 kali seminggu. Waktu semprot mulai dari tumbuhan berumur 15 hari sampai 2 ahad sebelum panen.
Panen
Bila ditanam sekitar Mei-Juli maka bulan Agustus-Oktober sudah sanggup dipanen. Panen dilakukan ketika tumbuhan berumur 90-120 hari dari ketika tanam.
Ciri-ciri bawang putih siap panen terlihat pada daunnya yang menguning atau kering serta tangkai batang yang mengeras. Bila ciri-ciri ini terlihat sudah 50% dari total tumbuhan maka panen sanggup dilakukan.
Panen dilakukan dengan cara mencabut semua belahan tanaman. Di sentral produksi bawang putih panen biasa dilakukan dengan serombongan tenaga kerja yang terkoordinir. Maksudnya biar panen tak memakan waktu terlalu usang dan hasil per petak atau per hektarnya segera diketahui. Kebanyakan petani mengumpulkan bawnag putih dalam bentuk ikatan-ikatan. Satu ikat biasanya terdiri dari 30 tangkai.
Akar dan daun dibuang dengan menyisakan pangkal daunnya. Selanjutnya tindakan pascapanen dilakukan biar pangkal daun menjadi kering. Untuk ini dilakukan penjemuran selama 15 hari. Sinar matahari terik tidak boleh pribadi mengenai umbi bawang putih. Oleh lantaran itu, lebih baik dijemur di teritisan rumah atau daerah terlindung. Pada malam hari umbi diletakkan di daerah terlindung.
Setelah kering umbi diletakkan di para-para bambu atau gudang yang baik. Sebaiknya gudang difumigasi dahulu biar bebas hama. Pestisida Photoxin 55% sanggup disemprotkan sebagai fumigan.
Menurut pendapat mereka bertiga, bawang putih memang merupakan tumbuhan yang tidak tahan hujan. Tanah dicangkul 2 kali, kemudian dibentuk bedengan dengan ukuran lebar 1,25 meter dan panjang 5 meter, 10 meter atau sesuai dengan kebutuhan. Jarak antar bedengan 25 – 30 cm, demikian pula tinggi tanah dan bedengan. Selanjutnya tanah dibiarkan. Seminggu kemudian, pupuk sangkar dengan takaran 20 ton / ha ditaburkan di atasnya dan dengan memakai cangkul pupuk dicampur rata dengan tanah. Selain pupuk sangkar sebagai pupuk dasar, dugunakan pula TSP, KCI dan ZA, masing-masing dengan takaran 200 kg, 50 kg dan 50 kg. Pupuk kimia ini diaplikasikan sehari sebelum tanam.
Penanaman Bawang Putih Sawah yang sudah ditanami padi yaitu lahan yang cocok untuk bawang putih dataran rendah. Petani memang sering menyeling penanaman sawahnya. Bila sawah ingin ditanami palawija juga maka tumpuan tanam yang dianjurkan yaitu sebagai berikut. Sebelum penanaman, lahan diolah terlebih dahulu. Tanah yang asam dinetralkan sebulan sebelum tanam. Bila pH kurang dari 6, takaran kapurnya sekitar 1-2 ton/ha. Seandainya bekas panen pada sawah masih ada maka perlu dibersihkan. Lantas buat bedeng-bedengan yang lebarnya 80-120 cm dan tingginnya 40 cm. Panjang bedengan sanggup diubahsuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antar bedengan antara 10-20 cm. Nantinya ini akan mempunyai kegunaan sebagai terusan air dan daerah kemudian lalang ketika melaksanakan pemeliharaan atau panen. Apabila lahan yang hendak ditanami bukan bekas sawah, tanah harus dibajak atau dicangkul sampai benar-benar gembur. Bila tak gembur, sanggup berakibat fatal pada produksi. Seperti diketahui bawang putih yaitu tumbuhan yang dipanen umbinya.
Prinsip akal daya yang diterapkan yaitu mengupayakan semaksimal mungkin pertumbuhan umbi tersebut. Tanpa tanah yang gembur umbi akan sulit berkembang. Setelah tanah gembur, dilanjutkan dengan ukuran siung benih yang dipakai. Siung besar membutuhkan jarak tanam renggang sekitar 15 x 10 cm. Untuk pembibitan digunakan jarak tanam 10 x 10 cm. Posisi siung ketika ditanam tegak. Kedalamannya 5-7 cm dari permukaan tanah. Untuk menghasilkan tumbuhan dengan produksi baik, bibit yang digunakan harus benar-benar baik. Kriteria bibit yang baik antara lain umurnya pada ketika dipanen, antara 100-120 hari dan telah mengalami penyimpanan selama 7-9 bulan. Bibit beraroma sedap, mengkilap dan umbinya keras. Sedapat mungkin, bibit bebas penyakit semenjak dari induknya dulu. Kebutuhan bibit 3-4 kuaintal per hektar. Bibit yang akan ditanam dipipil menjadi siungan, kemudian direndam dalam air tawar 8-10 jam. Perendaman dimaksudkan biar pertumbuhan bibit serentak. Setelah direndam, bibit ditanam dengan jarak tanam 15 x 10 cm. Satu lubang tanam diisi satu siung bibit. Cara menanamnya harus tegak dengan kedalaman sebatas permukaan tanah. Bila penanaman selesai, di atas bibit dilapis tanah tipis dan ditaburi Furadan, Curater atau Dharmafur dengan takaran 30 kg/ha.
Pemeliharaan Tanaman Bawang Putih
Penjarangan dan Penyulaman Bawang yang ditanam kadang kala tidak tumbuh lantaran kesalahan teknis penanaman atau faktor bibit. Oleh lantaran itu, tidak mengherankan kalau dalam suatu lahan ada tumbuhan yang tidak tumbuh sama sekali, ada yang tumbuh kemudian mati, dan ada yang pertumbuhannya tidak sempurna. Jika keadaan ini dibiarkan, maka produksi yang dikehendaki tidak tercapai. Oleh alasannya yaitu itu, untuk mendapat pertumbuhan yang seragam, seminggu setelah tanam dilakukan penyulaman terhadap bibit yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya tampak tidak sempurna. Biasanya untuk penyualaman dipersiapkan bibit yang ditanam di sekitar tumbuhan pokok atau disiapkan di daerah khusus. Persiapan bibit cadangan ini dilakukan bersamaan dengan penanaman tumbuhan pokok. Penyiangan Pada penanaman bawang putih, penyiangan dan penggemburan sanggup dilakukan dua kali atau lebih. Hal ini sangat tergantung pada kondisi lingkungan selama satu animo tanam. Penyiangan dan penggemburan yang pertama dilakukan pada ketika tumbuhan berumur 3-2 ahad setelah tanam. Adapun penyiangan berikutnya dilaksanakan pada umur 4-5 ahad setelah tanam. Apabila gulma masih leluasa tumbuh, perlu disiang lagi. Pada ketika umbi mulai terbentuk, penyiangan dan penggemburan harus dilakukan dengan hati-hati biar tidak merusak akar dan umbi baru.
Pembubunan Dalam penanaman bawang putih perlu dilakukan pembubunan. Pembubunan terutama dilakukan pada tepi bedengan yang seringkali longsor ketika diairi. Pembubunan sebaiknya mengambil tanah dari selokan/ parit di sekeliling bedengan, biar bedengan menjadi lebih tinggi dan parit menjadi lebih dalam sehingga drainase menjadi normal kembali. Pembubunan juga berfungsi memperbaiki struktur tanah dan akar yang keluar di permukaan tanah tertutup kembali sehingga tumbuhan bangkit berpengaruh dan ukuran umbi yang dihasilkan sanggup lebih besar-besar.
Pemupukan Pemberian pupuk dilakukan dengan 2 tahap, yaitu sebelum tanam atau bersamaan dengan penanaman sebagai pupuk dasar dan sehabis penanaman sebagai pupuk susulan. Unsur hara utama yang dibutuhkan dalam pemupukan yaitu N, P, dan K dalam bentuk N, P2O5, dan K2O. Unsur-unsurhara lainnya sanggup terpenuhi dengan dukungan pupuk kandang. Perkiraan takaran dan waktu aplikasi pemupukan Bawang putih memerlukan belerang dalam jumlah yang cukup banyak. Unsur ini menghipnotis rasa dan aroma khas bawang putih. Oleh alasannya yaitu itu, apabila memakai KCl sebagai sumber kalium, maka sebagai sumber nitrogen sebaiknya memakai pupuk ZA. Jika sebagai sumber nitrogen digunakan Urea, maka untuk sumber kalium sebaiknya digunakan ZK. Hal ini dilakukan biar kebutuhan belerang tetap terpenuhi. Berdasarkan kebutuhan unsur hara di atas, jumlah pupuk yang akan digunakan sanggup dihitung berdasarkan jenis dan kandungan unsur haranya. Aplikasi pemupukan dilakukan dengan mebenamkan pupuk di dalam larikan disamping barisan tumbuhan menyerupai cara memperlihatkan pupuk dasar. Penggunaan pupuk anorganik ini sanggup diimbangi dengan dukungan pupuk organik maupun kompos yang diseseuaikan dengan kebutuhan tanaman.
Pengairan dan Penyiraman, Pemberian air sanggup dilakukan dengan memakai gembor atau dengan menggenangi terusan air di sekitar bedengan. Cara yang terakhir dinamakan sistem leb. Penyiraman dengan gembor, untuk bawang yang gres ditanam, diusahakan lubang gembornya kecil biar air yang keluar juga kecil sehingga tidak merusak tanah di sekitar bibit. Jika air yang keluar besar, maka posisi benih sanggup berubah, bahkan sanggup mengeluarkannya dari dalam tanah. Pada awal penanaman, penyiraman dilakukan setiap hari. Setelah tumbuhan tumbuh baik, frekuensi dukungan air dijarangkan, menjadi seminggu sekali. Pemberian air tidak boleh pada ketika tumbuhan sudah bau tanah atau menjelang panen, kira-kira berumur 3 bulan sehabis tanam atau pada ketika daun tumbuhan sudah mulai menguning.
Pemanenan Bawang Putih Bila ditanam sekitar Mei-Juli maka bulan Agustus-Oktober sudah sanggup dipanen. Panen dilakukan ketika tumbuhan berumur 90-120 hari dari ketika tanam. Ciri-ciri bawang putih siap panen terlihat pada daunnya yang menguning atau kering serta tangkai batang yang mengeras. Bila ciri-ciri ini terlihat sudah 50% dari total tumbuhan maka panen sanggup dilakukan. Panen dilakukan dengan cara mencabut semua belahan tanaman. Di sentral produksi bawang putih panen biasa dilakukan dengan serombongan tenaga kerja yang terkoordinir. Maksudnya biar panen tak memakan waktu terlalu usang dan hasil per petak atau per hektarnya segera diketahui. Kebanyakan petani mengumpulkan bawang putih dalam bentuk ikatan-ikatan. Satu ikat biasanya terdiri dari 30 tangkai. Akar dan daun dibuang dengan menyisakan pangkal daunnya. Selanjutnya tindakan pascapanen dilakukan biar pangkal daun menjadi kering. Untuk ini dilakukan penjemuran selama 15 hari. Sinar matahari terik tidak boleh pribadi mengenai umbi bawang putih. Oleh lantaran itu, lebih baik dijemur di teritisan rumah atau daerah terlindung. Pada malam hari umbi diletakkan di daerah terlindung. Setelah kering umbi diletakkan di para-para bambu atau gudang yang baik. Sebaiknya gudang difumigasi dahulu biar bebas hama. Pestisida Photoxin 55% sanggup disemprotkan sebagai fumigan.
Setelah dipanen dilakukan pengumpulan dengan cara mengikat batang semu bawang putih menjadi ikatan-ikatan kecil dan diletakkan di atas anyaman daun kelapa sambil dikeringkan untuk menjaga dari kerusakan dan mutunya tetap baik. Sortasi dilakukan untuk mengelompokkan umbi umbi bawang putih berdasarkan ukuran dan mutunya. Sebelum dilakukan penyortiran, umbi-umbi yang sudah kering dibersihkan. Akar dan daunnnya dipotong sampai hanya tersisa pangkal batang semu sepanjang ± 2 cm. Dalam jumlah kecil, bawang putih biasanya disimpan dengan cara digantung ikatan-ikatannya di atas para-para. Setiap ikatan beratnya sekitar 2 kg. Para-paranya dibentuk dari kayu atau bambu dan diletakkan diatas dapur. Cara menyerupai ini sangat menguntungkan lantaran setiap kali dapur dinyalakan, bawang putih terkena asap.
Pengasapan merupakan cara pengawetan yang cukup baik. Dalam jumlah besar, caranya yaitu disimpan di dalam gudang. Gudang yang akan digunakan harus mempunyai ventilasi biar sanggup terjadi peredaran udara yang baik. Suhu ruangan yang dibutuhkan antara 25-30oC. Jika suhu ruangan terlalu tinggi, akan terjadi proses pertunasan yang cepat. Kelembaban ruangan yang baik yaitu 60-70 prosen. Untuk memudahkan pengangkutan bawang putih dimasukkan ke dalam karung goni atau karung plastik dengan anyaman tertentu.
Analisa Sederhana Usaha Bawang Putih
Waktu yang efisien untuk melaksanakan penanaman bawang putih sebaiknya ketika animo kemarau. Tanaman bawang putih tidak membutuhkan air yang berlebih sehingga kurang efisien kalau ditanam dimusim hujan.
Sebelum menyiapkan media tanam Anda harus menyiapkan bibit yang akan digunakan. Pertama pilih bawang putih yang telah bertunas kemudian simpan bawang putih tersebut di dalam kulkas selama 1 ahad atau 2 ahad sampai berkecambah. Menyiapkan bibit dengan cara tersebut jauh lebih efisien kalau dibandingkan dengan penanaman bawang putih secara pribadi ditancapkan ke lahan tanam. Tanah yang efsiein untuk menanam bawang putih yaitu tanah yang bercampur pasir. Tanaman bawang putih tidak menyukai tanah liat sehingga Anda perlu memperhatikan hal ini kalau ingin tumbuhan bawang putih sanggup tumbuh dengan subur. Gunakan tanah yang berpasir kemudian campur dengan memakai pupuk kandang. Untuk media tanam Anda sanggup memakai polibag atau ditanam secara pribadi di lahan tan yang telah disediakan.
Penanaman yang efisien sebaiknya dilakukan dilahan yang luas namun bagi Anda yang ingin menanam bawang putih diperkarangan rumah sanggup memakai polibag. Bibit bawang putih yang tidak berkecambah sanggup ditanam sedalam 2 cm sampai 3 cm. Pastikan belahan bawang putih yang runcing menghadap ke atas. Sedangkan untuk bibit bawang putih yang berkecambah sebiaknya ditanam dengan tunas tetap di atas permukaan tanah. Lakukan penyiraman secara teratur asalkan tanahnya tidak becek. Lahan tanam juga tidak boleh dibiarkan becek. Pemberian pupuk sebaiknya dilakukan setiap satu ahad sekali dan jangan lupa untuk memberi asupan sinar matahari yang cukup. Saat usia 2 ahad biasanya akan tumbuh daun. Saat pertumbuhan daun Anda harus memperhatikan keberadaan hama. Jangan biarkan hama merusak tumbuhan bawang putih. Pabila usia bawang putih sudaj 90 hari sampai 100 hari maka siap untuk dipanen.
Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menjalankan peluang bisnis budidaya bawang putih sanggup Anda perhatikan di atas. Selain mengetahui langkah-langkah di atas Anda juga harus melihat rincian analisa perjuangan dalam menjalankan budidaya bawang putih menyerupai yang ada di bawah ini.
Analisa Usaha Budidaya Bawang Putih
Asumsi
Lamanya penggunaan alat pada : sewa lahan selama waktu 1.5 tahun.
Lamanya penggunaan alat pada : pompa air selama waktu 2.5 tahun.
Lamanya penggunaan alat pada : mesin hand spryer selama waktu 5 tahun.
Lamanya penggunaan alat pada : penyiram tumbuhan gembor selama waktu 2.5tahun.
Lamanya penggunaan alat pada : pisau selama waktu 3 tahun.
Lamanya penggunaan alat pada : timbangan selama waktu 2 tahun.
Lamanya penggunaan alat pada : sabit selama waktu 1.5 tahun.
Lamanya penggunaan alat pada : cangkul selama waktu 3 tahun.
Lamanya penggunaan alat pada : gerobak dorong selama waktu 5 tahun.
Lamanya penggunaan alat pada : timba selama waktu 1 tahun.
Lamanya penggunaan alat pada : wadah untuk panen selama waktu 1 tahun.
Lamanya penggunaan alat pada : peralatan pelengkap selama waktu 1.5 tahun.
Investasi
Peralatan | Harga | |
Sewa Lahan | Rp. | 2,800,000 |
Pompa Air | Rp. | 1,100,000 |
Mesin hand sprayer | Rp. | 600,000 |
Penyiram tumbuhan gembor | Rp. | 88,000 |
Pisau | Rp. | 70,000 |
Timbangan | Rp. | 250,000 |
Sabit | Rp. | 80,000 |
Cangkul | Rp. | 100,000 |
Gerobak dorong | Rp. | 380,000 |
Timba | Rp. | 50,000 |
Wadah untuk panen | Rp. | 120,000 |
Peralatan tambahan | Rp. | 90,000 |
Jumlah Investasi | Rp. | 5,728,000 |
Biaya Operasional per Bulan | ||
Biaya Tetap | ||
Penyusutan sewa lahan 1/30 x Rp. 2.800.000 | Rp. | 93,333 |
Penyusutan pompa air 1/30 x Rp. 1.100.000 | Rp. | 36,667 |
Penyusutan mesin hand sprayer 1/30 x Rp. 600.000 | Rp. | 20,000 |
Penyusutan penyiram tumbuhan gembor 1/30 x Rp. 88.000 | Rp. | 2,933 |
Penyusutan pisau 1/30 x Rp. 70.000 | Rp. | 2,333 |
Penyusutan timbangan 1/30 x Rp. 250.000 | Rp. | 8,333 |
Penyusutan sabit 1/30 x Rp. 80.000 | Rp. | 2,667 |
Penyusutan cangkul 1/30 x Rp. 100.000 | Rp. | 3,333 |
Penyusutan gerobak dorong 1/30 x Rp. 380.000 | Rp. | 12,667 |
Penyusutan timba1/30 x Rp. 50.000 | Rp. | 1,667 |
Penyusutan wadah untuk panen 1/30 x Rp. 120.000 | Rp. | 4,000 |
Penyusutan alat pelengkap 1/30 x Rp. 90.000 | Rp. | 3,000 |
Total Biaya Tetap | Rp. | 190,933 |
Biaya Variabel | |||||||
Bibit bawang putih | Rp. | 125,000 | x | 30 | = | Rp. | 3,750,000 |
Pupuk alami | Rp. | 120,000 | x | 30 | = | Rp. | 3,600,000 |
Pupuk buatan | Rp. | 150,000 | x | 30 | = | Rp. | 4,500,000 |
Karung | Rp. | 50,000 | x | 30 | = | Rp. | 1,500,000 |
Pestisida hama | Rp. | 100,000 | x | 30 | = | Rp. | 3,000,000 |
Pestisida rumput | Rp. | 100,000 | x | 30 | = | Rp. | 3,000,000 |
Pekerja | Rp. | 300,000 | x | 30 | = | Rp. | 9,000,000 |
Biaya Variabel | Rp. | 24,600,000 |
Total Biaya Operasional | ||
Biaya tetap + biaya variabel = | Rp. | 24,790,933 |
Pendapatan per Bulan | |||||||
Penjualan rata – rata = | |||||||
40 | kg | x | Rp. | 30,000 | = | Rp. | 1,200,000 |
Rp. | 1,200,000 | x | 30 | hr | = | Rp. | 36,000,000 |
Keuntungan per Bulan | |||||||
Laba = Total Pendapatan – Total Biaya Operasional | |||||||
Rp. | 36,000,000 | – | 24,790,933 | = | Rp. | 11,209,067 | |
Lama Balik Modal | |||||||
Total Investasi / Keuntungan = | Rp. | 5,728,000 | : | 11,209,067 | = | 1 | bln |
Cara Budidaya Bawang Putih Lebih Intensif Dari Pembibitan Sampai Panen
Bibit
Bibit bawang putih yang baik penting untuk mendapat pertumbuhan lapang dan hasil yang tinggi. Sebaiknya bibit bawang putih memenuhi kriteria-kriteria berikut.
a. Bagian pangkal batang padat (berisi penuh dan keras).
b. Siung berpenampilan licin dan tegar, tidak kisut.
c. Tunas terlihat segar bila siung dipatahkan.
d. Berat siung sekitar 1,5-3 g, bentuk normal.
e. Bebas hama-penyakit.
Bila bibit yang digunakan beratnya 3 g/siung maka kebutuhan per hektarnya yaitu 1.600 kg. Sedang untuk ukuran siung yang kecil (sekitar 1 g) menghabiskan 670 kg/ha.
Meskipun yang ditanam sebagai bibit yaitu siung, tetapi kalau membeli bibit sebaiknya dalam bentuk umbi. Hal itu disebabkan bawang putih dalam bentuk umbi lebih tahan usang daripada bentuk siung. Umbi boleh dipecah menjadi siung paling tidak 1-2 hari sebelum tanam.
Penanaman
Sawah yang sudah ditanami padi yaitu lahan yang cocok untuk bawang putih dataran rendah. Petani memang sering menyeling penanaman sawahnya. Bila sawah ingin ditanami palawija juga maka tumpuan tanam yang dianjurkan yaitu sebagai berikut.
padi > bawang putih > jagung > padi > bawang putih
Sebelum penanaman, lahan diolah terlebih dahulu. Tanah yang asam dinetralkan sebulan sebelum tanam. Bila pH kurang dari 6, takaran kapurnya sekitar 1-2 ton/ha.
Seandainya bekas panen pada sawah masih ada maka perlu dibersihkan. Lantas buat bedeng-bedengan yang lebarnya 80-120 cm dan tingginnya 40 cm. Panjang bedengan sanggup diubahsuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antar bedengan antara 10-20 cm. Nantinya ini akan mempunyai kegunaan sebagai terusan air dan daerah kemudian lalang ketika melaksanakan pemeliharaan atau panen.
Apabila lahan yang hendak ditanami bukan bekas sawah, tanah harus dibajak atau dicangkul sampai benar-benar gembur. Bila tak gembur, sanggup berakibat fatal pada produksi. Seperti diketahui bawang putih yaitu tumbuhan yang dipanen umbinya. Prinsip akal daya yang diterapkan yaitu mengupayakan semaksimal mungkin pertumbuhan umbi tersebut. Tanpa tanah yang gembur umbi akan sulit berkembang.
Setelah tanah gembur, dilanjutkan dengan ukuran siung benih yang dipakai. Siung besar membutuhkan jarak tanam renggang sekitar 15 x 10 cm. Untuk pembibitan digunakan jarak tanam 10 x 10 cm. Posisi siung ketika ditanam tegak. Kedalamannya 5-7 cm dari permukaan tanah.
Pemeliharaan
Mulsa perlu diberikan setelah bibit ditanam. Mulsa yang murah yaitu alang-alang atau jerami padi. Tutupi bedengan secara merata setebal 3 cm.
Gulma secara tak pribadi sudah terhalang pertumbuhannya dengan adanya mulsa. Akan tetapi, gulma yang tumbuh di terusan air atau sela-sela mulsa tetap perlu dicabut. Apabila areal pertanaman bawang putih cukup luas maka gulma sanggup diberantas dengan herbisida TOK 50 WP.
Saluran air yang dibentuk perlu dialiri biar tumbuhan tumbuh baik. Bila animo hujan penyiraman hanya dilakukan ketika tampak kekurangan air. Saat animo kemarau perlu pengairan sendiri yang intensif. Caranya sanggup dengan melaksanakan penyiraman ke bedengan pertanaman ataupun dengan penggenangan saluran-saluran air.
Pemupukan
Lahan seluas satu hektar membutuhkan pupuk sangkar sebanyak 10-20 ton. Pemberiannya cukup dengan cara mencampurkan secara merata pada bedengan. Pemberian pupuk sangkar umumnya pada ketika pengolahan tanah atau sebelum tanam.
Tambahan pupuk kimia menyerupai Urea, TSP, dan ZK 200 kg per hektar. Pemberian dilakukan secara bertahap, yakni ketika tumbuhan berumur 15, 30, dan 40 hari.
Hama dan penyakit
Jenis hama yang sering mengganggu tumbuhan bawang putih antara lain Thrips tabaci atau hama bodas. Gejala serangan terlihat pada daun berupa bercak mengilap dan luka bekas gigitan yang berbentuk bintik-bintik berwarna putih. Perkembangan dan penyebaran hama ini cepat sekali. Cara mengatasinya dengan insektisida fosfororganik, menyerupai Bayrusil 250 EC yang mengandung materi aktif kuinalfos, Mesurol 50 WP yang mengandung materi aktif merkaptodimetur, ataupun Azodrin 15 WSC dan Nuvacron 20 SCW yang mengandung materi aktif monokotofos. Konsentrasi insektisida yang digunakan 2 ml/l air. Semprotkan setiap 7 hari sekali ketika tumbuhan gres tumbuh sampai berumur 10 ahad sebagai pencegahan.
Tanaman bawang putih yang diserang tungau memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut. Dari kejauhan daun terlihat berwarna abu-abu lantaran cairan daunnya dihisap tungau. Bila animo kemarau lebih banyak lagi tungau menyerang. Karena tak begitu berbahaya, hama ini kurang ditakuti. Untuk pengendaliannya, digunakan akarisida, menyerupai Meotrin 50 EC yang mengandung materi aktif fenpropatrin atau Roxion 40 EC yang mengandung materi aktif dimetoat. Konsentrasinya 2 ml/l air. Penyemprotan dimulai semenjak tumbuhan berumur 9 ahad sampai 2 ahad sebelum panen dengan selang waktu seminggu sekali.
Penyakit mati ujung daun disebabkan oleh cedawan Phytophtora porri. Mula-mula ujung daun berbercak kuning. Setelah itu cendawan turun ke bawah dan ujung daun mengering berwarna putih. Akhirnya daun mati menyerupai dipilin. Bila cuaca lembab, kerusakan akan lebih parah. Tindakan penanggulangannya yaitu dengan memperlihatkan fungisida Benlate dengan konsentrasi 0,5 g/l air. Bisa juga dengan menyemprotkan Dithane M-45 dengan konsentrasi 1-2 g/l. Sejak tanam sampai umur 60 hari fungisida disemprotkan dengan interval 7 hari.
Penyakit downy mildew atau embun tepung disebabkan oleh mikroorganisme Perenspora destructor. Gejala serangannya dimulai dengan munculnya bintik abu-abu atau hijau pucat. Warna bintik menjelma ungu kemudian kuning. Daun mengering, menjalar sampai ke pangkal. Akhirnya daun seprti tertutup tepung hitam yang merupakan cendawan itu sendiri. Untuk penanggulangannya semprotkan Dithane M-45 dengan konsentrasi 2 g/l air. Penyemprotan dilakukan seminggu sekali. Saat cuaca berkabut atau hujan jarak semprot sanggup dirapatkan menjadi 2 kali seminggu. Waktu semprot mulai dari tumbuhan berumur 15 hari sampai 2 ahad sebelum panen.
Panen
Bila ditanam sekitar Mei-Juli maka bulan Agustus-Oktober sudah sanggup dipanen. Panen dilakukan ketika tumbuhan berumur 90-120 hari dari ketika tanam.
Ciri-ciri bawang putih siap panen terlihat pada daunnya yang menguning atau kering serta tangkai batang yang mengeras. Bila ciri-ciri ini terlihat sudah 50% dari total tumbuhan maka panen sanggup dilakukan.
Panen dilakukan dengan cara mencabut semua belahan tanaman. Di sentral produksi bawang putih panen biasa dilakukan dengan serombongan tenaga kerja yang terkoordinir. Maksudnya biar panen tak memakan waktu terlalu usang dan hasil per petak atau per hektarnya segera diketahui. Kebanyakan petani mengumpulkan bawnag putih dalam bentuk ikatan-ikatan. Satu ikat biasanya terdiri dari 30 tangkai.
Akar dan daun dibuang dengan menyisakan pangkal daunnya. Selanjutnya tindakan pascapanen dilakukan biar pangkal daun menjadi kering. Untuk ini dilakukan penjemuran selama 15 hari. Sinar matahari terik tidak boleh pribadi mengenai umbi bawang putih. Oleh lantaran itu, lebih baik dijemur di teritisan rumah atau daerah terlindung. Pada malam hari umbi diletakkan di daerah terlindung.
Setelah kering umbi diletakkan di para-para bambu atau gudang yang baik. Sebaiknya gudang difumigasi dahulu biar bebas hama. Pestisida Photoxin 55% sanggup disemprotkan sebagai fumigan.
0 Response to "Tips Cara Tanam, Budidaya Bawang Putih Dan Analisa Usahanya"