Beda Antara Ternak Kambing dan Domba Serta Karakteristik Daging Kambing dan Domba
Kambing dan domba yaitu dua jenis spesies binatang yang berbeda. Dalam bahasa latin, kambing disebut Capra hirpus sedangkan domba disebut Ovis aries. Dilihat sekilas kedua binatang ini hampir sama.
Perbedaan Antara Domba dan Kambing
Bulu
Perbedaan yang gampang ditemukan yaitu pada bulu kambing dan domba. Bulu pada kambing itu lurus dan tidak perlu dicukur, bahkan dibiarkan saja memanjang. Sedangkan domba mempunyai bulu yang keriting dan biasanya dicukur bila sudah lebat untuk dibentuk menjadi wol. Apabila bulu kedua binatang ini sama-sama sudah dicukur, maka keduanya susah dibedakan dan terlihat sangat mirip.
Telinga
"Kalau mau cepat melihat perbedaannya, lihat saja telinganya, kambing dan domba berbeda," ujar Ro'at Syaidan (50), penjual binatang ternak di Pasar binatang Tanjungsari.
Telinga domba jauh lebih kecil dari kambing dan terletak di bawah tanduk besar, telinganya tampak mirip kerucut kecil.
Perbedaan lainnya ada pada pendengaran kambing yang sebagian besar terjuntai ke bawah dan panjang sedangkan pendengaran domba menegak ke atas. Kelenjar anyir pada kambing yang ada di bawah ekornya tercium lebih menyengat sedang domba tidak.
Sementara Telinga kambing jauh lebih bedar dari domba, berbentuk panjang mirip daun dan menjuntai ke bawah.
Tanduk
"Bentuk tanduknya juga berbeda," ujar Ro'at Syaidan. Tanduk kambing lebih kecil daripada tanduk domba.
Tanduk domba nampak tajam dan berbentuk melingkar sementara tanduk kambing bentuknya ibarat tanduk sapi,tajam ke atas.
Postur Tubuh
Ukuran badan kambing nampak lebih 'semampai' dibandingkan ukuran badan domba, badan kambing lebih tinggi namun lebih ramping dari domba.
Sementara badan domba lebih pendek namun lebih besar dari kambing, terutama di pecahan perut.
Daging
Daging domba cenderung lebih banyak, sementara daging kambing lebih sedikit namun lebih 'pungkil' atau tebal dibandingkan daging domba. "Daging domba itu katanya menciptakan darah tinggi sementara daging kambing tidak, kalau daging kambing dibakar, baunya hingga tercium jauh," katanya.
Cara makan
Kambing biasanya memakan daun-daun segar, pucuk daun, dan memakannya dengan agak bangun sedangkan domba makan dengan cara merumput, mencari rumput yang pendek di permukaan tanah.
Kebiasaan
Kambing yaitu tipe binatang yang cenderung berdikari dan bebas sedangkan domba lebih suka berkelompok dan merasa gelisah kalau terpisah dari kawanannya. Ketika mencari perlindungan, kambilng lebih gesit dan cepat dibandingkan domba. Kambing tidak suka bila kakinya terkena air dan basah, sehingga mereka akan segera mencari rumput di daerah yang lebih tinggi.
Perbedaan Daging Kambing dan Daging Domba
Kambing dan domba yaitu dua binatang yang terkadang dagingnya disalahartikan sehingga menciptakan rancu. Banyak orang yang menyebutkan bahwa daging kambing yaitu daging yang sama dengan daging domba. Padahal, kambing dan domba yaitu dua binatang yang berbeda.
Perbedaan karakteristik pun sangat mencolok dari dua binatang yang sama-sama berkaki empat tersebut. Perbedaan utama antara kambing dan domba yaitu pada bulu dan tanduknya. Dua perbedaan inilah yang paling gampang dikenali dengan pengamatan langsung. Bulu kambing lurus, sedangkan bulu domba keriting. Tanduk kambing lurus atau agak melengkung ke belakang, sementara tanduk domba melengkung ke belakang dan berpilin. Nah, kalau sudah dimasak, apa yang membedakan daging domba dan daging kambing?
Di bawah ini yaitu perbedaan daging kambing dan daging domba sesudah dimasak:
1. Sebelum dimasak warna daging kambing dan domba berbeda
Kalau kau perhatikan, daging kambing berwarna lebih merah, daripada daging domba. Biasanya, orang tidak sanggup membedakan warna daging kambing dan daging domba sesudah dipotong. Namun sesudah didiamkan beberapa saat, warna keduanya akan terlihat berbeda.
2. Daging kambing beraroma lebih tajam dibandingkan daging domba
Aroma daging kambing lebih tajam daripada daging domba. Atau yang biasa disebut lebih 'prengus'. Selain itu, kambing yaitu binatang yang memakan flora yang ada di bawah, mirip rumput. Sementara domba lebih sering memakan flora yang ada di pohon-pohon yang rendah.
3. Lemak daging kambing lebih keras dan lezat
Bagi kau yang menggemari daging kambing pastinya tahu bila daging kambing mempunyai lemak yang lebih keras dan lebih yummy daripada domba. Hal tersebut yang menciptakan para pecinta masakan daging lebih menentukan daging kambing daripada daging domba.
4. Daging kambing lebih yummy alasannya yaitu kandungan berat dagingnya mempunyai komposisi khusus, daripada daging domba
Setelah dimasak, daging kambing lebih yummy alasannya yaitu kandungan berat dagingnya mempunyai komposisi khusus yang menciptakan rasa gurihnya lebih mayoritas ketika dimasak, terutama bila dibakar. Hal ini alasannya yaitu rasio protein lemak daging kambing cukup tinggi, yaitu 1:8, lebih tinggi daripada domba. Akibatnya ketika dibakar, rasa gurih protein akan ikut menyokong rasa gurih yang ditimbulkan oleh lemak.
5. Kandungan kalori daging kambing lebih rendah
Setelah dimasak, setiap 100 gram berat daging domba mempunyai kandungan kalori, protein, lemak, fosfor, zat besi dan vitamin yang lebih tinggi dibandingkan per 100 gram berat daging kambing.
Perbedaan Kandungan gizi daging domba dan daging kambing, Mana Lebih Baik?
Daging domba mungkin tidak sepopuler daging kambing di Indonesia. Padahal, berdasarkan Direktorat Gizi Departmen Kesehatan RI, daging domba mempunyai nilai gizi yang lebih baik daripada daging kambing per 100 gramnya.
Dalam setiap 100 gram daging domba terdapat 206 kalori, 17,1 gram protein, dan 14,8 gram lemak. Adapula 10 mg kalsium, 191 mg fosfor, 2,6 mg zat besi, 0,15 mg vitamin B1, serta 66,3 gram air.
Daging domba lebih kaya protein, fosfor, zat besi, dan vitamin B1 daripada daging kambing. Walau lebih tinggi kalori dan lemak, daging domba (tanpa lemak) sanggup jadi sumber protein bagi mereka yang menjalankan diet rendah lemak.
Jika semua pecahan lemak yang tampak pada daging domba dibuang, rata-rata lemak yang tersisa yaitu 3,7% dalam keadaan mentah dan 6% bila sudah dimasak.
Daging domba di Indonesia vs daging domba impor
Daging domba lokal banyak berasal dari Pulau Jawa, mirip Garut, Wonosobo, dan Banjarnegara. Peternakan domba juga sanggup ditemui di Sulawesi dan Nusa Tenggara. Sementara itu, daging domba impor yang dijual di Indonesia biasanya berasal dari Australia.
Menurut Meat & Livestock Australia (MLA), Australia yaitu salah satu negara pengekspor daging domba terbaik di dunia. Selain alasannya yaitu daerahnya cocok untuk beternak domba, aneka macam penelitian dan pengembangan teknologi terkait produksi peternakan terus dilakukan di negara ini.
Daging domba Australia sudah bersertifikat halal. Selain itu, standardisasi keamanan dan kesehatan daging domba Australia dijamin oleh AUSMEAT. Seluruh ternaknya pun bebas penyakit mirip anthrax serta penyakit ekspresi dan kaki.
Austaralia juga menetapkan sistem pelacakan pada domba-dombanya. Sejak lahir, domba Australia dipasangi chip di pendengaran kanannya. Dengan demikian, kesehatan ternak sanggup dikontrol secara lebih ketat. Peternak pun sanggup segera mengambil tindakan bila dombanya sakit.
Daging domba bertekstur lebih empuk dan baunya tidak begitu menyengat dibanding daging kambing. Biasanya diolah menjadi lamb chop, lamb shank, atau kebab. Namun, daging domba juga sanggup menggantikan daging kambing dalam hidangan tradisional mirip sup, gulai, tongseng, dan sate.
Apakah ini artinya daging kambing tidak sehat?
Anggapan daging kambing yang mengandung kolesterol tinggi sudah terlanjur ada di benak masyarakat. Padahal, berdasarkan acuan kandungan nutrisi Departemen Pertanian Amerika Serikat atau USDA, daging kambing mempunyai kandungan kalori, lemak total, lemak jenuh, protein, dan kolesterol lebih rendah dibandingkan ayam, sapi, babi, dan domba.
Per 85 gram daging yang dimasak, hanya mempunyai kalori sebesar 122, sedangkan ayam 162 kalori, sapi 179 kalori, babi 180 kalori, dan domba 175 kalori. Dari segi lemak pun daging jenis ini mempunyai kandungan paling sedikit. Per 85 gram sajian, daging kambing mempunyai lemak 2,6 gram, ayam sebesar 6,3 gram, sapi sebesar 7,9 gram, babi sebesar 8,2 gram, dan domba 8,1 gram.
Kandungan kolesterol daging kambing juga paling rendah, yaitu 63,8 miligram per 85 gram penyajian. Ini lebih rendah dari ayam yang mempunyai kandungan kolesterol sebanyak 76 miligram, sapi dan babi sebesar 73,1 miligram, serta domba sebanyak 78,2 miligram.
Meski secara hitungan kalori dan kandungan lemak daging kambing tergolong rendah, namun bukan berarti Anda tidak mempunyai hukum dalam mengonsumsinya. Makan daging kambing terlalu banyak tentu sanggup berakibat jelek bagi kesehatan.
Tips Membakar Atau Memanggang Daging Yang Baik Agar Terhindar Dari Ancaman Kanker
Kambing dan domba yaitu dua jenis spesies binatang yang berbeda. Dalam bahasa latin, kambing disebut Capra hirpus sedangkan domba disebut Ovis aries. Dilihat sekilas kedua binatang ini hampir sama.
Perbedaan Antara Domba dan Kambing
Bulu
Perbedaan yang gampang ditemukan yaitu pada bulu kambing dan domba. Bulu pada kambing itu lurus dan tidak perlu dicukur, bahkan dibiarkan saja memanjang. Sedangkan domba mempunyai bulu yang keriting dan biasanya dicukur bila sudah lebat untuk dibentuk menjadi wol. Apabila bulu kedua binatang ini sama-sama sudah dicukur, maka keduanya susah dibedakan dan terlihat sangat mirip.
Telinga
"Kalau mau cepat melihat perbedaannya, lihat saja telinganya, kambing dan domba berbeda," ujar Ro'at Syaidan (50), penjual binatang ternak di Pasar binatang Tanjungsari.
Telinga domba jauh lebih kecil dari kambing dan terletak di bawah tanduk besar, telinganya tampak mirip kerucut kecil.
Perbedaan lainnya ada pada pendengaran kambing yang sebagian besar terjuntai ke bawah dan panjang sedangkan pendengaran domba menegak ke atas. Kelenjar anyir pada kambing yang ada di bawah ekornya tercium lebih menyengat sedang domba tidak.
Sementara Telinga kambing jauh lebih bedar dari domba, berbentuk panjang mirip daun dan menjuntai ke bawah.
Tanduk
"Bentuk tanduknya juga berbeda," ujar Ro'at Syaidan. Tanduk kambing lebih kecil daripada tanduk domba.
Tanduk yang dimiliki kambing dan domba pun berbeda. Kambing mempunyai tanduk yang mengarah ke atas atau ke samping sedangkan tanduk domba melengkung, itu juga tidak semua domba mempunyai tanduk.
Tanduk domba nampak tajam dan berbentuk melingkar sementara tanduk kambing bentuknya ibarat tanduk sapi,tajam ke atas.
Postur Tubuh
Ukuran badan kambing nampak lebih 'semampai' dibandingkan ukuran badan domba, badan kambing lebih tinggi namun lebih ramping dari domba.
Sementara badan domba lebih pendek namun lebih besar dari kambing, terutama di pecahan perut.
Daging
Daging domba cenderung lebih banyak, sementara daging kambing lebih sedikit namun lebih 'pungkil' atau tebal dibandingkan daging domba. "Daging domba itu katanya menciptakan darah tinggi sementara daging kambing tidak, kalau daging kambing dibakar, baunya hingga tercium jauh," katanya.
Cara makan
Kambing biasanya memakan daun-daun segar, pucuk daun, dan memakannya dengan agak bangun sedangkan domba makan dengan cara merumput, mencari rumput yang pendek di permukaan tanah.
Kebiasaan
Kambing yaitu tipe binatang yang cenderung berdikari dan bebas sedangkan domba lebih suka berkelompok dan merasa gelisah kalau terpisah dari kawanannya. Ketika mencari perlindungan, kambilng lebih gesit dan cepat dibandingkan domba. Kambing tidak suka bila kakinya terkena air dan basah, sehingga mereka akan segera mencari rumput di daerah yang lebih tinggi.
Kambing |
Domba |
Perbedaan Daging Kambing dan Daging Domba
Kambing dan domba yaitu dua binatang yang terkadang dagingnya disalahartikan sehingga menciptakan rancu. Banyak orang yang menyebutkan bahwa daging kambing yaitu daging yang sama dengan daging domba. Padahal, kambing dan domba yaitu dua binatang yang berbeda.
Perbedaan karakteristik pun sangat mencolok dari dua binatang yang sama-sama berkaki empat tersebut. Perbedaan utama antara kambing dan domba yaitu pada bulu dan tanduknya. Dua perbedaan inilah yang paling gampang dikenali dengan pengamatan langsung. Bulu kambing lurus, sedangkan bulu domba keriting. Tanduk kambing lurus atau agak melengkung ke belakang, sementara tanduk domba melengkung ke belakang dan berpilin. Nah, kalau sudah dimasak, apa yang membedakan daging domba dan daging kambing?
Di bawah ini yaitu perbedaan daging kambing dan daging domba sesudah dimasak:
1. Sebelum dimasak warna daging kambing dan domba berbeda
Kalau kau perhatikan, daging kambing berwarna lebih merah, daripada daging domba. Biasanya, orang tidak sanggup membedakan warna daging kambing dan daging domba sesudah dipotong. Namun sesudah didiamkan beberapa saat, warna keduanya akan terlihat berbeda.
2. Daging kambing beraroma lebih tajam dibandingkan daging domba
Aroma daging kambing lebih tajam daripada daging domba. Atau yang biasa disebut lebih 'prengus'. Selain itu, kambing yaitu binatang yang memakan flora yang ada di bawah, mirip rumput. Sementara domba lebih sering memakan flora yang ada di pohon-pohon yang rendah.
3. Lemak daging kambing lebih keras dan lezat
Bagi kau yang menggemari daging kambing pastinya tahu bila daging kambing mempunyai lemak yang lebih keras dan lebih yummy daripada domba. Hal tersebut yang menciptakan para pecinta masakan daging lebih menentukan daging kambing daripada daging domba.
4. Daging kambing lebih yummy alasannya yaitu kandungan berat dagingnya mempunyai komposisi khusus, daripada daging domba
Setelah dimasak, daging kambing lebih yummy alasannya yaitu kandungan berat dagingnya mempunyai komposisi khusus yang menciptakan rasa gurihnya lebih mayoritas ketika dimasak, terutama bila dibakar. Hal ini alasannya yaitu rasio protein lemak daging kambing cukup tinggi, yaitu 1:8, lebih tinggi daripada domba. Akibatnya ketika dibakar, rasa gurih protein akan ikut menyokong rasa gurih yang ditimbulkan oleh lemak.
5. Kandungan kalori daging kambing lebih rendah
Setelah dimasak, setiap 100 gram berat daging domba mempunyai kandungan kalori, protein, lemak, fosfor, zat besi dan vitamin yang lebih tinggi dibandingkan per 100 gram berat daging kambing.
Perbedaan Kandungan gizi daging domba dan daging kambing, Mana Lebih Baik?
Daging domba mungkin tidak sepopuler daging kambing di Indonesia. Padahal, berdasarkan Direktorat Gizi Departmen Kesehatan RI, daging domba mempunyai nilai gizi yang lebih baik daripada daging kambing per 100 gramnya.
Dalam setiap 100 gram daging domba terdapat 206 kalori, 17,1 gram protein, dan 14,8 gram lemak. Adapula 10 mg kalsium, 191 mg fosfor, 2,6 mg zat besi, 0,15 mg vitamin B1, serta 66,3 gram air.
Daging domba lebih kaya protein, fosfor, zat besi, dan vitamin B1 daripada daging kambing. Walau lebih tinggi kalori dan lemak, daging domba (tanpa lemak) sanggup jadi sumber protein bagi mereka yang menjalankan diet rendah lemak.
Jika semua pecahan lemak yang tampak pada daging domba dibuang, rata-rata lemak yang tersisa yaitu 3,7% dalam keadaan mentah dan 6% bila sudah dimasak.
Daging domba di Indonesia vs daging domba impor
Daging domba lokal banyak berasal dari Pulau Jawa, mirip Garut, Wonosobo, dan Banjarnegara. Peternakan domba juga sanggup ditemui di Sulawesi dan Nusa Tenggara. Sementara itu, daging domba impor yang dijual di Indonesia biasanya berasal dari Australia.
Menurut Meat & Livestock Australia (MLA), Australia yaitu salah satu negara pengekspor daging domba terbaik di dunia. Selain alasannya yaitu daerahnya cocok untuk beternak domba, aneka macam penelitian dan pengembangan teknologi terkait produksi peternakan terus dilakukan di negara ini.
Daging domba Australia sudah bersertifikat halal. Selain itu, standardisasi keamanan dan kesehatan daging domba Australia dijamin oleh AUSMEAT. Seluruh ternaknya pun bebas penyakit mirip anthrax serta penyakit ekspresi dan kaki.
Austaralia juga menetapkan sistem pelacakan pada domba-dombanya. Sejak lahir, domba Australia dipasangi chip di pendengaran kanannya. Dengan demikian, kesehatan ternak sanggup dikontrol secara lebih ketat. Peternak pun sanggup segera mengambil tindakan bila dombanya sakit.
Daging domba bertekstur lebih empuk dan baunya tidak begitu menyengat dibanding daging kambing. Biasanya diolah menjadi lamb chop, lamb shank, atau kebab. Namun, daging domba juga sanggup menggantikan daging kambing dalam hidangan tradisional mirip sup, gulai, tongseng, dan sate.
Apakah ini artinya daging kambing tidak sehat?
Anggapan daging kambing yang mengandung kolesterol tinggi sudah terlanjur ada di benak masyarakat. Padahal, berdasarkan acuan kandungan nutrisi Departemen Pertanian Amerika Serikat atau USDA, daging kambing mempunyai kandungan kalori, lemak total, lemak jenuh, protein, dan kolesterol lebih rendah dibandingkan ayam, sapi, babi, dan domba.
Per 85 gram daging yang dimasak, hanya mempunyai kalori sebesar 122, sedangkan ayam 162 kalori, sapi 179 kalori, babi 180 kalori, dan domba 175 kalori. Dari segi lemak pun daging jenis ini mempunyai kandungan paling sedikit. Per 85 gram sajian, daging kambing mempunyai lemak 2,6 gram, ayam sebesar 6,3 gram, sapi sebesar 7,9 gram, babi sebesar 8,2 gram, dan domba 8,1 gram.
Kandungan kolesterol daging kambing juga paling rendah, yaitu 63,8 miligram per 85 gram penyajian. Ini lebih rendah dari ayam yang mempunyai kandungan kolesterol sebanyak 76 miligram, sapi dan babi sebesar 73,1 miligram, serta domba sebanyak 78,2 miligram.
Meski secara hitungan kalori dan kandungan lemak daging kambing tergolong rendah, namun bukan berarti Anda tidak mempunyai hukum dalam mengonsumsinya. Makan daging kambing terlalu banyak tentu sanggup berakibat jelek bagi kesehatan.
Tips Membakar Atau Memanggang Daging Yang Baik Agar Terhindar Dari Ancaman Kanker
Membakar daging menjadikan senyawa karsinogenik terbentuk. Ternyata aben daging sanggup menjadikan terbentuknya senyawa karsinogenik yang sanggup menjadikan kanker. Pembakaran yang terjadi pada suhu tinggi sanggup menjadikan reaksi yang kemudian membentuk senyawa karsinogenik yang disebut heterocyclic amine (HCA) dan policyclic aromatic hydrocarbon (PAH).
HCA terbentuk ketika asam amino (yang terdapat dalam protein), gula, dan kreatin (senyawa yang ada pada otot) bereaksi pada suhu tinggi. Daging sendiri mengandung asam amino yang tinggi sehingga semakin banyak senyawa HCA yang sanggup terbentuk bila aben daging dalam suhu tinggi.
Sedangkan, PAH terbentuk ketika lemak dan cairan dalam daging keluar dan menetes ke api pembakaran, menjadikan timbulnya kobaran api dan asap. Asap yang mengandung PAH ini kemudian melekat pada daging. Senyawa PAH sendiri tidak hanya terbentuk ketika pembakaran daging, tapi juga sanggup terdapat dalam makanan hangus lainnya, asap rokok, dan asap kendaraan.
Namun begitu, senyawa HCA dan PAH ini tidak eksklusif sanggup menjadikan kanker. Kedua senyawa ini sanggup menjadikan kanker bila sudah menjadikan kerusakan pada DNA. Untuk sanggup merusak DNA, HCA dan PAH harus dimetabolisme atau diaktivasi terlebih dahulu oleh enzim tertentu dalam tubuh. Sehingga, efek konsumsi daging bakar terhadap risiko kanker mungkin akan berbeda pada setiap individu.
Bagaimana cara untuk mengurangi senyawa HCA dan PAH pada daging bakar?
Perlu Anda ketahui, pembentukan senyawa HCA dan PAH tergantung pada jenis daging, metode memasak, dan tingkat kematangan daging (seberapa usang daging dibakar). Sehingga, Anda sanggup mengontrol ketiga faktor tersebut untuk mengurangi terbentuknya senyawa HCA dan PAH.
Jenis daging yang mengandung protein dan lemak tinggi sanggup membentuk senyawa HCA dan PAH yang lebih banyak ketika pembakaran. Oleh alasannya yaitu itu, mengonsumsi ikan bakar mungkin lebih baik dibandingkan daging bakar.
Namun, ada beberapa hal yang sanggup Anda lakukan untuk mengurangi terbentuknya senyawa HCA dan PAH pada daging bakar, yaitu:
- Marinasi daging sebelum dibakar. The American Institute for Cancer Research menyampaikan bahwa marinasi daging setidaknya 30 menit sebelum dibakar sanggup mengurangi pembentukan HCA. Anda sanggup memarinasi daging dengan bahan-bahan, mirip lemon, bawang putih, kunyit, daun mint, atau bawang bombay.
- Hindari aben daging dalam waktu lama. Semakin usang daging terpapar dengan suhu tinggi (terutama di atas 300C), semakin banyak senyawa HCA dan PAH yang terbentuk. Untuk memangkas waktu pembakaran, Anda sanggup memasak daging terlebih dahulu menjadi setengah matang, dan kemudian membakarnya. Atau, Anda juga sanggup memotong daging menjadi lebih kecil sehingga lebih cepat matang.
- Membalikkan daging terus-menerus selama pembakaran. Hal ini sanggup mengurangi pembentukan HCA pada daging sebesar 75-95% berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam Nutrition Action Healthletter, dibandingkan hanya membiarkan daging matang pada satu sisi dan kemudian membaliknya satu atau dua kali.
- Hindari memakan pecahan daging yang hangus, pecahan ini mengandung HCA dan PAH yang tinggi.
- Jangan lupa membersihkan oven dari residu karsinogenik yang melekat sesudah Anda simpulan memanggang. Lakukan juga hal ini sebelum Anda mulai aben daging.
0 Response to "Kambing Dan Domba Yaitu Spesies Yang Berbeda, Ini Ciri-Cirinya!"