Macam-macam Penyebab Kegagalan Dalam Penetasan Telur dan Ciri-ciri Telur Fertil
Embrio Mati Pada Awal Penetasan.
Untuk mengetahui apakah embrio mati pada 7-14 hari awal penetasan atau tidak, sanggup di ketahui dengan cara memegang telur tersebut, apabila di goyang dan terasa koclak, itu berarti telur tersebut fertil dan embrio mengalami kematian pada awal penetasan.
Biasanya ini terjadi lantaran di sebabkan oleh indukan yang kurang sehat, kurangnya nutrisi dalam makanan, indukan yang gres pertama bertelur, dan mati listrik selama lebih dari 6 jam.
Telur Kosong Pada Hari Ke 7.
Apabila peneropongan pada hari ke tujuh, telur masih bening dan tidak menyampaikan menyerupai ada jaring laba-laba, maka telur tersebut yaitu telur yang tidak di buahi atau tidak fertil.
Berbeda dengan yang wiraternak sebutkan pada point pertama, telur kosong atau tidak fertil, tidak akan koclak ketika di goyang-goyang meskipun telur yang lain sudah menetas.
Usia ayam, peneluran periode pertama, kurangnya nutrisi, atau tidak di buahi pejantan yaitu beberapa penyebab telur tidak di buahi.
Embrio Tidak Dapat Memecah Cangkang Telur
Embrio tidak sanggup memecah cangkang telur, biasanya di
karenakan kurangnya kelembaban di dalam mesin tetas,yang menyebabkan cangkang telur menjadi lebih kering dan keras, sehingga tidak sanggup dipecahkan oleh embrio tersebut.
Indikasi kurangnya kelembaban pada mesin tetas sanggup di lihat dari bentuk cangkang telur dan dari bentuk embrio itu sendiri.
Cangkang telur terlihat lebih kering dan keras, kadar air dalam cangkang telur juga sangat sedikit, badan embrio cenderung melekat pada cangkang telur.
Rendahnya kelembaban dalam mesin tetas, menyebabkan cangkang telur menjadi lebih kering dan juga menyebabkan menempelnya badan embrio pada cangkang telur sehingga embrio tidak sanggup memutar tubuhnya untuk memecah cangkang telur.
Pada kasus ini, ada embrio yang masih bertahan hidup, ada juga yang mengalami kematian di dalam telur.
Kelembaban terlalu tinggi
Berbeda dengan point nomer 3 yaitu Embrio Tidak Dapat Memecah Cangkang Telur lantaran rendahnya kelembaban.
Tingginya kelembaban udara dalam mesin tetas, juga sanggup menyebabkan kegagalan pada proses penetasan. Tingginya kelembaban udara ini sanggup kita lihat pada kondisi telur, dimana embrio mengalami kematian dengan kondisi telur di penuhi oleh air.
Dengan banyaknya kandungan air yang berada dalam telur, tentu akan menyebabkan embrio tersebut karam kemudian mengalami kematian.
Telur Tertutup Lendir Cairan Dari Anak Ayam Lain
Pada beberapa kali penetasan yang wiraternak amati, model mesin tetas dengan rak penetasan dua tingkat lebih menghasilkan prosentase daya tetas yang tinggi.
Dengan memakai model mesin tetas manual satur rak, ketika telur lain sudah menetas terlebih dahulu, DOC tidak menginjak-injak telur yang belum menetas.
Telur yang belum menetas ini biasanya akan terkena cairan dari DOC yang gres menetas.
Cairan atau lendir ini kemudian mengering dan menciptakan cangkang telur menjadi lebih susah di pecahkan oleh embrio yang akan menetas.
Berbeda dengan memakai mesin tetas manual dua rak, rak pertama untuk menempatkan telur tetas, rak kedua untuk menampung DOC yang gres menetas. Kaprikornus ketika DOC menetas, DOC akan terperosok masuk ke dalam rak penampungan DOC, hal ini mengantisipasi di injak-injaknya telur yang belum menetas oleh DOC yang gres menetas.
Selain tertutupnya cangkang telur oleh lendir dari DOC yang gres menetas, kurangnya menjaga kebersihan tangan ketika membalik telur juga menjadi salah satu penyebab kegagalan dalam penetasan telur.
Usahakan tangan dalam keadaan higienis ketika akan membalik telur. Ketika kotoran dari tangan melekat pada cangkang telur, hal ini akan menutupi pori-pori yang ada pada cangkang telur.
Tertutupnya pori-pori ini akan menyebabkan kurangnya asupan oksigen yang di butuhkan oleh embrio yang ada di dalam telur.
Kegagalan penetasan pada point ini sanggup kita lihat pada cangkang telur yang mempunyai noda kekuningan. Atau noda minyak pada cangkang telur yang tidak sanggup di pecahkan oleh embrio.
Ciri-ciri Telur Fertil atau Dibuahi
Untuk menetaskan telur ayam atau bebek, tentunya telur yang akan ditetaskan yaitu telur fertil atau dibuahi.
Telur tidak fertil atau telur tanpa pembuahan lantaran tidak terjadinya perkawinan antara ayam betina dengan ayam pejantan mustahil sanggup menetas.
Kalau kita mempunyai peternakan sendiri, untuk mendapat telur tetas fertil tentunya bukan hal yang sulit, lantaran kita mempunyai indukan yang kita ketahui jenis makanannya, perbandingan pejantan dan betinanya, apalagi bila kita memakai perkawinan dengan sistem inseminasi buatan, kita akan lebih gampang mengetahui apakah telur itu dibuahi atau tidak.
Walaupun tanggapan yang lebih niscaya sanggup kita temukan ketika kita melaksanakan peneropongan sehabis beberapa hari telur berada di dalam mesin tetas.
Kebanyakan pedagang telur tetas, atau pedagang angsa menyampaikan sanggup mengetahui ciri-ciri telur fertil atau dibuahi menurut dari ciri-ciri fisik telur yang akan di tetaskan.
Bahkan ada yang menyampaikan sanggup membedakan telur tetas yang berisi embrio jantan dan embrio betina.
Secara logika hal ini sangat sulit untuk diterima, mengingat isi di dalam telur yaitu sekumpulan sel yang sangat kecil dan tidak sanggup dilihat kasat mata.
Bagaimana mungkin seseorang sanggup mengetahui telur yang akan ditetaskan yaitu telur yang fertil.
Apabila ada seseorang yang sanggup mengetahui secara niscaya ciri-ciri telur yang fertil atau dibuahi, sudah sanggup dipastikan orang tersebut akan mendapat pendapatan yang sangat banyak dari penjualan telur tetas.
Ciri-ciri telur tetas yang fertil atau dibuahi oleh pejantan hanya sanggup dilihat dengan cara peneropongan sehabis telur berada dalam mesin tetas beberapa hari.
Untuk mengetahui telur yang fertil atau tidak sebelum masuk ke dalam mesin tetas yaitu hal yang susah diterima logika.
Kita tidak sanggup mengetahui ciri-ciri telur yang fertil, yang sanggup kita lakukan yaitu berusaha mendapat telur tetas dengan tingkat fertilitas yang tinggi.
Supaya telur yang akan kita tetaskan mempunyai tingkat fertilitas yang tinggi, kita harus mengetahui beberapa hal menyerupai di bawah ini:
Telur Dari Hasil Perkawinan
Apabila kita membeli telur tetas dari peternak, pastikan telur tetas yang kita beli merupakan telur tetas dari peternakan yang mempunyai pejantan dengan perbandingan yang ideal antara pejantan dan betina yaitu 1:8.
Dengan demikian maka telur yang kita tetaskan kemungkinan besar yaitu telur fertil.
Perhatikan Fisik telur.
Bentuk fisik telur sangat besar lengan berkuasa pada fertilitas dan daya tetas telur itu sendiri.
Usahakan membeli telur tetas dengan kerabang yang tidak terlalu tebal, menentukan telur yang bersih, telur yang tidak retak,bentuk telur yang ideal.
Kerabang telur yang terlalu tebal akan menyulitkan pada proses pecahnya kerabang telur waktu penetasan, biasanya embrio mengalami kematian di dalam kerabang telur lantaran kesulitan memecah kerabang telur.
Telur yang kurang higienis akan gampang dimasuki kuman-kuman bibit penyakit, mengingat kerabang telur mempunyai pori-pori untuk pernafasan embrio yang ada di dalam telur. Telur yang retak sebaiknya jangan ditetaskan lantaran tidak akan sanggup menetas.
Bentuk telur yang ideal juga besar lengan berkuasa pada penetasan.
Tetaskan telur-telur dengan bentuk yang ideal, tidak terlalu bundar juga tidak terlalu lonjong, tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil.
Lama Penyimpanan Telur.
Lama penyimpanan telur sangat mensugesti daya tetas telur.
Telur yang disimpan terlalu usang akan membunuh embrio yang ada di dalamnya, dengan demikian maka telur tidak akan menetas.
Lama penyimpanan telur tetas sebaiknya kurang dari 7 hari. Tanyakan kepada penjual telur, berapa usang telur tersebut disimpan. Semakin usang telur disimpan, maka fertilitas dan daya tetasnya akan menurun bahkan mendekati angka nol.
Ciri-ciri telur yang fertil atau dibuahi hanya sanggup diketahui dengan cara meneropongnya pada hari ke 4 sehabis telur berada pada mesin tetas. Akan terasa lebih gampang lagi apabila kita meneropongnya pada ketika telur berada dalam mesin tetas pada hari ke 7.
Kita tidak sanggup mengetahuinya sebelum telur ditetaskan, meskipun telur itu berasal dari induk yang dikawini oleh pejantan, lantaran mata kita mempunyai keterbatasan dalam melihat sesuatu yang lebih kecil menyerupai contohnya sel telur. Kita hanya sanggup mengusahakan supaya tingkat fertilitas telur lebih tinggi dengan daya tetas telur yang juga lebih tinggi.
Cara Mengatasi Daya Tetas Telur Yang Rendah
Daya tetas telur rendah merupakan menurunnya produktifitas ayam yang dipengaruhi oleh banyak sekali faktor dalam menetaskan telurnya untuk mendapat bibit baru, sehingga bibit sanggup berhenti dan tidak berkembang, secara tidak pribadi sanggup mengurangi kebutuhan daging maupun telur. Adapun faktor-faktoryang menyebabkan daya tetas telur rendah adalah:
a.Pakan
Pakan merupakan faktor penting yang harus dipenuhi biar produktivitas normal dan untuk bertelur memerlukan nutrisi yang cukup dan seimbang sehingga sanggup tercapai poduksi telur yang baik dan proses penetasanpun akan semakin gampang dan subur (Rizal,2003).
Kebutuhan nutrisi untuk ayam petelur yaitu Protein Kasar 18 g/hari, Energi Metabolis 2900kkal/kg, serat berangasan kurang dari 7 g/hari, lemak berangasan kurang dari 7 g/hari
b.Temperatur/suhu udaraSuhu merupakan keadaan besar kecilnya cuaca suatu daerah/area yang sanggup mensugesti penetasan. (Christensen,2001). Suhu udara dalam mesin tetas pada ayam 38-39 0C dan pada itik 39-40 0C, puyuh 37-38 0C.
c. Kelembapan
Kelembapan merupakan suatu lebihnya zat cair yang terkandung dalam incubator. Ketika kelembapan kurang, maka terjadi penguapan air dari telur dan berakibat telur tidak sanggup menetas. Kelembaban relatif (relatif humidity) pada mesin tetas berkisar 65-85 %.
d. Kondisi telur
Telur kotor, retak dan usang penyimpanan merupakan faktor daya tetas telur.
e.Genetika
Faktor keturununan merupakan salah satu faktor yang penting dan mendasar, alasannya yaitu tidak ada keterkaitan dengan lingkungan sekitar melainkan dengan DNA (deoxyribonucleic acid) sang tetuanya, Apabila gen anggun maka keturunannya akan anggun dan apabila gennya buruk maka keturunannya akan buruk (jasmine, 1996.
f. Kematian embrio dini
Kematian embrio dini atau keematian embrio premature terjadi ketika embrio masih kecil belum siap untuk menetas tapi sudah mengalami kematian, ini disebabkan oleh banyak sekali faktor dan salah satunya yaitu erosi kromosom pada telur (salay&hidaz,1989)
Penanggulangan:
1. Memberikan pakan yang seimbamg sesuai dengan kebutuhan gizi ternak.
2. Pengaturan suhu dan kelembapan yang tepat
3. Mengatur tempat bertelur ayam/itik, biar telur tetap bersih, contohnya ditambah sekam. Ketika siap untuk masuk mesin tetas, bersihkan dangan alkohol 70% dipermukaan telur.
4. Gunakan bibit yang berkualitas
Embrio Mati Pada Awal Penetasan.
Untuk mengetahui apakah embrio mati pada 7-14 hari awal penetasan atau tidak, sanggup di ketahui dengan cara memegang telur tersebut, apabila di goyang dan terasa koclak, itu berarti telur tersebut fertil dan embrio mengalami kematian pada awal penetasan.
Biasanya ini terjadi lantaran di sebabkan oleh indukan yang kurang sehat, kurangnya nutrisi dalam makanan, indukan yang gres pertama bertelur, dan mati listrik selama lebih dari 6 jam.
Telur Kosong Pada Hari Ke 7.
Apabila peneropongan pada hari ke tujuh, telur masih bening dan tidak menyampaikan menyerupai ada jaring laba-laba, maka telur tersebut yaitu telur yang tidak di buahi atau tidak fertil.
Berbeda dengan yang wiraternak sebutkan pada point pertama, telur kosong atau tidak fertil, tidak akan koclak ketika di goyang-goyang meskipun telur yang lain sudah menetas.
Usia ayam, peneluran periode pertama, kurangnya nutrisi, atau tidak di buahi pejantan yaitu beberapa penyebab telur tidak di buahi.
Embrio Tidak Dapat Memecah Cangkang Telur
Embrio tidak sanggup memecah cangkang telur, biasanya di
karenakan kurangnya kelembaban di dalam mesin tetas,yang menyebabkan cangkang telur menjadi lebih kering dan keras, sehingga tidak sanggup dipecahkan oleh embrio tersebut.
Indikasi kurangnya kelembaban pada mesin tetas sanggup di lihat dari bentuk cangkang telur dan dari bentuk embrio itu sendiri.
Cangkang telur terlihat lebih kering dan keras, kadar air dalam cangkang telur juga sangat sedikit, badan embrio cenderung melekat pada cangkang telur.
Rendahnya kelembaban dalam mesin tetas, menyebabkan cangkang telur menjadi lebih kering dan juga menyebabkan menempelnya badan embrio pada cangkang telur sehingga embrio tidak sanggup memutar tubuhnya untuk memecah cangkang telur.
Pada kasus ini, ada embrio yang masih bertahan hidup, ada juga yang mengalami kematian di dalam telur.
Kelembaban terlalu tinggi
Berbeda dengan point nomer 3 yaitu Embrio Tidak Dapat Memecah Cangkang Telur lantaran rendahnya kelembaban.
Tingginya kelembaban udara dalam mesin tetas, juga sanggup menyebabkan kegagalan pada proses penetasan. Tingginya kelembaban udara ini sanggup kita lihat pada kondisi telur, dimana embrio mengalami kematian dengan kondisi telur di penuhi oleh air.
Dengan banyaknya kandungan air yang berada dalam telur, tentu akan menyebabkan embrio tersebut karam kemudian mengalami kematian.
Telur Tertutup Lendir Cairan Dari Anak Ayam Lain
Pada beberapa kali penetasan yang wiraternak amati, model mesin tetas dengan rak penetasan dua tingkat lebih menghasilkan prosentase daya tetas yang tinggi.
Dengan memakai model mesin tetas manual satur rak, ketika telur lain sudah menetas terlebih dahulu, DOC tidak menginjak-injak telur yang belum menetas.
Telur yang belum menetas ini biasanya akan terkena cairan dari DOC yang gres menetas.
Cairan atau lendir ini kemudian mengering dan menciptakan cangkang telur menjadi lebih susah di pecahkan oleh embrio yang akan menetas.
Berbeda dengan memakai mesin tetas manual dua rak, rak pertama untuk menempatkan telur tetas, rak kedua untuk menampung DOC yang gres menetas. Kaprikornus ketika DOC menetas, DOC akan terperosok masuk ke dalam rak penampungan DOC, hal ini mengantisipasi di injak-injaknya telur yang belum menetas oleh DOC yang gres menetas.
Selain tertutupnya cangkang telur oleh lendir dari DOC yang gres menetas, kurangnya menjaga kebersihan tangan ketika membalik telur juga menjadi salah satu penyebab kegagalan dalam penetasan telur.
Usahakan tangan dalam keadaan higienis ketika akan membalik telur. Ketika kotoran dari tangan melekat pada cangkang telur, hal ini akan menutupi pori-pori yang ada pada cangkang telur.
Tertutupnya pori-pori ini akan menyebabkan kurangnya asupan oksigen yang di butuhkan oleh embrio yang ada di dalam telur.
Kegagalan penetasan pada point ini sanggup kita lihat pada cangkang telur yang mempunyai noda kekuningan. Atau noda minyak pada cangkang telur yang tidak sanggup di pecahkan oleh embrio.
Ciri-ciri Telur Fertil atau Dibuahi
Untuk menetaskan telur ayam atau bebek, tentunya telur yang akan ditetaskan yaitu telur fertil atau dibuahi.
Telur tidak fertil atau telur tanpa pembuahan lantaran tidak terjadinya perkawinan antara ayam betina dengan ayam pejantan mustahil sanggup menetas.
Kalau kita mempunyai peternakan sendiri, untuk mendapat telur tetas fertil tentunya bukan hal yang sulit, lantaran kita mempunyai indukan yang kita ketahui jenis makanannya, perbandingan pejantan dan betinanya, apalagi bila kita memakai perkawinan dengan sistem inseminasi buatan, kita akan lebih gampang mengetahui apakah telur itu dibuahi atau tidak.
Walaupun tanggapan yang lebih niscaya sanggup kita temukan ketika kita melaksanakan peneropongan sehabis beberapa hari telur berada di dalam mesin tetas.
Kebanyakan pedagang telur tetas, atau pedagang angsa menyampaikan sanggup mengetahui ciri-ciri telur fertil atau dibuahi menurut dari ciri-ciri fisik telur yang akan di tetaskan.
Bahkan ada yang menyampaikan sanggup membedakan telur tetas yang berisi embrio jantan dan embrio betina.
Secara logika hal ini sangat sulit untuk diterima, mengingat isi di dalam telur yaitu sekumpulan sel yang sangat kecil dan tidak sanggup dilihat kasat mata.
Bagaimana mungkin seseorang sanggup mengetahui telur yang akan ditetaskan yaitu telur yang fertil.
Apabila ada seseorang yang sanggup mengetahui secara niscaya ciri-ciri telur yang fertil atau dibuahi, sudah sanggup dipastikan orang tersebut akan mendapat pendapatan yang sangat banyak dari penjualan telur tetas.
Ciri-ciri telur tetas yang fertil atau dibuahi oleh pejantan hanya sanggup dilihat dengan cara peneropongan sehabis telur berada dalam mesin tetas beberapa hari.
Untuk mengetahui telur yang fertil atau tidak sebelum masuk ke dalam mesin tetas yaitu hal yang susah diterima logika.
Kita tidak sanggup mengetahui ciri-ciri telur yang fertil, yang sanggup kita lakukan yaitu berusaha mendapat telur tetas dengan tingkat fertilitas yang tinggi.
Supaya telur yang akan kita tetaskan mempunyai tingkat fertilitas yang tinggi, kita harus mengetahui beberapa hal menyerupai di bawah ini:
Telur Dari Hasil Perkawinan
Apabila kita membeli telur tetas dari peternak, pastikan telur tetas yang kita beli merupakan telur tetas dari peternakan yang mempunyai pejantan dengan perbandingan yang ideal antara pejantan dan betina yaitu 1:8.
Dengan demikian maka telur yang kita tetaskan kemungkinan besar yaitu telur fertil.
Perhatikan Fisik telur.
Bentuk fisik telur sangat besar lengan berkuasa pada fertilitas dan daya tetas telur itu sendiri.
Usahakan membeli telur tetas dengan kerabang yang tidak terlalu tebal, menentukan telur yang bersih, telur yang tidak retak,bentuk telur yang ideal.
Kerabang telur yang terlalu tebal akan menyulitkan pada proses pecahnya kerabang telur waktu penetasan, biasanya embrio mengalami kematian di dalam kerabang telur lantaran kesulitan memecah kerabang telur.
Telur yang kurang higienis akan gampang dimasuki kuman-kuman bibit penyakit, mengingat kerabang telur mempunyai pori-pori untuk pernafasan embrio yang ada di dalam telur. Telur yang retak sebaiknya jangan ditetaskan lantaran tidak akan sanggup menetas.
Bentuk telur yang ideal juga besar lengan berkuasa pada penetasan.
Tetaskan telur-telur dengan bentuk yang ideal, tidak terlalu bundar juga tidak terlalu lonjong, tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil.
Lama Penyimpanan Telur.
Lama penyimpanan telur sangat mensugesti daya tetas telur.
Telur yang disimpan terlalu usang akan membunuh embrio yang ada di dalamnya, dengan demikian maka telur tidak akan menetas.
Lama penyimpanan telur tetas sebaiknya kurang dari 7 hari. Tanyakan kepada penjual telur, berapa usang telur tersebut disimpan. Semakin usang telur disimpan, maka fertilitas dan daya tetasnya akan menurun bahkan mendekati angka nol.
Ciri-ciri telur yang fertil atau dibuahi hanya sanggup diketahui dengan cara meneropongnya pada hari ke 4 sehabis telur berada pada mesin tetas. Akan terasa lebih gampang lagi apabila kita meneropongnya pada ketika telur berada dalam mesin tetas pada hari ke 7.
Kita tidak sanggup mengetahuinya sebelum telur ditetaskan, meskipun telur itu berasal dari induk yang dikawini oleh pejantan, lantaran mata kita mempunyai keterbatasan dalam melihat sesuatu yang lebih kecil menyerupai contohnya sel telur. Kita hanya sanggup mengusahakan supaya tingkat fertilitas telur lebih tinggi dengan daya tetas telur yang juga lebih tinggi.
Cara Mengatasi Daya Tetas Telur Yang Rendah
Daya tetas telur rendah merupakan menurunnya produktifitas ayam yang dipengaruhi oleh banyak sekali faktor dalam menetaskan telurnya untuk mendapat bibit baru, sehingga bibit sanggup berhenti dan tidak berkembang, secara tidak pribadi sanggup mengurangi kebutuhan daging maupun telur. Adapun faktor-faktoryang menyebabkan daya tetas telur rendah adalah:
a.Pakan
Pakan merupakan faktor penting yang harus dipenuhi biar produktivitas normal dan untuk bertelur memerlukan nutrisi yang cukup dan seimbang sehingga sanggup tercapai poduksi telur yang baik dan proses penetasanpun akan semakin gampang dan subur (Rizal,2003).
Kebutuhan nutrisi untuk ayam petelur yaitu Protein Kasar 18 g/hari, Energi Metabolis 2900kkal/kg, serat berangasan kurang dari 7 g/hari, lemak berangasan kurang dari 7 g/hari
b.Temperatur/suhu udaraSuhu merupakan keadaan besar kecilnya cuaca suatu daerah/area yang sanggup mensugesti penetasan. (Christensen,2001). Suhu udara dalam mesin tetas pada ayam 38-39 0C dan pada itik 39-40 0C, puyuh 37-38 0C.
c. Kelembapan
Kelembapan merupakan suatu lebihnya zat cair yang terkandung dalam incubator. Ketika kelembapan kurang, maka terjadi penguapan air dari telur dan berakibat telur tidak sanggup menetas. Kelembaban relatif (relatif humidity) pada mesin tetas berkisar 65-85 %.
d. Kondisi telur
Telur kotor, retak dan usang penyimpanan merupakan faktor daya tetas telur.
e.Genetika
Faktor keturununan merupakan salah satu faktor yang penting dan mendasar, alasannya yaitu tidak ada keterkaitan dengan lingkungan sekitar melainkan dengan DNA (deoxyribonucleic acid) sang tetuanya, Apabila gen anggun maka keturunannya akan anggun dan apabila gennya buruk maka keturunannya akan buruk (jasmine, 1996.
f. Kematian embrio dini
Kematian embrio dini atau keematian embrio premature terjadi ketika embrio masih kecil belum siap untuk menetas tapi sudah mengalami kematian, ini disebabkan oleh banyak sekali faktor dan salah satunya yaitu erosi kromosom pada telur (salay&hidaz,1989)
Penanggulangan:
1. Memberikan pakan yang seimbamg sesuai dengan kebutuhan gizi ternak.
2. Pengaturan suhu dan kelembapan yang tepat
3. Mengatur tempat bertelur ayam/itik, biar telur tetap bersih, contohnya ditambah sekam. Ketika siap untuk masuk mesin tetas, bersihkan dangan alkohol 70% dipermukaan telur.
4. Gunakan bibit yang berkualitas
0 Response to "Penyebab Telur Tidak Menetas Dan Ciri-Ciri Telur Fertil"