Apa Saja Fase-fase Pertumbuhan Pada Ternak Sapi, Mulai Dari Pedet Menyusu, Weaning Hingga Dewasa
Pada ternak prolifik/multiparous /peridi pertumbuhan prenatal dipengaruhi jumlah foetus dalam uterus. Jumlah foetus banyak mengakibatkan materi pakan induk tidak mencukupi dan menjadikan anak yang dilahirkan kecil.
Pada ternak yang menghasilkan satu anak (monoparous), bobot tubuh dan umur induk menghipnotis pertumbuhan pre-natal. Induk yang bobot badannya kecil akan melahirkan pedet yang lebih kecil dibandingkan induk yang lebih bau tanah dan lebih besar. Perbedaan ini disebabkan lingkungan dalam uterus, diantaranya besarnya uterus.
Bobot lahir pedet juga bervariasi tergantung bapaknya, artinya faktor kebakaan memegang peranan pada pertumbuhan pre-natal.
Beberapa pedet tumbuh dengan kecepatan tinggi dan yang lainnya tumbuh dengan kecepatan lebih rendah pada waktu yang bervariasi selama masa menyusu. Pertumbuhan selama menyusu sanggup dihitung dengan rumus :
Kecepatan Pertumbuhan = Berat ketika disapih – Berat lahir / Lama menyusu
Peternak sapi pedaging umumnya membutuhkan data bobot ketika disapih, untuk memudahkan penentuan bobot tubuh ketika disapih dikembangkan metode lain untuk menghitung bobot sapih 205 hari yaitu standar rata-rata umur disapih (saat susu induk diganti dengan pakan lain), yang rumusnya yaitu sbb :
Pertumbuhan ternak sapi yang kurang menerima pakan baik selama menyusu yang disebabkan oleh lantaran induk kurang memproduksi susu, cenderung akan dikompensasi pada ketika lepas menyusu sepanjang pakan yang diberikan kualitas dan kuantitasnya baik. Kebalikannya anak yang menyusu pada induk yang produksi susunya melimpah, pada ketika disapih dan setelah menerima masakan lain pada ketika lepas sapih maka pertumbuhannya akan kurang memuaskan, tidak menyerupai pada ketika anak tersebut masih menyusu.Pertumbuhaan ternak sapi dibagi menjadi 3 fase, yaitu
- pre-natal (sebelum lahir),
- pre-weaning (masa menyusui)
- post disapih.
Dalam Periode pertumbuhan terdapat dua bencana yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan yaitu pertambahan ukuran dari urat daging, tulang, organ internal dan kepingan lain pada tubuh (Ensminger, 1957). Sedangkan Wello, (1986) menyatakan, pertumbuhan yaitu kenaikan berat tubuh mencapai ukuran cukup umur sedangkan perkembangan yaitu hal yang menyangkut perubahan konformasi tubuh. Selanjutnya, dinyatakan bahwa pada hewan, dari lahir hingga cukup umur kelamin pertambahan berat karkas sebagian besar disebabkan oleh pertambahan daging, pertambahan tulang dan pertambahan lemak hanya sedikit, tetapi setelah mendekati cukup umur tubuh pertambahan berat tubuh akan menurun, dimana pertumbuhan tulang hampir tidak ada sebaliknya pertumbuhan lemak semakin meningkat.Pertumbuhan Ternak Sapi Fase Pre-natal
Pada ternak prolifik/multiparous /peridi pertumbuhan prenatal dipengaruhi jumlah foetus dalam uterus. Jumlah foetus banyak mengakibatkan materi pakan induk tidak mencukupi dan menjadikan anak yang dilahirkan kecil.
Pada ternak yang menghasilkan satu anak (monoparous), bobot tubuh dan umur induk menghipnotis pertumbuhan pre-natal. Induk yang bobot badannya kecil akan melahirkan pedet yang lebih kecil dibandingkan induk yang lebih bau tanah dan lebih besar. Perbedaan ini disebabkan lingkungan dalam uterus, diantaranya besarnya uterus.
Bobot lahir pedet juga bervariasi tergantung bapaknya, artinya faktor kebakaan memegang peranan pada pertumbuhan pre-natal.
Sebagai teladan kecepatan pertumbuhan anak jantan 3,5-4 lbs/hari, membutuhkan 5-5,5 lbs masakan untuk setiap kenaikan 1 lbs, anak betina yang pertambahan berat tubuh hariannya 2,7-3 lbs membutuhkan masakan 6,5-8 lbs masakan untuk setiap kenaikan 1 lbs.Pertumbuhan Ternak Sapi Fase Pre-Weaning,
Pengurangan susu yang diberikan akan berdampak pada peningkatan konsumsi konsentrat. Seekor pedet menjelang lepas sapih sanggup menghabiskan konsentrat hingga 1,5 kg per ekor per hari. Bila dimbangi dengan pinjaman hijauan berkualitas baik dalam jumlah cukup (termasuk pinjaman leguminosa), maka pengurangan jumlah susu menjelang penyapihan sepertinya tidak menjadi masalah.Pertumbuhan pre-weaning, dipengaruhi kualitas dan kuantitas susu induk. Bila jumlah anak terlalu banyak menyerupai pada babi, produksi susu tidak akan mencukupi kebutuhan tumbuh optimal semua anaknya.
Beberapa pedet tumbuh dengan kecepatan tinggi dan yang lainnya tumbuh dengan kecepatan lebih rendah pada waktu yang bervariasi selama masa menyusu. Pertumbuhan selama menyusu sanggup dihitung dengan rumus :
Kecepatan Pertumbuhan = Berat ketika disapih – Berat lahir / Lama menyusu
Peternak sapi pedaging umumnya membutuhkan data bobot ketika disapih, untuk memudahkan penentuan bobot tubuh ketika disapih dikembangkan metode lain untuk menghitung bobot sapih 205 hari yaitu standar rata-rata umur disapih (saat susu induk diganti dengan pakan lain), yang rumusnya yaitu sbb :
BS – BL
BSS = X 205 + Berat lahir.
Lama menyusu
Keterangan :
BS = Berat sapih.
BL = Berat lahir
BSs = Berat sapih standar (205 hari)
Bila bobot lahir tidak tercatat, rata-rata bobot lahir ditentukan 70 lbs sebagai materi perhitungan (hanya berlaku untuk sapi daging).
Betina muda, betina awal cukup umur dan betina kecil pada bangsa yang sama akan memproduksi susu lebih sedikit dibandingkan betina besar dan betina sudah dewasa.
Produksi susu induk sangat kuat terhadap pertumbuhan pedet ketika menyusu. Bila pakan induk kualitasnya baik, namun kuantitasnya kurang mencukupi maka induk akan memproduksi susu lebih sedikit dan akan menurunkan pertumbuhan pedet.
Bila pakan induk cukup dan baik, pertumbuhan pedet jantan lebih cepat dibanding pedet jantan kebiri, pedet kebiri pertumbuhannya lebih cepat dari pedet betina selama periode menyusu.
Bila pakan induk kurang baik, pertumbuhan pedet jantan pada ketika menyusu perbedaannya sangat kecil dibandingkan pedet betina.
Pengaruh umur induk dan jenis kelamin pedet terhadap pertumbuhan sangat aktual terlihat pada sapi dan domba. Pedet yang berasal dari induk yang berumur 2 tahun, sekitar 75 lbs lebih rendah berat sapihnya (pd umur 7 bulan) dibandingkan pedet yang berasal dari induk yang lebih dewasa. Demikian juga pedet jantan dari induk yang menerima pakan baik akan lebih berat 40 lbs dibandingkan pedet betina pada umur sapih.
Post-weaning growth yaitu pertumbuhan yang terjadi antara waktu disapih hingga ketika disembelih, pada berat 1000-1100 lbs.
Rumus menghitung kecepatan pasca-sapih, sbb :
Pertumbuhan Pasca-Sapih = Berat Akhir – Berat Sapih / Waktu
Beberapa perbedaan kecepatan pertumbuhan diantara ternak dipengaruhi faktor genetik, sepanjang pedet tidak banyak variasi dalam pakannya selama menyusu.
Ternak yang kurang menerima pakan baik selama menyusu yang disebabkan oleh lantaran induk kurang memproduksi susu, cenderung akan dikompensasi pada ketika lepas menyusu sepanjang pakan yang diberikan kualitas dan kuantitasnya baik. Kebalikannya anak yang menyusu pada induk yang produksi susunya melimpah, pada ketika disapih dan setelah menerima masakan lain pada ketika lepas sapih maka pertumbuhannya akan kurang memuaskan, tidak menyerupai pada ketika anak tersebut masih menyusu.
Meskipun anak yang pakannya kurang baik pada ketika menyusu akan mengalami pertumbuhan kompensasi, namun tidak akan mencapai berat yang normal menyerupai anak yang mendapatkan pakan yang baik pada ketika menyusu.
Ternak yang pertumbuhannya cepat, pada ketika dilakukan penggemukan akan membutuhkan masakan yang lebih sedikit untuk setiap pertambahan berat tubuh dibandingkan dengan anak yang pertumbuhannya lambat. Mereka juga lebih banyak “lean” daripada lemak di dalam tubuhnya.
Bila ternak jantan dan betina normal mencapai pubertas dan mulai berkembang sexualitasnya, pertumbuhan mereka akan menurun meskipun proses pertumbuhan masih tetap berlangsung hingga beberapa waktu sehabis mencapai pubertas.
Sebagai teladan : Hereford mencapai pubertas pada umur +- 15 bulan, pada umur ini beratnya 1200 lbs atau lebih. Mereka akan tumbuh terus hingga umur 25 bulan dengan berat sanggup mencapai 1800 hingga 2700 lbs.
Pertumbuhan menurun kontinyu dari pubertas hingga cukup umur dicapai. Anak jantan akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan anak betina setelah lepas sapih meskipun mereka mengkonsumsi masakan yang jumlahnya tidak jauh berbeda untuk setiap unit kenaikan berat badan, kusekuensinya anak jantan dalam pertumbuhannya membutuhkan masakan yang lebih sedikit dibandingkan dengan anak betina untuk kenaikan setiap unit berat badan.
Sebagai teladan kecepatan pertumbuhan anak jantan 3,5-4 lbs/hari, membutuhkan 5-5,5 lbs masakan untuk setiap kenaikan 1 lbs, anak betina yang pertambahan berat tubuh hariannya 2,7-3 lbs membutuhkan masakan 6,5-8 lbs masakan untuk setiap kenaikan 1 lbs.
Maturitas/Dewasa tubuh. Setelah ternak mencapai cukup umur tubuh, perubahan berat tubuh diakibatkan oleh penambahan atau pengurangan kandungan lemak tubuh. Penambahan berat tubuh pada ketika penggemukan bukan merupakan adanya pertumbuhan lantaran tidak ada pembentukan protein tubuh yang terjadi. Pada kenyataannya ternak cenderung kehilangan protein tubuh dengan bertambahnya umur. Kehilangan protein tubuh pada ternak merupakan fenomena pada “aging proses”. Untuk Sapi Betina Inseminasi pertama sebaiknya dilakukan setelah bobotnya berkisar 280 kg yang dicapai pada umur 15 bulan. Bibit sapi yang diinseminasi pada umur 17-18 bulan dengan kisaran berat tubuh 280-300 kg, maka pada ketika beranak pertama kali (umur 26 bulan) akan mencapai 430 kg. pencapaian berat ini dikarenakan pertumbuhan ketika bibit sapi perah bunting lebih dari 700 gram per ekor per hari.
BSS = X 205 + Berat lahir.
Lama menyusu
Keterangan :
BS = Berat sapih.
BL = Berat lahir
BSs = Berat sapih standar (205 hari)
Bila bobot lahir tidak tercatat, rata-rata bobot lahir ditentukan 70 lbs sebagai materi perhitungan (hanya berlaku untuk sapi daging).
Betina muda, betina awal cukup umur dan betina kecil pada bangsa yang sama akan memproduksi susu lebih sedikit dibandingkan betina besar dan betina sudah dewasa.
Produksi susu induk sangat kuat terhadap pertumbuhan pedet ketika menyusu. Bila pakan induk kualitasnya baik, namun kuantitasnya kurang mencukupi maka induk akan memproduksi susu lebih sedikit dan akan menurunkan pertumbuhan pedet.
Bila pakan induk cukup dan baik, pertumbuhan pedet jantan lebih cepat dibanding pedet jantan kebiri, pedet kebiri pertumbuhannya lebih cepat dari pedet betina selama periode menyusu.
Bila pakan induk kurang baik, pertumbuhan pedet jantan pada ketika menyusu perbedaannya sangat kecil dibandingkan pedet betina.
Pengaruh umur induk dan jenis kelamin pedet terhadap pertumbuhan sangat aktual terlihat pada sapi dan domba. Pedet yang berasal dari induk yang berumur 2 tahun, sekitar 75 lbs lebih rendah berat sapihnya (pd umur 7 bulan) dibandingkan pedet yang berasal dari induk yang lebih dewasa. Demikian juga pedet jantan dari induk yang menerima pakan baik akan lebih berat 40 lbs dibandingkan pedet betina pada umur sapih.
Maturitas/Dewasa tubuh. Setelah ternak mencapai cukup umur tubuh, perubahan berat tubuh diakibatkan oleh penambahan atau pengurangan kandungan lemak tubuh. Penambahan berat tubuh pada ketika penggemukan bukan merupakan adanya pertumbuhan lantaran tidak ada pembentukan protein tubuh yang terjadi. Pada kenyataannya ternak cenderung kehilangan protein tubuh dengan bertambahnya umur. Kehilangan protein tubuh pada ternak merupakan fenomena pada “aging proses”.Pertumbuhan Ternak Sapi Fase Post Weaning Growth
Post-weaning growth yaitu pertumbuhan yang terjadi antara waktu disapih hingga ketika disembelih, pada berat 1000-1100 lbs.
Rumus menghitung kecepatan pasca-sapih, sbb :
Pertumbuhan Pasca-Sapih = Berat Akhir – Berat Sapih / Waktu
Beberapa perbedaan kecepatan pertumbuhan diantara ternak dipengaruhi faktor genetik, sepanjang pedet tidak banyak variasi dalam pakannya selama menyusu.
Kecukupan pinjaman pakan akan menunjukkan pertumbuhan bibit sapi yang baik, pada kisaran pertambahan berat tubuh 500-600 gram per ekor per hari. Pertumbuhan dibawah 500 gram per ekor per hari mengatakan performa terjadinya kekurangan asupan pakan. Demikian juga pertumbuhan yang melebihi 500 gram per ekor per hari bahkan mencapai kisaran 700 gram per ekor per hari menjadi petunjuk adanya kelebihan pinjaman pakan. Pertambahan berat tubuh lebih dari 700 gram per ekor per hari maka perkembangan jaringan kelenjar ambing (jaringan penghasil susu) pada pedet betina akan terhambat dan sebagai hasilnya setelah sapi beranak produksi susunya tidak optimal.Beberapa faktor mungkin juga kuat terhadap kecepatan pertumbuhan selama menyusu ini.
Ternak yang kurang menerima pakan baik selama menyusu yang disebabkan oleh lantaran induk kurang memproduksi susu, cenderung akan dikompensasi pada ketika lepas menyusu sepanjang pakan yang diberikan kualitas dan kuantitasnya baik. Kebalikannya anak yang menyusu pada induk yang produksi susunya melimpah, pada ketika disapih dan setelah menerima masakan lain pada ketika lepas sapih maka pertumbuhannya akan kurang memuaskan, tidak menyerupai pada ketika anak tersebut masih menyusu.
Meskipun anak yang pakannya kurang baik pada ketika menyusu akan mengalami pertumbuhan kompensasi, namun tidak akan mencapai berat yang normal menyerupai anak yang mendapatkan pakan yang baik pada ketika menyusu.
Ternak yang pertumbuhannya cepat, pada ketika dilakukan penggemukan akan membutuhkan masakan yang lebih sedikit untuk setiap pertambahan berat tubuh dibandingkan dengan anak yang pertumbuhannya lambat. Mereka juga lebih banyak “lean” daripada lemak di dalam tubuhnya.
Bila ternak jantan dan betina normal mencapai pubertas dan mulai berkembang sexualitasnya, pertumbuhan mereka akan menurun meskipun proses pertumbuhan masih tetap berlangsung hingga beberapa waktu sehabis mencapai pubertas.
Sebagai teladan : Hereford mencapai pubertas pada umur +- 15 bulan, pada umur ini beratnya 1200 lbs atau lebih. Mereka akan tumbuh terus hingga umur 25 bulan dengan berat sanggup mencapai 1800 hingga 2700 lbs.
Pertumbuhan menurun kontinyu dari pubertas hingga cukup umur dicapai. Anak jantan akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan anak betina setelah lepas sapih meskipun mereka mengkonsumsi masakan yang jumlahnya tidak jauh berbeda untuk setiap unit kenaikan berat badan, kusekuensinya anak jantan dalam pertumbuhannya membutuhkan masakan yang lebih sedikit dibandingkan dengan anak betina untuk kenaikan setiap unit berat badan.
Sebagai teladan kecepatan pertumbuhan anak jantan 3,5-4 lbs/hari, membutuhkan 5-5,5 lbs masakan untuk setiap kenaikan 1 lbs, anak betina yang pertambahan berat tubuh hariannya 2,7-3 lbs membutuhkan masakan 6,5-8 lbs masakan untuk setiap kenaikan 1 lbs.
Maturitas/Dewasa tubuh. Setelah ternak mencapai cukup umur tubuh, perubahan berat tubuh diakibatkan oleh penambahan atau pengurangan kandungan lemak tubuh. Penambahan berat tubuh pada ketika penggemukan bukan merupakan adanya pertumbuhan lantaran tidak ada pembentukan protein tubuh yang terjadi. Pada kenyataannya ternak cenderung kehilangan protein tubuh dengan bertambahnya umur. Kehilangan protein tubuh pada ternak merupakan fenomena pada “aging proses”. Untuk Sapi Betina Inseminasi pertama sebaiknya dilakukan setelah bobotnya berkisar 280 kg yang dicapai pada umur 15 bulan. Bibit sapi yang diinseminasi pada umur 17-18 bulan dengan kisaran berat tubuh 280-300 kg, maka pada ketika beranak pertama kali (umur 26 bulan) akan mencapai 430 kg. pencapaian berat ini dikarenakan pertumbuhan ketika bibit sapi perah bunting lebih dari 700 gram per ekor per hari.
Pertumbuhan pada binatang atau ternak merupakan suatu fenomena universal yang bermula dari satu sel telur yang telah dibuahi dan berlanjut hingga binatang tersebut mencapai cukup umur tubuh (Tillman, dkk., 1984). Menurut Susman (1960) yang dikutip oleh Azis (1989) pertumbuhan ada tiga fase yaitu pertama log fase yaitu mulai ketika ternak mempersiapkan diri untuk hidup, kedu eksponensial fase yaitu perkembangan kepingan tubuh yang berlangsung dengan baik hingga mencapai perkembangan yang tetap dan ketiga stationery fase yaitu ketika dimana pertumbuhan tersebut dalam keadaan tetap.
0 Response to "Tahapan Perkembangan Ternak Sapi, Pedet Hingga Dewasa"