Dalam empat pekan terakhir, lovebird Matso milik Hadi CNI Surabaya meraih kemenangan beruntun, dua di antaranya nyaris nyeri. Hal inilah yang menciptakan Om Hadi optimis, Matso benar-benar sudah kembali ke peak performance, bahkan dibutuhkan lebih baik daripada sebelumnya.
Sepanjang tahun kemudian hingga awal tahun ini, Matso menjadi momok bagi lovebird-lovebird lainnya di Indonesia. Segudang prestasi telah ditorehkannya, antara lain menjuarai Angkasa Cup Malang (BnR), Maestro Cup (PBI Tangerang), Exponak Cup Blitar dan Cosmos Cup Malang (independen), dan Jumbo Oil Cup di Bandung (PBI).
setelah itu, Matso mabung. Namun sesudah mabungnya rampung, burung ini tak kunjung kembali ke top form. Om Ambon yang dipercaya Om Hadi CNI merawat Matso tidak patah semangat. Dia tetap telaten merawatnya, dan punya keyakinan bahwa pada saatnya Matso dapat tampil menggelegar lagi.
Penantian panjang selama 8 bulan
Oktober 2014 menjadi bulan menggembirakan bagi Om Hadi CNI. Pasalnya, sesudah menanti selama delapan bulan, Matso jadinya mau kembali tampil di lapangan. Even perdana yang diikutinya ialah Denpom Malang (26/10), dengan meraih juara 1 di kelas utama.
Seminggu kemudian, 2 November lalu, Matso kembali beraksi, dengan meraih juara 1 dan 2. Matso kemudian dibawa ke even nasional, ialah Piala Panglima Tentara Nasional Indonesia di Jakarta (9/11), dan kembali menjadi juara 1.
Minggu (16/11) lalu, Matso meraih juara 1 dan 2 dalam kontes 2nd Anniversary TKKM Jogja. Berarti, empat pekan berturut-turut Matso terus meraih kemenangan dan selalu juara 1.
Lantas, bagaimana Om Ambon merawat lovebird Matso hingga jadinya dapat kembali tampil ibarat semula?
Perawatan Lovebird Matso
Om Ambon mengatakan, rahasiannya hanyalah merawat secara telaten dan ajeg(konsisten). “Setiap hari mandi dan jemur secara teratur. Jemurnya mulai jam tujuh hingga sembilan pagi. Makannya sih biji-bijan biasa ibarat milet putih. Ekstra fooding berupa kangkung, tetap cukup dua kali seminggu saja,” jelasnya.
Sehari-hari, lovebird Matso tidak pernah pakai kerodong. Di luar jam pengeringan, burung dibiarkan saja di lokasi terbuka sambil diangin-anginkan.
Kalau mau lomba, tambah Om Ambon, maka selama di pinggir lapangan juga dirawat terbuka, biar burung dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Jadi, saat digantang, burung sudah tak kaget lagi, dan tidak pernah merasa berada di lokasi asing.
semoga bermanfaat
sumber omkicau.com
0 Response to "8 Bulan Macet Bunyi. Dirawat Dengan Cara Ini Eksklusif Nyabet Juara Beruntun Dalam 4 Pekan"