Pada artikel sebelumnya kami membahas 3 infeksi bakteri, virus dan jamur yang menjadikan burung lovebird dada nyilet, pada artikel ini merupakan sambungan dari artikel sebelumnya. Pada artikel sebelumnya kami membahas wacana 3 penyebab dan cara mengatasi burung lovebir dada nyilet yang di antaranya ialah :
1. Penyakit PDD
2. PENYAKIT PSITTACOSIS
3. ASPERGILLOSIS
Untuk lebih terang sanggup di baca pada artikel :
Cara Mengatasi Lovebird Dada Nyilet Karena Infeksi Bakteri, Virus Dan Jamur Part 1
Oke, kita akan lanjut ke beberapa penyebab dan cara mengatasi burung lovebird dada nyilet selanjutnya :
4. TB BIRD (AVIAN TUBERCULOSIS)
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi kuman tuberkulosis (TB akronim dari tuberkulosis). Burung TB sanggup menyerang semua jenis burung, termasuk lovebird. Dalam beberapa kasus, burung yang terinfeksi mungkin mengalami kematian mendadak, bila berat tubuh masih normal.
Namun, kebanyakan burung yang terinfeksi akan menunjukkan tanda-tanda awal penurunan berat tubuh drastis, sehingga burung menjadi kurus dan tulang mereka terlihat sangat menonjol. Padahal, selera burung masih bagus. Hal ini juga sering dikeluhkan para peternak lovebird, mengapa burung kurus meski nafsu makannya masih bagus. Mereka sering berpikir bahwa burung diserang cacing.
Untuk membedakannya dari cacing usus, burung dengan TB akan mengalami diare, depresi, sulit bernafas, dan sering merasa haus. Pada induk burung, jumlah produksi telur menurun drastis. Jika kondisinya kronis, pengobatan menjadi tidak mempunyai kegunaan lantaran biasanya menjadikan kematian. Karena itu, ketika Anda menyadari burung tersebut terlihat kurus lantaran nafsu makannya masih bagus, perlu diketahui tanda klinis lainnya ibarat diare, sulit bernafas, lesu, dan sering diminum.
Pencegahan Avian Influenza
Penyakit ini sanggup ditularkan melalui tinja unggas yang terinfeksi yang mencemari pakan, dan pakan yang tercemar diambil dan dimakan oleh unggas yang sehat. Tentu hal ibarat ini sulit dipantau 24 jam. Cara terbaik untuk mengendalikan penyakit ini ialah dengan menyingkirkan unggas yang terinfeksi, segera sehabis menemukan burung atau beberapa yang menunjukkan tanda-tanda klinis ibarat di atas. Karena jikalau sanggup disembuhkan, mycobacterium avium dalam waktu lama, dan terkadang sanggup kembali muncul.
Yang penting untuk dicurigai ialah jikalau Anda bertemu dengan lovebird nyilet chest, tapi nafsu makannya masih bagus, maka sebaiknya Anda berpisah dulu ke sangkar karantina.
5. CANDIDA / CANDIDIASIS
Kandidiasis ialah penyakit yang umum terjadi pada burung yang melewati penggunaan proteksi makan tangan. Adonan segar menjadikan materi masuk ke dalam cache dan fermentasi terjadi di jalan masuk pencernaan burung. Bagian yang terkena pada awalnya hanya jalan masuk pencernaan, namun akan menyebar ke sistem pernafasan, paruh, kulit, bulu, mata, jalan masuk reproduksi, bahkan sistem saraf pusat.
Sebab:
Selain menyerang anakan burung, penyakit ini juga sanggup menyerang unggas cukup umur yang memperlemah sistem kekebalan tubuh. Lovebird yang diberi makan hanya dengan gandum tanpa variasi lain ibarat sayuran dan buah-buahan berpotensi diserang oleh penyakit ini.
Burung yang kekurangan vitamin A juga rentan terhadap kandidiasis. Salah satu tanda yang gampang terlihat pada unggas yang kekurangan vitamin A ialah melihat bulu halus di atas cere (daerah berdaging di atas paruh). Bulu itu terlihat kotor, atau ada noda, lantaran terpapar cairan / lendir yang keluar dari lubang hidung (nares). Warna cere juga akan memudar, begitu pula warna bulu secara keseluruhan.
Burung yang kekurangan vitamin A akan menurunkan nafsu makan, sehingga usang menjadi kurus dan nyilet dada.
Gejala kandidiasis
Puppies yang menderita kandidiasis mempunyai cache yang bisul atau makanan. Jika Anda menemukan anakan yang tanamannya selalu terlihat kenyang, sementara Anda belum memberi mereka makan, maka burung berhati-hati terhadap kandidiasis. Burung juga sering muntah, dengan mengeluarkan cairan berlendir, termasuk memuntahkan pakan yang gres dikeluarkan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pada tahap awal penyakit ini hanya menyerang cache, namun bila tidak segera diobati akan menyebar ke organ pencernaan lainnya, bahkan menginfeksi jalan masuk pernafasan:
- Jika pecahan dari ekspresi dan paruh juga terinfeksi, maka akan sering terlihat lendir yang keluar dari ekspresi burung, dan berbau menyengat.
- Jika jalan masuk pencernaan lainnya diserang, disinilah nafsu makan akan menurun drastis, berat tubuh juga jauh berkurang sehingga burung menjadi kurus, sering muntah, dan diare.
- Jika jalan masuk pernafasan terinfeksi, lubang hidung akan melepaskan lendir, burung sulit bernafas, dan deru napas terlihat lebih cepat.
Pencegahan dan Pengobatan
Untuk pencegahan kandidiasis, biasakan untuk memberi makan burung, segera sehabis gabungan dibuat. Jangan hingga gabungan hingga 1-2 jam, kemudian girang saja, lantaran ragi sanggup tumbuh dengan cepat.
Kedua, biasakan sangkar selalu dalam kondisi bersih, semoga tidak ditumbuhi jamur yang sporanya sanggup terbang melekat pada adonan. Untuk memastikan sangkar selalu bebas dari jamur, bakteri, dan parasit, coba seminggu sekali disemprot dengan larutan FreshAves (5 gram bubuk dilarutkan dalam 1 liter air).
Bagi burung yang telah diserang, Anda sanggup memakai BirdBlown yang sanggup mengerjakan dua sistem sekaligus, yaitu sistem pencernaan dan sistem pernapasan pada burung. Pengobatan sanggup dilakukan selama 7 hari berturut-turut.
6. POLYOMA / AVIAN POLYOMA
Polyomas ditandai dengan memar dan pendarahan di bawah kulit.
Virus avian polyoma ialah salah satu penyebab kematian terbesar pada burung beo, termasuk sejoli. Burung burung nuri yang juga sering diserang ialah burung pipit, ayam, dan kalkun. Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak ayam dan burung muda. Virus ditularkan dari unggas yang sakit ke unggas yang sehat. Bisa juga ditularkan melalui telur yang terinfeksi, sehingga belum dewasa anjing semenjak menetas telah diserang oleh pemanjat ini.
Gejala awal yang gampang dideteksi pada penyakit ini ialah munculnya memar dan pendarahan di bawah kulit. Umumnya terjadi pada burung hingga usia 7 minggu. Kematian sanggup terjadi 12 - 48 jam semenjak munculnya memar dan pendarahan.
Jika burung bertahan, tapi tidak segera diobati, tanda-tanda klinis lainnya akan muncul:
- Pembengkakan perut
- Burung mengalami tremor / sering gemetar.
- Tubuhnya lemah, gampang goyah / jatuh.
- Pertumbuhan bulu tidak normal.
- Meski lebih sering ditemukan pada anak burung nuri, unggas cukup umur dewasa sanggup diserang namun dengan angka kematian lebih rendah. Gejala yang ditemui pada unggas cukup umur termasuk diare, muntah, nafsu makan berkurang, cache kosong, berat tubuh turun drastis, depresi, induk berkembang biak telur yang selalu mati di telur, berdarah di bawah kulit, dan lumpih.
Burung paruh besar yang bengkok ibarat macaw sanggup mati mendadak tanpa tanda-tanda klinis, atau mereka mungkin mati sehabis menunjukkan tanda klinis yang dijelaskan di atas. Tindakan pencegahan terbaik ialah menjaga kebersihan sangkar sangkar dan sangkar kandang. Anda sanggup menyemprotkan larutan FreshAves untuk mendisinfeksi sangkar, atau taburi bedak FreshAves di bawah materi sarang untuk mencegah masuknya virus, bakteri, parasit, dan jamur.
Di beberapa negara maju, pejantan lovebird umumnya memakai layanan veteriner untuk melaksanakan vaksinasi polyoma. Sayangnya, hingga ketika ini belum ada vaksin yang beredar di Indonesia. Pengobatan untuk penyakit ini juga tidak tersedia.
7. VIRUS NILE BARAT (WNV)
West Nile Virus (WNV) ialah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Biasanya terjadi di animo hujan. Penyakit ini pertama kali ditemukan di New York pada tahun 1999, kemudian menyebar hampir ke seluruh Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko. Belum ada laporan apakah WNV pernah terjadi di Indonesia.
Gejala: Pada unggas, virus sanggup menjadikan kematian akut, tanda klinis yang melibatkan sistem saraf (kejang, tidak terkoordinasi, penurunan berat badan, diare, tremor niat, kesulitan berjalan atau enteritis), atau infeksi mungkin tidak terjadi. Burung yang terinfeksi sanggup mati atau pulih secara impulsif (dengan atau tanpa perawatan suportif). Strain virus yang berbeda menunjukkan tingkat patogenisitas yang berbeda, yang berarti bahwa beberapa strain sangat berbahaya dan cenderung menjadikan penyakit klinis.
Gejala klinis penyakit WNV
- Melibatkan sistem saraf, dengan tanda-tanda kejang, incoordination, tremor, sulit berjalan, bahkan kelumpuhan.
- Burung mengalami diare.
- Penurunan berat tubuh drastis, dan tulang dada menonjol (nyilet).
- Burung yang terinfeksi sanggup mati mendadak, namun sanggup juga disembuhkan secara impulsif (dengan atau tanpa perawatan suportif). Strain berbeda dengan virus menjadi alasan mengapa efeknya berbeda.
Pencegahan dan Pengobatan
Sampai ketika ini belum ada pengobatan yang efektif untuk infeksi WNV. Pencegahan menjadi solusi terbaik, antara lain dengan sering mengendalikan pemandian burung, untuk memastikan tidak ada larva nyamuk di dalamnya.
Untuk mencegah datangnya nyamuk, Anda sanggup menyemprot sangkar dengan larutan FreshAves. Cara 5 gram bubuk FreshAves dilarutkan dalam 1 liter air, dimasukkan ke dalam botol sprayer, kemudian disemprotkan ke seluruh pecahan sangkar dan lingkungan disekitar kandang.
0 Response to "Cara Mengatasi Lovebird Dada Nyilet Alasannya Yakni Bisul Bakteri, Virus Dan Jamur Part 2"