Kematian mendadak sering terjadi pada burung kicau dan burung yang tidak berkicau menyerupai burung perkutut dan burung merpati. Burung yang semula tampak sehat, atau tidak memperlihatkan sikap sakit, tiba-tiba lemas di belahan bawah sangkar dan mati. Kondisi ini sering menjadi pertanyaan bagi kicaumania. Untuk menjawab ini, berikut beberapa penyebab burung mati mendadak dan bagaimana cara mencegahnya. Burung yang sakit sanggup diamati dari sikap sehari-hari mereka. Tanda yang paling umum ialah kehilangan nafsu makan, tidak aktif, bulu sering mengembang (nyekukruk), serta kotoran dan perubahan warna yang encer.
Bila burung mengalami gejala ini, pemiliknya sanggup pribadi mengambil tindakan yang diperlukan. Tapi ada juga burung yang asalnya sehat, tiba-tiba mati. Akibatnya, kita tidak sanggup melaksanakan pertolongan pertama, sebab burung sudah mati. Di beberapa negara maju, peternak burung berskala besar biasanya membentuk kemitraan dengan dokter hewan. Jika burung mengalami ajal mendadak, mereka pribadi meminta sumbangan dokter binatang untuk mengautopsi mayit burung.
Dengan demikian, peternak sanggup mengetahui penyebab niscaya ajal mendadak. Jika ditemukan penyakit mematikan yang dikhawatirkan menyebar, peternak sanggup menangkalnya lebih awal. Tapi ini jarang terjadi di Indonesia. Apalagi peternak burung berskala besar di negeri ini juga masih tergolong kecil. Tidak mengherankan bila peternak masih galau apakah ada unggas yang mati mendadak. Sebagai panduan, berikut beberapa penyebab burung mati mendadak:
1. Burung selalu terkena sinar matahari
Paparan sinar matahari di pagi hari sangat baik untuk kicauan burung. Tapi kalau terlalu sering ditantang di daerah terbuka, apalagi dikala kondisi cuaca sangat panas, sanggup jadi menjadi sumber tragedi bagi burung. Paparan sinar matahari yang berlebihan akan diterima oleh badan burung, namun tidak sanggup dikeluarkan dari tubuh. Akibatnya burung rentan mengalami stres panas dan sengatan panas. Dalam banyak kasus, kondisi ini sanggup mengakibatkan ajal mendadak.
Tidak hanya itu. Burung dengan jerawat pernafasan dan gangguan kesehatan lainnya juga rentan terhadap ajal dikala terus-menerus berada di titik panas, atau selalu terpapar sinar matahari. Untuk mencegah hal ini, pengeringan unggas diharapkan hanya dengan durasi pengeringan tidak lebih dari 2 jam. Usahakan juga supaya burung tidak dikeringkan lagi bila sudah memperlihatkan pukul 10.00.
Jika cuaca mulai melepuh, segera gerakkan sangkar ke lokasi lain yang cukup teduh dan sedikit berangin. Sedangkan untuk unggas yang sakit atau mempunyai jerawat pernafasan, sebaiknya tidak dikeringkan sebelum kondisinya pulih sepenuhnya.
2. Burung mengkonsumsi pakan yang rusak / berjamur
Umpan utama yang biasa diberikan untuk beberapa jenis burung ialah chirping voer dan grain. Sedangkan untuk masakan suplemen (EF) sanggup bersumber dari binatang (serangga, cacing, ikan) dan buah-buahan. Jika pakan yang diberikan dalam kondisi tidak higienis, alias sudah tercemar kuman dan / atau jamur, maka burung sanggup terkena. Burung yang awalnya sehat, tiba-tiba lemah dan mati dalam beberapa jam.
Untuk mencegah burung mati mendadak akhir jamur masakan / kuman yang terkontaminasi, belilah pakan supaya kemasannya tetap utuh / tidak rusak. Jangan memberi makan bila isinya telah berubah warna, bau, dan berjamur. Begitu pula dengan suplemen pakan. Bersihkan buah pertama yang akan diberikan pada burung, jadi bebas dari kotoran dan sisa materi kimia berbahaya.
Serangga EF, contohnya jangkrik dan kroto, dibudidayakan dalam kondisi segar. Jangan berikan jangkrik yang mati. Jika kroto mempunyai busuk busuk, sebaiknya buang saja, jangan berikan ke burung.
3. Burung terkena racun
Kematian mendadak pada burung juga sering terjadi akhir paparan racun. Racun tidak hanya bersumber dari tanaman beracun dan serangga, tapi juga sanggup berasal dari udara yang mereka hirup, dan sangkar dan perlengkapan logam. Ada beberapa jenis serangga yang sangat mematikan bila dikonsumsi oleh burung sebab mengandung acun. Selain itu, burung juga rentan terhadap keracunan bila sering terkena polusi udara akhir pembakaran sampah, asap rokok, knalpot kendaraan bermotor, amonia dari catdan sebagainya.
Untuk mencegah hal ini, tempatkan unggas di daerah yang sejuk dari sumber polusi udara menyerupai dapur, ventilasi, pendingin udara, sangkar yang gres dicat, pembakaran sampah, dan sebagainya. Selama masa istirahat, menyerupai siang dan malam hari, biasakan mengangkut sangkar untuk mencegah serangga yang tidak diinginkan mendekati sangkar.
4. Burung terlalu stres
Kematian mendadak juga sanggup terjadi sebab burung terlalu stres. Saat stres, kondisi burung menjadi sangat lemah sehingga gampang terjangkit penyakit. Sebagai tindakan pencegahan, dikala burung mengalami stres berat, maka hening dulu dengan menyimpannya di daerah yang sejuk dan jauh dari kehadiran insan dan burung lainnya. Begitu kondisinya tenang, segeralah memperlihatkan masakan kaya gizi, bersama dengan multivitamin menyerupai BirdVit.
5. Ssalah Memegang Burung
Bila burung stres atau lemah sebab sakit, tidak jarang anda memegangnya untuk mengecek kondisinya, atau pribadi memasukkan pakan ke paruh. Namun, untuk yang kurang berpengalaman, burung sanggup mati mendadak, apalagi dikala tangan kita menekan dada burung.
6. Penyakit yang sulit / tidak sanggup dideteksi
Meski kondisi kesehatan burung umumnya sanggup diketahui dari sikap sehari-hari, ada beberapa penyakit yang tidak sanggup dideteksi hanya melalui pengamatan saja, menyerupai penyakit hati, jerawat virus, dan sebagainya. Untuk mencegahnya, pastikan burung selalu mendapat asupan pakan kaya nutrisi. Selain itu, untuk menjaga kondisi sehat setiap hari, beri multivitamin menyerupai BirdVit dalam perawatan sehari-hari.
0 Response to "Penyebab Dan Cara Mengatasi Burung Mati Secara Mendadak"